September.....
Oktober....
November.....
Desember....
Januari.....
Februari......
Maret.....
April......
Mei......
****ABRI POV****
Tak terasa....
Masa kelas 1 SMA ku sudah usai.
Semuanya berlalu begitu cepat.
"Abri!!!", sahut seseorang di belakangku.
Aku berbalik dan melihat Gusti menghampiriku.
"gus, ada apa?", tanyaku.
"hehe tidak ada bri, mau pulang bareng?", tawarnya.
"ehehe maaf gus, tapi di luar kak Waldi sudah nunggu", jelasku menolak ajakannya.
"ohh begitu ya, ya sudah hati-hati ya bri!", ucap Gusti.
Akupun mengangguk dan segera pergi ke depan gerbang masuk sekolah, di sana aku mencari keberadaan kak Waldi.
Aku begitu antusias, soalnya sudah 2 minggu kak Waldi tidak memberikan kabar padaku, aku jadi khawatir. Tapi semalam dia menelponku dan bilang hari ini ia mau ketemu setelah sebulan lalu di nyatakan lulus dari sekolah.
Aku jadi penasaran, kenapa dia tiba-tiba menghilang begitu?
"cari siapa dek?", terdengar suara kak Waldi dari belakangku.
Begitu aku berbalik, ternyata ia sudah berdiri di belakangku dan langsung memelukku.
"kak Waldi!, haha", aku langsung membalas pelukannya, tapi aku kemudian segera melepasnya.
"kakak darimana saja selama ini?!", tanyaku sedikit emosi.
"kita ngobrolnya nanti saja, kita cari tempat yang bagus!", katanya.
Akupun nurut saja, dan pada akhirnya kak Waldi membawaku, ke taman kota.
Di sana kami duduk berdua di bangku taman, di situ aku langsung kembali bertanya "sekarang!, coba kenapa kakak 2 mingguan lebih ini tidak ada kabar?!"
Kak Waldi tidak menjawab, dia malah mengambil smartphonenya dan membuka satu website.
Setelah itu, ia menyodorkan smartphonenya itu padaku.
"apa ini kak?", tanyaku.
"baca saja sendiri", katanya.
Aku lantas membaca apa yang tampil dalam laman itu, yang mana isinya kolom nama yang sangat banyak.
Judulnya?
Hasil seleksi akhir Tes TNI tahun 20**
Aku terkejut melihat nama "Waldiansyah Pratama", terpampang di salah satu kolom tabel itu.
"kak!, i ini..... Beneran?!"
"ehehehe, kemarin itu saya sibuk ikut seleksi, maaf ya.... Kakak tidak kasih tahu duluan", ucapnya.
"hebat!!!!!, selamat ya kak!"
"haha i iya....", tapi saat itu, aku melihat kak Waldi sedikit murung dan senyumannya juga agak memaksa.
"kak?, ada apa?", tanyaku cemas.
Kak Waldi menggeleng, "hmm, tidak kok sayang, hanya saja....", ia tertunduk, "minggu depan saya sudah harus masuk pendidikan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Walau Sejenak
RomanceBagaimana jika Sejenak, Selir Hati, Plupiophile, dan cerita lain karya author yang pernah publish bergabung kedalam satu alur?