Malam beranjak semakin larut tetapi Sada belum bisa memejamkan matanya. Pandangannya masih terarah pada foto yang sama dengan yang dilihatnya tadi siang. Pada latar foto itu, orang yang dilihat Sada adalah Satya yang berdiri tak jauh dari tempat Sada berfoto. Walaupun foto itu sudah 10 tahun yang lalu, namun wajah Satya tidak memiliki banyak perubahan.
Sada bahkan masih terdiam mencerna apa yang dia lihat, lalu doa saat dia berada di Jabal Rahmah yang secara acak diucapkan Sada kembali terngiang,
"Ya Allah, aku mau deh bertemu jodoh di sini, seperti Nabi Adam dan Siti Hawa. Kalaupun berpisah, pasti akan ketemu lagi."
Doa yang diucapkan Sada saat itu kini disadari Sada, doa itu bahkan langsung diijabah walaupun saat itu mereka tidak sadar jika pernah berpapasan.
Sada tersentak saat pintu kamarnya diketuk. Dengan malas, Sada beranjak bangun. Mungkin itu Melody yang ingin numpang nonton drama agar tidak ketahuan orang tua mereka. Begitu membuka pintu sudah ada kedua orang tuanya dan juga Melody.
"Happy Birthday, Teteh!!!"
Lalu lagu ulang tahun dinyanyikan oleh Papi, Ibu, dan Melody dengan penuh semangat. Saat selesai bernyanyi, Sada malah berjongkok dan tiba-tiba menangis.
"Loh? Kok malah nangis? Tiup lilin dulu sini, Teh," ucap Papi dengan heran.
"Cepetan atuh, Teh. Meleleh nanti lilinnya," ujar Ibu sambil membantu Sada untuk berdiri.
Sada menyeka air matanya lalu meniup lilin setelah make a wish.
"Udah 28 tahun anak Papi, semoga tahun ini bisa nikah ya," ujar Papi. Sada hanya tersenyum. Dia juga tidak tahu apakah harapan Papinya itu bisa terwujud.
"Teteh aja lupa kalau hari ini ulang tahun," ujar Sada sambil tertawa lalu menyeka air matanya yang keluar. Setelah mendapat ucapan dari orang tua dan adiknya, lalu foto bersama, Sada kembali ke kamarnya.
Masalah yang dialaminya beberapa hari ini benar-benar membuat Sada lupa jika hari ini usianya telah bertambah.
'Ya Allah kalau doa ku di Jabal Rahmah bertahun-tahun yang lalu beneran diijabah, kalau memang kak Wira orangnya, segera selesaikan masalah ini.'
Sada menghembuskan napasnya, berharap saat bangun nanti perasaannya jauh lebih baik dan masalah ini bisa segera selesai.
"Jauh sebelum aku ketemu kak Satria, aku udah ketemu kamu lebih dulu kak," gumam Sada.
Pertemuan itu bahkan tidak disadari oleh keduanya, lalu di masa sekarang, takdir itu terjadi begitu saja. Mereka dipertemukan kembali dan kali ini secara sadar. Pertemuan yang benar-benar tidak terduga.
🌻🌻🌻
Kejutan ulang tahun Sada tentu saja belum berakhir. Sada memutuskan untuk masuk kerja hari ini karena orang tuanya berangkat keluar kota untuk dinas sedangkan Melody di sekolah hingga sore. Sada malas saja harus sendirian di rumah.
Saat pulang kerja, Sada mendapat kejutan dari rekan kerjanya juga sahabat-sahabatnya. Sada kemudian membelikan makan malam untuk rekan kerjanya dan mereka menikmati makanan itu di kubikel masing-masing.
Namun dari banyaknya kejutan yang dia terima, pikiran Sada malah tertuju pada Satya.
'Kak Wira tau gak ya hari ini gue ulang tahun?'
Sada menghela napas panjang. Satya tidak pernah menghubunginya sama sekali, bahkan saat dia di rumah sakit. Sada berharap sekali lelaki itu menghubunginya, akan tetapi Sada juga kan yang meminta untuk tidak ditemui selama Satya belum membuktikan hubungannya dengan Lydia.
"Yang ulang tahun malah galau, masalah lo sama Bang Wira belum kelar juga ya?" Tanya Meta yang memang sudah mengetahui pertengkaran Sada dan Satya.
Sada yang sedang melamun, menolehkan kepalanya pada Meta. Meta sedang menunggu dijemput oleh suaminya sedangkan Raina dan Olivia sudah pulang duluan setelah mengambil makan malam mereka yang dibelikan Sada.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY [SELESAI] ✅️
Romance[ Spin off Move On] "Rasa rindu yang paling menyakitkan adalah ketika kita merindukan seseorang yang berbeda dunia dengan kita. Hanya tercurahkan lewat doa disetiap sujud" -Persada Nastiti Aulia- "Rasa cinta yang paling menyakitkan adalah mencintai...