Kemudian...
Kami sudah sampai di kolam Tirta Yudha.
Aku, Andi dan Abri memarkirkan sepeda kami di parkiran dan bergegas masuk.
Kami langsung berganti pakaian di bilik, setelah selesai, akupun pergi ke tepi kolam.
Cuma lepas baju dan sisa celana pendek, jadi cepat ganti bajunya...
"oi!", terlihat Andi juga baru saja keluar dari bilik ganti.
Walaupun pendek, tapi tubuh andi ternyata sangat kekar.
"Abri mana?", tanya Andi.
"entahlah, mungkin belum selesai ganti", kataku, "mau berenang duluan?"
"boleh!, mau tanding?", tantangnya.
Aku tersenyum, "siapa takut!", dan menerima tantangan dari Andi.
Kami langsung mengambil posisi di tepi kolam.
"oke, satu....", aku dan Andi sama-sama menghitung.
"dua...."
"TIGA!"
Kami pun meluncur masuk ke dalam kolam.
Dengan sekuat tenaga aku berenang, Andi pun begitu. Kami sampai saling mendahului, hingga tiba-tiba dari belakang seseorang berhasil berenang mendahului kami, bahkan ia sampai di tepi lebih dulu.
Saat aku dan Andi sampai juga di tepi, kami pun sadar jika yang tadi itu Abri.
"dasar!, tidak menungguku", keluh Abri.
"ya maaf, ku kira tadi kau akan lama", ucapku.
"hehe, masih seperti dulu ya ternyata", Andipun memuji Abri, "tekniknya masih yang dulu bri?"
"iya"
"hebat...., aku susah lho praktekin teknikmu itu"
Teknik apa yang mereka maksud?
"ehhh, memangnya teknik apa yang Abri pakai?", tanyaku penasaran.
Andi pun menjelaskan, "Abri itu saat turun ke kolam kakinya langsung berpijak ke dinding kolam, kemudian di tekuk habis itu ia langsung meluncur seperti per begitu".
"ohhh begitu...."
"hehe jadi dalam jarak awal tertentu aku tidak perlu mengayunkan tanganku, makanya bisa lebih meminimalisir tenaga", sambung Abri.
Kalau di pikir benar juga, hebat juga Abri bisa melakukan itu semua dalam waktu singkat.
"tapi kau hebat juga mi", Andi memujiku.
"kau juga di, mau coba lagi?", tawarku.
"boleh!, oh iya!, bri bisa minta tolong hitung waktunya?".
Abri setuju, ia langsung keluar dari dalam kolam.
Saat itulah...
Aku untuk pertamakalinya melihat tubuh Abri tanpa baju...
Dadanya seperti dugaanku, sangat berisi, perutnya juga sixpack dan bahunya juga sangat tegas.
Apalagi....
Dengan hanya celana pendek, membuat tubuh bagian bawahnya lebih terekspose.
Otot pahanya yang terpahat rapih, betisnya juga besar dan terlihat proporsional dengan bentuk tubuhnya.
"oiii Fahmi!", untung saja Andi membuyarkan lamunanku sebelum menjadi kotor.
"ma maaf"
"jangan melamun, disini angker lho"
KAMU SEDANG MEMBACA
Walau Sejenak
RomanceBagaimana jika Sejenak, Selir Hati, Plupiophile, dan cerita lain karya author yang pernah publish bergabung kedalam satu alur?