Drrrrt Drrrrt
"uh?!", baru saja mataku terpejam, aku langsung terbangun dengan panggilan masuk dari hp ku.
"Andi?", ucapku melihat ternyata Andi yang menelpon.
"halo di?, ada apa telpon malam-malam begini?!", tanyaku.
"bri, kau sudah di rumah?", tanyanya balik.
"i iya, ini tadi aku juga sudah tidur, memang ada apa?"
"bi bisa kau datang ke lorong SMA mu?, aku dan temanku di cegat sama anak SMK Kehutanan"
Cegat?!
Maksudnya?!
"ha halo di!, ada apa disana?!, di cegat bagaimana?!"
Tiiiittt, telponnya langsung terputus saat itu juga.
"haduhhhhh......, mana sudah jam sepuluh....".
Aku lalu menelpon Fahmi dan Wandi untuk memberitahukan kalau Andi sekarang dalam masalah.
.
.
****FAHMI POV****
Rumahku satu lorong dengan sekolah kami, jadi aku langsung bergegas menelusuri lorong ini dengan berjalan kaki.
Abri bilang kalau Andi dan teman-temannya sedang di cegat sama anak SMK Kehutanan, kalau memang benar sepertinya ini perkara turnamen tadi.
Aku menghentikan langkahku saat melihat sekumpulan remaja sebayaku sedang beradu mulut.
Ternyata benar!, aku bisa melihat Andi di sana dan juga beberapa pemain dari tim SMK Kehutanan yang tadi kami lawan.
"Gawat!", ucapku begitu melihat salah satu dari anak SMK kehutanan itu mengangkat balok kayu.
Akupun bergegas ke sana untuk melerai mereka, "Berhenti!", sahutku.
"bagus!, tuan rumah datang!", kata salah seorang dari mereka.
"tim mereka di diskualifikasi saja!, mereka menghina tim kami!", sahut rekannya.
"TUNGGU!, ada apa sebenarnya?!", tanyaku.
"Fahmi!", Andipun menghampiriku, "kami juga tidak tahu!, saat mau pulang mereka tiba-tiba saja menghadang kami di jalan!", jelas Andi.
Kemudian salah satu dari tim SMK Kehutanan turut maju, "mana mungkin kami melakukan ini kalau kalian tidak b*cot lebih dulu!, tanya ke teman-teman kalian itu!"
"betul!, mereka mengatai kami tim ampas di turnamen tadi!".
Andipun membela tim dan teman-temannya, "hei!, kami tidak pernah mengatakan itu!, kami selalu sportif!".
"Halahhhh sudah jelas tadi di luar stadium ada orang berseragam SMK kalian mengatai kami begitu!"
"etttt sudah sudah....", nampaknya memang ada sedikit masalah disini.
"kayaknya yang bilang begitu suporter mereka, bukan mereka yang bilang", akupun berusaha meluruskan semuanya.
"iya betul!, kami juga menghargai kalian, kita kan sama-sama main tadi, jadi tahu bagaimana susahnya pas tanding tadi", ungkap salah satu teman Andi.
"tapi tetap saja!, siswa dari SMK kalian itu tidak bisa di jaga mulutnya!", sepertinya mereka belum bisa menerima.
"be begini..., kami akan proses masalah ini di sekolah, kami akan cari orang yang sudah mengatakan itu saat di stadium", saran Andi.
Siswa SMK Kehutanan yang tadi maju pun bilang, "oke, tapi kalau orangnya sudah ketemu langsung bawa pada kami".
"kalian jangan bikin masalah ya!", pesanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walau Sejenak
RomanceBagaimana jika Sejenak, Selir Hati, Plupiophile, dan cerita lain karya author yang pernah publish bergabung kedalam satu alur?