Konflik

16 2 0
                                    

Beberapa hari berlalu....

Kamis pagi, saat apel pagi semua orang membicarakan aku.

Iya, aku berhasil meraih juara satu olimpiade geografi kemarin. Aku sangat senang, seluruh perjuanganku selama beberapa hari ini sampai merelakan waktu tidur dan latihan rutin di gym akhirnya terbayarkan.

"penyerahan piagam juara satu Olimpiade Geografi tingkat Provinsi, kepada Muhammad. Abri Syam, di persilahkan untuk maju kedepan", saat mc memanggil namaku, akupun langsung maju untuk serah terima piagam dan juga piala pada pihak sekolah.

Tahulah....

Yang berjuang siapa, yang simpan piala siapa xixixixi, tapi tidak apa, lagian aku masih punya sertifikatnya.

Prok prok prok prok

Riuh tepukan dari seluruh siswa dan guru berpadu begitu aku menyerahkan piala pada pak kepala sekolah.

Setelah penyerahan piala, apel pagi pun selesai dan kami bersiap untuk memulai pelajaran seperti biasanya.

.

.

Jam istirahat tiba...

Aku dan Gusti keluar dari kelas dan hendak pergi ke kantin.

"pengen jus jeruk....., buruan gus"

"iya iya bri, ini kita ga nungguin Rajab?"

"Rajab pasti bakalan nyusul kok gus, ayo cepat!"

Kamipun berjalan menyusuri lorong kelas hingga sampai di depan kantin, segera kami masuk namun....

Langkahku terhenti begitu melihat Fahmi tengah duduk berhadapan dengan Ardi.

"kok diem bri?, ayo buruan katanya mau jus jeruk?"

Akupun berbalik, "aku belanja di warung depan aja gus....", aku langsung pergi dari kantin saat itu juga.

Ada apa denganku?

Lagi-lagi jantungku berdegup kencang melihat mereka berdua bersama....

Belum lagi rasa sesak yang aku rasakan, kenapa aku merasa ada sesuatu dalam diriku yang tidak suka melihat Fahmi bersama dengan Ardi.

.

.

****FAHMI POV****

"biasanya kak Fahmi bareng teman-teman kakak, kok tadi sendirian?", tanya Ardi.

"ohhh, tadi tidak ada guru yang masuk di kelasku, jadi aku langsung kesini", jelasku.

"oh begitu ya?"

Tiba-tiba Gusti datang dan duduk di sebelahku, "halo mi, udah lama ya?"

"iya, tadi jamkos jadi langsung kesini, Rajab sama Ivan mana?", tanyaku melihat Gusti sendirian, biasanya ke kantin bakalan di temani sama salah satu dari mereka.

"Rajab kayaknya belum keluar kelas, Ivan hari ini jamnya olahraga jadi mungkin masih main di lapangan, tadi aku kesini sebenarnya bareng Abri"

Abri?!

"terus mana dia?!"

"tadi pas baru masuk kantin dia bilang mau jajan di warung depan gerbang saja, habis itu langsung cabut"

Apa Abri masih marah padaku?

Hmmmm.....

Relasi yang aku bangun susah payah sejauh ini malah hancur begitu saja karena alasan yang tidak bisa aku mengerti.

"kalian tidak lagi ada masalah kan?", tanya Gusti.

"aku juga bingung gus..., senin lalu Abri tiba-tiba menjauhiku, dia sempat marah padaku tapi aku juga tidak tahu dia marah karena apa", jelasku.

Walau SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang