Bandara Kualanamu, Medan.
Ini menjadi kali kedua Sada berkunjung ke Medan dan bedanya sekarang dia telah resmi menjadi istri Satya. Doa yang diucapkan Opung Boru beberapa bulan yang lalu benar-benar terkabul. Sada berjalan bersisian dengan Zara sambil menggenggam tangan gadis kecil itu. Sebelah tangan Sada tampak sibuk dengan boneka beruang kesayangan Zara, ponsel, dan tas tangannya.
Di depannya Satya berjalan dengan langkah lebar sambil menggeret dua koper besar miliknya dan Sada. Tiga hari setelah pernikahannya di Jakarta, Sada dan Satya akan menggelar acara adat di Medan untuk memberikan marga pada Sada yang akan mulai digelar besok hingga beberapa hari ke depan.
Orang tua Satya sudah berangkat sejak kemarin pagi bersama keluarga Satya yang menghadiri pernikahannya di Jakarta. Sedangkan orang tua Sada baru akan menyusul dua hari lagi karena Papinya sedang ada dinas.
"Mbak Sada!!" Lula berseru heboh sambil melompat-lompat dan melambaikan tangannya begitu melihat Sada dan Zara keluar dari pintu kedatangan. Sedangkan Arlan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya.
Sada tertawa melihat betapa hebohnya sepupu suaminya itu saat menyambut kedatangannya.
"Kangen banget lho aku, mbak," ucap Lula lalu memeluk Sada dari samping.
"Gak usah lebay, resepsi kemarin juga ketemu," ujar Satya melirik Lula sekilas.
"Kamu gak usah nyinyir gitu dong, merusak kesenangan aja. Iya kan, La?" Sada menoleh pada Lula yang menatap Satya dengan wajah cemberut.
"Tau nih bang Satya, masih aja galak," ucap Lula.
"Ibu, apa itu nyinyir?" Tanya Zara dengan wajah polos, ingin tahu. Satya melotot pada Sada, itu akibatnya jika Sada asal ceplos di depan anak kecil.
"Nyinyir itu, gak bisa lihat orang lain senang, nak. Ala jangan gitu ya? Kalau lihat orang lain senang kita juga harus ikut senang," jelas Sada melirik Satya sekilas.
"Yayah jangan nyinyir dong, tante Lula kan senang ketemu Ibu," ucap Zara menoleh pada Satya.
"Yayah gak nyinyir, nak," jawab Satya.
"Ayo kita pulang sekarang," ajak Arlan lalu mengambil alih satu koper besar dari tangan Satya dan mereka berjalan lebih dulu menuju parkiran.
"Wah, heran banget, kenapa abang-abangku semuanya cuek ya?" ujar Lula lalu ikut menggandeng tangan Zara.
"Seenggaknya Bang Arlan gak galak kayak kak Wira," ucap Sada. Lula tertawa.
"Iya sih," jawab Lula setuju.
"Oi, yang cepat jalannya!" Satya menolehkan kepalanya melihat Sada dan Lula yang tertinggal beberapa meter di belakangnya.
"Iya ih galak amat, bang," ucap Lula.
"Ayo cepat nak, nanti Yayahnya berubah jadi hulk," ujar Sada lalu mempercepat langkahnya.
"Hulk yang ijo terus gede itu ya, Bu?"
"Iya."
Zara dan Lula yang mendengar itu tertawa, tentu saja mereka langsung membayangkan hulk tetapi dengan wajah Satya yang lagi marah-marah.
"Tapi Zara jangan bilang ke Yayah, nanti Yayah marahin Ibu," ujar Sada.
"Yayah gak akan marahin Ibu," jawab Zara.
"Kenapa gitu?" Tanya Sada.
"Yayah kan sayang sama Ibu, jadi gak akan marah sama Ibu." Zara menjawab sambil menyunggingkan senyumannya, seolah meyakinkan sang Ibu jika Ayahnya memang benar-benar menyayangi Ibunya dengan tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [SELESAI] ✅️
Romance[ Spin off Move On] "Rasa rindu yang paling menyakitkan adalah ketika kita merindukan seseorang yang berbeda dunia dengan kita. Hanya tercurahkan lewat doa disetiap sujud" -Persada Nastiti Aulia- "Rasa cinta yang paling menyakitkan adalah mencintai...