SERENDIPITY - 11

12.1K 1.7K 149
                                    

Satya memasuki rumahnya dan langsung disambut dengan Aries yang sudah duduk di sofa ruang televisi sambil menonton salah satu serial film luar negeri.

"Ngapain ke sini Bang?" tanya Satya membuat perhatian Aries dari layar televisi teralih. Aries mengamati Satya yang memakai seragam biru mint khas matra angkatan udara.

"Bawain undangan nikahan," jawab Aries.

"Tuh, Aries udah mau nikah lho bulan depan, kamu kapan nyusul?" ucap Bunda yang baru saja kembali dari dapur dengan segelas es teh tawar untuk keponakannya.

"Satya belum mau nikah, Bun," ucap Satya yang langsung mendapat pelototan dari Bunda.

"Dulu Bunda masih tenang ya karena Aries belum nikah, jadi kamu ada temen yang dinyinyirin sama Opung, sekarang Bunda gak bisa diem aja, bulan depan kamu kenalin Sada ke keluarga besar kita," titah Bunda tak terbantahkan.

"Kalau Sada menolak gimana, Bun?" tanya Satya. Dia tahu untuk mendapatkan Sada masih sulit, Satya masih berusaha tetapi jika dia terburu-buru Satya takut Sada tidak nyaman.

"Bujuk lah, orang tuh ya kalau ditolak sama cewek ya usaha, bukannya ngeluh, Iya kan Es?" Bunda mengalihkan pandangannya pada Aries untuk meminta dukungan.

"Iya Bun," jawab Aries mengiyakan. Dia menatap Satya dengan sorot mengejek. Sedangkan Satya mendengus. Usianya dan Aries hanya berbeda beberapa bulan, sebentar lagi dia akan memasuki usia 33 tahun, beberapa kali juga putrinya sudah meminta adik untuk temannya bermain.

"Nanti Satya usahain Bun," ucap Satya, dia masih tidak yakin jika Sada mau ikut dengannya ke Medan.

"Idih, gak pasti banget jawabannya." Bunda menatap Satya dengan keki kemudian pamit untuk menemani Zara belajar.

"Nanti habis makan malam baru balik ya Es?" ucap Bunda. Aries mengiyakan saja.

"Langsung ajak nikah lah Sat, gak usah kelamaan mikir," ucap Aries sepeninggalan Bunda.

"Halah bacot lo Bang, dulu aja ada yang ditinggal ke Lombok dulu baru nyadar," jawab Satya. Aries berdecak.

"Kampret ya lo," cibir Aries.

"Nanti deh gue minta Raina buat bujuk Sada juga," ucap Aries lagi. Kata Raina, Sada itu walaupun lemot dan kadang polos tapi dia tipe cewek yang susah dikasihtau. Ribet lah pokoknya.

"Kalau dia nolak, gue tinggal maksa aja deh Bang, gue ngomong sama orangtuanya aja sebagai pendukung gue," ucap Satya dengan santai. Aries terbahak.

"Keren pegangan lo kalau gitu."

"Dari pada nanti gue yang disindir sama Opung," ucap Satya. Dia sangat tahu Opung Boru dan Opung Doli adalah orangtua yang paling jago urusan menyinggung perasaan orang lain, apalagi ini perihal cucunya yang belum menikah juga.

Satya masih ingat saat dulu dia, Aries, dan mendiang Satria selalu menjadi bahan singgungan Opung setiap ada cucunya yang menikah.

"Heran aku ya sama kelen bertiga. Apalagi sama Satya dan Aries, umur udah masuk 30 kok masih betah sendiri, mau jadi perjaka tua?"

"Aku itu ingin punya cicit--"

"Cicit Opung kan udah banyak, mau berapa lagi?" Saat itu Satria menjawab dengan kalem.

"Heh! Mau kelen aku cabut dari marga Nasution?"

Kalau sudah begitu, mereka hanya bisa meminta maaf dan membuat janji kosong tentang pernikahan.

Kini Aries akan segera menikah, Satria sudah pergi mendahului mereka, tersisa Satya yang masih belum tahu ke mana arah hubungannya dan Sada akan berlabuh.

SERENDIPITY [SELESAI] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang