****FAHMI POV****
Sudah cukup....
Aku sudah cukup tahu dan mengerti.
"mi....", ucap Rajab di sebelahku.
Aku memandanginya sambil tersenyum, "kenapa jab?, aku baik-baik saja kok"
.
.
Kemudian di rumah...
Pulang dari sekolah aku langsung masuk ke kamar dan merebahkan diriku di atas ranjang.
Sebelumnya perkenalkan, aku Fahmi dan....
Aku menyukai Abri.
Iya, aku menyukainya dan sangat tahu kalau sekarang Abri sudah bersama seorang ketua osis.
Aku menyukainya sejak pertamakali bertemu lagi saat ospek.
Saat perjalanan ke SMAN 1 untuk mengikuti upacara pembukaan ospek dulu, di situ aku sangat ingin mengungkapkan perasaanku, namun saat bicara dengannya aku kadang sulit untuk mengendalikan diri.
Jadinya aku hanya meledeknya, memanggilnya si bibir besar karena jujur, aku menyukai bibirnya itu.
Senyumannya, suaranya, dan sentuhan tangan Abri saat kami berjabat tangan.
Aku juga sangat suka melihatnya marah dan kesal saat aku meledeknya.
Drrrrrt
Drrrrrt
Hp ku berdering.
Ada telpon dari Rajab...
"halo?", aku menjawab telponnya.
"halo mi, kau sibuk?", tanya Rajab.
"tidak, ada apa?", tanyaku balik.
"ini mi....., kau mau ikut aku, Gusti sama Ivan ke Danau lagi", ajak Rajab.
.
.
Akupun setuju untuk ikut.
Ku lajukan motorku memasuki kompleks asrama militer dan langsung pergi ke area danau.
Dari kejauhan aku bisa melihat motor Ivan dan Gusti sudah terparkir dan di pinggir danau, mereka bertiga terlihat duduk di sana.
"itu Fahmi!", sahut Rajab yang melihat kedatanganku.
Akupun berjalan mendekati mereka dan langsung ikut duduk.
"kalian tidak bilang dari awal kalau mau ke sini"
"maaf, tadi aku pikir aku cuma mau berdua dengan Rajab saja, eh Ivan malah ikutan", jelas Gusti.
Iya, Gusti saat ini juga punya hubungan dengan Rajab.
"hahaha, aku suruh Rajab menelponmu soalnya aku tidak mau jadi obat nyamuk mereka", jelas Ivan.
"hmm, enak ya punya pasangan", ucapku begitu mataku melihat tangan Gusti memegang tangan Rajab. "kau memangilku ke sini hanya untuk pamer begitu?"
Rajab langsung menarik tangannya, "hehehe bukan mi, ju justru kami memanggilmu untuk membahas masalahmu, mungkin kami bisa membantumu mendekati Abri?!"
Aku tertunduk.
"entahlah, Abri nampaknya sudah bahagia dengan kak Waldi sekarang"
"ayolah jangan patah semangat begitu!", ucap Gusti menyemangatiku.
"kalian mau aku jadi pelakor begitu?"
"boleh!", kata Ivan.
"husss!, kita cari jalan lain saja dulu, mungkin lebih ke melakukan pendekatan?", jelas Gusti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walau Sejenak
RomanceBagaimana jika Sejenak, Selir Hati, Plupiophile, dan cerita lain karya author yang pernah publish bergabung kedalam satu alur?