Ajakan

17 2 0
                                    

Besoknya di sekolah......

Akhirnya.....

Setelah sekian lama...

Kini di kantin aku bisa bersama Abri lagi.

Bahkan, tante Betty yang sibuk memasak nampak mengacungkan jempol padaku sekarang.

"sudah lama ya kita tidak ngumpul begini", kata Ivan.

"iya, gara-gara Abri amnesia jadi sudah jarang ngumpul bareng", sambung Gusti.

"eh iya!, bri kesatuan tahun depan bulan januari mau adain lomba pacuan kuda, ada juga lomba panahan berkudanya, kau mau ikut?", ajak Rajab.

"kuda?, memangnya aku bisa naik kuda?", tanya Abri.

"astaga bri....., kau itu dulu kalau tidak salah sudah juara dua kali bri!, walau beda sekolah tapi aku dulu nonton", jelas Rajab.

"ya kan dulu jab..., sekarang mana aku tahu..."

"coba aja dulu, ke penangkaran", kata Ivan, "siapa tahu ternyata kau masih bisa"

"hummm..."

"pe permisi....", tiba-tiba seseorang datang menghampiri meja kami.

"kak Fahmi..."

Itu ternyata Ardi, adik kelas yang kemarin aku bantu cari kunci motornya.

"Ardi?, ada apa?", tanyaku.

"i ini kak, sebagai ucapan terima kasih dariku kemarin"

Ardi menyodorkan sebuah kotak padaku.

"wahhhh, apa ini?", tanyaku sembari menerima pemberiannya.

"itu kue dari toko ibuku kak, semoga kak Fahmi suka, sekali lagi makasih ya kak sudah bantuin kemarin"

Aku tersenyum, "sama-sama, sampai repot-repot kasih kue segala..."

"hehe, ka kalau begitu aku balik ke kelas ya kak", Ardi pun langsung pergi begitu saja.

Sementara itu, yang lain langsung menatapku dengan tatapan yang aneh...

"memangnya...., kau membantu dia apa?", tanya Rajab.

"ohh, kemarin kunci motornya hilang pas mau balik, jadi aku bantu cari sampai ketemu", jelasku.

Aku lalu membuka kotak pemberian Ardi tadi, isinya ada berbagai macam kue coklat yang begitu menggugah selera.

"wahhh, ini kan kue dari Browlicious!", ucap Rajab begitu melihat kue yang ada di dalam kotak.

"ini lagi viral lho!, yang tadi itu anak dari ownernya?", tanya Ivan.

"tidak tahu juga, eh ayo dimakan"

Kami pun memakan kue itu bersama-sama, tapi...

Abri nampak diam...

"bri?, tidak makan?", tanya Gusti.

"huh?, uhumm.... satu saja".

"ambil aja bri, ini ada banyak lho", kataku.

"udah ini aja...., aku tidak terlalu suka makanan manis"

.

.

.

.

Lalu pulangnya....

Aku melihat Abri di parkiran, dia sedang berusaha mengeluarkan motornya dari kumpulan motor siswa lain yang terparkir.

Aku lantas mendekatinya untuk membantunya..

"sini bri, aku bantu", kataku sambil mengeluarkan salah satu motor yang menghalangi motor Abri.

Walau SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang