"maaf mi lama", akhirnya....
Sang pujaan hatiku, Abri sudah datang.
"hehe ga apa-apa kok bri, kau baik-baik saja kan?, kau terluka tidak?!, mana si Abdul sialan itu?!, biar aku kasih pelajaran"
"sudahlah, aku baik-baik saja kok hehe"
"lalu mana Abdul?!, tunjukkan dimana dia!"
Kurang ajar orang itu, sampai menculik Abri ku!
"lupakan saja, oh iya kau mau apa kesini?", tanya Abri.
"ahhh aku mau ke.....", belum selesai aku bicara, kak Aryo sudah menatap tajam ke arahku.
"mau ke ketemu denganmu!, soalnya aku di suruh ayahku untuk memberikan oleh-oleh padamu hehe"
"oh iya?, mana?"
"itu sudah sama kak Aryo, sirup markisa", kataku.
"wahhh, makasih ya mi..., itu kesukaannya kak Aryo hehe"
"ekhem!, kakak ke dapur dulu", kak Aryo akhirnya pergi...
Kini hanya tinggal aku dan Abri berdua saja.
Aku langsung ingat soal orang yang tadi...
Kak Aryo bilang kalau itu gebetan Abri, walau aku tahu itu bercanda tapi perasaanku jadi tidak enak begini...
"bri, tadi ada orang, itu siapa?"
"orang?", Abri nampak berpikir, "ohhh, Idham?, ahh iya dia yang sudah menolongku dari Abdul!, beruntung sekali aku bertemu dengan orang seperti dia..."
beruntung sekali aku bertemu dengan orang seperti dia...
beruntung sekali aku bertemu dengan orang seperti dia...
beruntung sekali aku bertemu dengan orang seperti dia...
AKHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH
Muncul lagi penghalang untuk ku bisa bersama Abri!!!!!
"bri..., kau yakin dia orang yang baik?", tanyaku risau.
"jelaslah!, mi... dia sudah menyelamatku, sekarang dia tinggal disini dulu, takut Abdul berbuat sesuatu padanya", jelas Abri.
Aku jadi penasaran....
"bri, saat kau di culik...., Abdul melakukan apa saja padamu?", tanyaku.serius.
Abri terdiam...
Kemudian....
"ehehe, ti tidak usah di bahas mi"
"bri....., aku cuma mau tahu...."
"udah mi, tidak usah di ungkit"
"bri...", aku terus memaksa.
Abripun tertunduk....
Sekejap ia menatapku lagi dan bilang...
"Abdul menculikku karena dia suka denganku"
Tanganku seketika mengepal...
Emosiku makin tak terkendali mendengar apa yang Abri katakan barusan.
"sialan...., bawa aku bertemu dengan dia!"
"sudah ku bilang jangan ungkit masalah ini lagi mi, sudah cukup, aku juga sudah selamat"
"percuma bri!, kalau dia belum di kasih pelajaran pasti dia akan melakukan sesuatu yang lebih gila dari menculikmu!"
"tidak kok mi, tenang saja...., aku bisa menjaga diriku sekarang", Abri berusaha menenangkanku.
"bri tetap saja....", aku tertunduk, "kau tidak akan mengerti bri", ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walau Sejenak
RomanceBagaimana jika Sejenak, Selir Hati, Plupiophile, dan cerita lain karya author yang pernah publish bergabung kedalam satu alur?