SERENDIPITY - 31

4.2K 833 117
                                    

Pertemuannya dengan Lydia kemarin benar-benar membuat Sada tidak bisa fokus pada pekerjaannya. Bahkan foto USG yang ditunjukkan Lydia terus berputar dalam benaknya. Sada memejamkan matanya sejenak lalu memijit pelipisnya, kepalanya berdenyut nyeri.

Otak Sada sulit mencerna apa yang telah terjadi antara Lydia dan Satya, Sada bahkan enggan untuk percaya. Tetapi melihat bagaimana Lydia mendatanginya dengan putus asa, memohon agar Satya mau bertanggung jawab, dan bukti gambar dari cctv hotel...

Lamunan Sada buyar saat ponsel disebelahnya berbunyi. Ada notifikasi chat yang masuk, Sada mengambil ponselnya dan perasaannya kembali sesak melihat chat yang masuk dari Satya. Seharusnya Sada bahagia karena akhirnya lelaki itu menghubunginya, yang artinya dia kembali dengan selamat. Tetapi Sada malah merasakan perasaan sedih.

Kak Wira
Misinya sudah selesai.

Entah sejak kapan kebiasaan itu berlangsung, setiap Satya kembali dari tugas, lelaki itu akan mengabarinya lalu mereka akan bertemu, entah itu hanya sekadar makan malam bersama atau Satya yang menjemput Sada pulang kerja. Sada kemudian mengetikkan balasan sambil menahan air matanya yang hampir jatuh.

Iya.

Sada tidak tahu harus memberi balasan seperti apa. Tak lama, chat dari Satya kembali masuk.

Kak Wira
Mau dijemput pulang kerja?

Boleh.

Kak Wira
Pulang jam berapa hari ini?

Jam 5.

Kak Wira
Oke.

Sada kembali meletakkan ponselnya, reaksi seperti apa yang harus dilakukannya nanti? Harus mulai dari mana Sada mengungkapkan semuanya? Sada menghela napas lalu mengusap wajahnya, Sada benar-benar dalam kebingungan sekarang.

"Da, lo kenapa?" Tanya Raina mengalihkan perhatian Sada. Sada menolehkan kepalany pada Raina. Raina merasa Sada hari ini terlihat aneh, lebih banyak melamun dan lebih pendiam dari biasanya.

"Gak apa-apa," jawab Sada seadanya. Sada memang belum ingin menceritakan masalah ini, dia harus menanyakan pada Satya lebih dulu.

"Lo berantem ya sama bang Satya?" Tebak Raina.

"Enggak. Cuma gak mood aja," jawab Sada.

"Ditinggal tugas?" Raina kembali menebak, berusaha mencari penyebab perubahan sikap Sada. Sada akhirnya memilih mengangguk, membuat Raina tertawa.

"Dulu aja bodo amat, sekarang ditinggal tugas malah galau, bucin lo!" Ledek Raina. Sada hanya tersenyum menanggapi ledekan Raina lalu kembali menekuni laptopnya, menunggu jam pulang kerja.

Entah berapa lama Sada menyibukkan dirinya hingga Meta sudah berlari kecil menghampiri kubikel Sada.

"Sadaaa! Bang Satya udah ada di bawah nungguin lo!" Pekik Meta penuh semangat.

"Akhirnya masa galau Sada selesai!" ucap Raina dengan lega. Dia tahu sekali bagaimana menunggu orang yang dicintai selama menjalankan tugas negara, harus rela tanpa kabar berhari-hari.

"Gue duluan ya," pamit Sada dan berlalu diikuti tatapan bingung dari ketiga sahabatnya karena ekspresi Sada yang tidak menunjukkan keceriaan sama sekali.

🌻🌻🌻

Satya menunggu Sada di loby seperti biasa sambil mengamati chatnya dengan Sada. Tidak biasanya gadis itu menjawab singkat chatnya. Tetapi Satya berusaha untuk berpikir positif, mungkin saja Sada tadi sibuk. Yang penting Sada tidak menghindarinya dan masih membalas pesannya.

Langkah kaki seseorang membuat Satya mendongakkan kepalanya dan melihat Sada berjalan mendekat. Satya memasukkan ponselnya lalu beranjak dari tempatnya.

SERENDIPITY [SELESAI] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang