Driiiiiing!!!!!!!!!!!
"Abri.... Bangun sudah pagi....."
Mataku terbuka secara perlahan, sinaran mentari seketika menusuk masuk menembus kornea mataku.
Pagi yang cerah, burung berkicau dengan indah dan.....
"bri, ini hari pertamamu di SMA, nanti telat", sahut ibuku dari luar kamar.
Aku yang masih terduduk seketika memandangi jam di dinding yang telah menunjukkan pukul 06:38 pagi.
"haaaaaa!!!!!"
Aku panik dan segera turun dari ranjang.
Aku lalu mengambil handuk dan keluar dari kamarku.
"hei hei pelan-pelan!", tegur kakak ku yang terkejut begitu aku membuka pintu kamar.
"maaf kak!!!!", sahutku sambil berlari masuk ke kamar mandi.
.
.
.
.
"makanya kalau malam jangan tidur larut", kakak menegurku sembari mengendarai motor.
"ya maaf, aku juga lambat tidur kan buat nyetrika seragam", gumamku.
Sebelumnya perkenalkan...
Namaku Abri, Muh. Abri Syam
Dan pria yang sedang memboncengku ini adalah kakak laki-laki ku, kak Aryo, seorang tentara yang over protektif pada kedua adiknya.
Iya, aku masih punya saudara lain, seorang kakak perempuan bernama Nima.
Kami tinggal berempat dengan ibu, ayah sudah tiada sebelumnya karena meninggal dalam tugas pengamanan sebagai seorang prajurit.
"kak Aryo, ini seragamnya tidak ada yang lebih ketat lagi?!", keluhku, soalnya aku juga tidak suka pakai baju slimfit begini, kurang nyaman.
"kenapa lagi bri?, kan keren!, sudah jangan banyak mengeluh adik kakak"
Kemudian....
Sesampainya di sekolah...
Aku turun dari motor dan mencium tangan kakakku.
"cari teman yang baik!", pesan kak Aryo.
"iya...."
"jangan nakal, jangan jajan sembarangan, kalau ada yang jahilin kamu langsung kasih tahu kakak!"
"udah sana kak Aryo balik aja, bukannya kakak juga ada dinas hari ini?", tanyaku.
"ya sudah, kakak berangkat, nanti hubungi kakak kalau sudah balik"
"siaaaap!!!!", sahutku sembari memberikan gestur hormat.
Kak Aryo pun pergi meninggalkanku di depan gerbang, sementara aku segera masuk untuk mencari ruangan yang akan aku tempati di hari ospek ini.
.
.
Aku berjalan menelusuri lorong, sempat singgah di beberapa kelas untuk mencari namaku.
Akupun tiba di 1 kelas paling ujung pas bersebelahan dengan kantin, di sanalah namaku terpampang pada secarik kertas yang tertempel di jendelanya.
Aku segera masuk ke kelas itu dan menaruh tas ku di kursi terdepan.
"Bismillah!, aku harus bisa jadi siswa unggulan disini!", ucapku.
Tak lama kemudian, satu persatu siswa baru mulai berdatangan masuk kedalam kelas.
Sesekali aku dan mereka saling melempar senyum sapaan agar bisa lebih akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walau Sejenak
RomanceBagaimana jika Sejenak, Selir Hati, Plupiophile, dan cerita lain karya author yang pernah publish bergabung kedalam satu alur?