Sementara kak Aryo dan om Satya pergi mencari kontrakan untuk Om Satya dan Idham nanti tinggali...
Aku dan Idham berdua di kamar, nyantai sambil membicarakan beberapa hal.
"bri...., aku benar-benar berterima kasih pada keluargamu", ucap Idham.
"berkat kalian, aku jadi bisa bersama lagi dengan ayahku"
"tidak usah di pikirkan dam..., itu semua kami lakukan juga karena kebaikanmu sendiri", ungkapku.
Idham hanya bisa tersenyum...
"aku benar-benar senang sekarang bri, akhirnya aku merasa punya keluarga yang lengkap lagi"
Mendengar itu juga membuat senyumku merekah, "aku juga dam..."
"ibumu orang yang sangat baik bri"
"ayahmu sangat ramah dam..."
"andai saja...", ucap kami bersamaan.
"aku punya ibu/ayah sepertimu"
Kami langsung bertatapan.
Sepertinya saat ini pikiran kami sama, sebuah ide gila muncul di kepala kami dan kami bisa saling memahami itu.
Tok tok tok
"Abri!!!!!", sahut ibu dari luar kamar.
Mendengar panggilan dari ibu besar aku langsung bangkit dan membukakan pintu untuknya.
"lapor! Abri siap melakukan titah dari yang mulia bu Ani!", tegasku.
"antar ibu ke ruko ya, ibu mau nge cek kondisi disana"
"siap laksanakan!, aku ambil jaket dulu bu"
Akupun masuk lagi ke kamar.
"ada apa bri?", tanya Idham.
"itu, ibu mau ke ruko sebentar", jawabku sembari mengambil jaket yang tergantung di dinding kamar.
"ruko?"
"ahhh, ibuku punya ruko yang ngejual peralatan jahit dan menyediakan jasa menjahit", jelasku singkat.
"ehehe aku boleh ikut?, boring rasanya kalau di tinggal sendirian"
"tentu!, biar kau juga bisa tahu lebih jauh lagi soal keluarga ini hehe"
Idham pun hanya tertawa kecil mendengar perkataanku barusan.
.
.
Kami pun pergi ke ruko ibu bersama-sama.
Aku membonceng ibu, dan Idham naik motor sendirian mengikuti dari belakang.
"sampai!", ujarku begitu kami tiba di depan ruko yang sedang ramai dengan pelanggan.
Memang jika sudah masuk waktu sore seperti ini ruko ibu akan sangat ramai, itu karena beberapa orang yang baru pulang kerja biasanya akan singgah untuk membeli peralatan jahit.
"besar ya", gumam Idham.
Ruko ini ada dua tingkat, lantai satu adalah lantai utama, tempat transaksi jual beli terjadi, dan di atas ada gudang, tempat kami menaruh stok barang.
"ayo masuk", ajak ibu.
Kami pun masuk kedalam..
Dan benar saja, di dalam sekarang sudah ramai dengan pembeli.
"sore ibu...", para karyawan disini pun langsung menyapa ibu begitu kami masuk.
"rame ya hari ini", ucap ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walau Sejenak
RomanceBagaimana jika Sejenak, Selir Hati, Plupiophile, dan cerita lain karya author yang pernah publish bergabung kedalam satu alur?