PMR

71 3 0
                                    

Beberapa hari kemudian....

Tepatnya hari kamis, saat jam istirahat terdengar suara dari pengeras suara, sebuah pengumuman.

"Assalamu'alaikum, kepada seluruh siswa kelas sepuluh yang mau masuk PMR, silahkan tinggal di ruang kelas sebelas IPA 2 sepulang sekolah nanti"

Aku yang sedang duduk di bangku sembari mengerjakan tugas jadi kepikiran, "hmm, Gus, kau mau masuk organisasi?", tanyaku pada Gusti yang juga tengah sibuk menyalin materi dari buku ku.

"ahh iya bri, Senin kemarin aku habis ambil formulir paskibra", jelas Gusti.

"paskibra ya?, hmm......."

"kenapa bri?, kau mau masuk organisasi juga kah?", tanya Gusti.

"itu, aku pikir aku mau masuk PMR saja", ucapku.

"coba saja bri, lagian juga tidak ada salahnya masuk organisasi, daripada cuma jadi siswa kupu-kupu hehe", kata Gusti.

"haha iya gus, oh iya aku mau ke kantin dulu ya, haus", akupun beranjak dari mejaku dan keluar dari kelas.

Belum setengah jalan ke kantin, aku sudah berpapasan dengan kak Waldi.

"kak Waldi?"

"eh?, kebetulan, kakak tadinya mau ke kelasmu", kata kak Waldi.

"ada apa kakak mencariku?", tanyaku penasaran.

"ini, nanti pulang sekolah ada latihan paskibra, sekalian perkenalan buat anak kelas sepuluh yang mau masuk", jelasnya.

"ohh begitu", ucapku seadanya.

"ka kamu masuk paskibra kan?", aduh?!, aku harus bilang apa ke kak Waldi?.

Akupun mencoba memberitahu kak Waldi soal rencanaku. "be begini kak, se se sebenarnya aku.... aku mau masuk PMR"

Kak Waldi diam sebentar memandangiku, lalu ia kemudian melipat kedua tangannya sambil bergumam, "hmmm....."

"ke kenapa kak?", tanyaku gugup.

"yakin?, tidak mau masuk paskibra?", sepertinya dia menginginkan aku masuk paskibra.

"ma maaf ya kak", aku tertunduk khawatir.

"hei.....", kak Waldi menyentuh daguku dan mengangkat wajahku dengan perlahan. "itu kan pilihanmu", ucapnya lembut.

"ta tapi....., kak Waldi pasti harapannya aku masuk paskibra saja", ucapku pelan.

"ya memang sih, tapi mau bagaimana lagi?, saya juga tidak bisa memaksa kamu, kamu pilih itu ya kakak tidak punya hak melarang kamu sayang", aku langsung sumringah mendengarnya.

"makasih kak", ucapku dengan senang hati.

"ya sudah, omong-omong kamu mau kemana?", tanyanya.

"ini kak, mau ke kantin", jawabku.

"kalau begitu bareng ya, kakak juga mau beli minum"

Aku dan kak Waldi pun berjalan bersama ke kantin.

.

.

.

.

Kriiiiiiing!!!!!!!!!

Bel pulang berbunyi.

Saat semua teman kelasku berhamburan keluar, aku dan Gusti masih tetap di dalam kelas.

"kau jadi ikut PMR bri?", tanya Gusti yang sedang mengganti seragam SMA nya dengan pakaian olahraga.

"iya gus, ini mau langsung ke ruangannya", jawabku, "kau kenapa ganti baju?", tanyaku.

Walau SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang