****IDHAM POV****
Kamar sebelah....
Orang yang di kamar sebelah, kamar Abdul tadi terus menggangguku.
Entah kenapa aku terus memikirkan dia....
Apa benar mereka hanya bercanda?
Tapi teriakannya tadi terdengar seperti orang yang benar-benar sedang dalam masalah...
Apa Abdul memang menyekapnya?
Sejujurnya aku memang kurang menyukai sifat Abdul...
Dia itu emosian, gampang marah, dan keras kepala..., kalau tidak salah dulu dia pernah di sel selama beberapa hari karena terlibat perkelahian.
Tapi....
Apa Abdul sejahat itu jika dia sampai menyekap seseorang sekarang?
Aku sungguh penasaran....
Namun aku juga tidak berhak mencampuri urusan Abdul.
"uh?", aku barusan melihat Abdul melintas dari jendela kamarku, sepertinya dia akan pergi.
Akupun keluar dari kamar, benar saja...
Dari balkon aku melihat ia menaiki motornya meninggalkan area kosan.
Aku yang sedari tadi penasaranpun bergegas pergi ke depan kamarnya..
Tok tok tok, aku mengetuk pintunya untuk memastikan apakah masih ada orang di dalam atau tidak.
"permisi?"
Tapi tidak ada suara apapun...
Sepertinya memang hanya aku saja yang menganggap ini serius, temannya pasti sudah pulang.
Akupun berjalan kembali ke kamarku....
Namun...
Brak!
Terdengar suara gaduh dari dalam kamar Abdul.
Rasa penasaran kembali menyelimutiku...
Aku kembali ke depan kamarnya dan mengetuk pintunya lagi.
Tok tok tok
"pe permisi..."
Brak brak, seketika terdengar suara gaduh lagi dari dalam.
"mmmm!!!!", bahkan samar-sama seperti ada suara orang yang mulutnya di bekap.
Saat aku coba membuka pintunya, ternyata pintu itu di kunci.
Akupun melihat celah, tirai gorden di jendelanya sedikit terbuka, akupun mengintip dari sana.
Alangkah terkejutnya aku saat melihat seseorang tengah terbaring di lantai dengan kondisi tangan dan kaki terikat, mulutnya di lakban dan matanya juga di tutup kain.
"hahhhh!!!! Bertahan!!! Aku akan menolongmu!", sahutku..
Aku mencoba membuka pintunya secara paksa, tapi sia-sia...
"sial!, ibu kos juga lagi pulang kampung!, ga bisa minta kunci cadangan!"
Dan...
Jika aku tunggu Abdul kembali, situasi untuk menyelamatkannya juga akan makin sulit.
Kalau sudah begini...
Tidak ada cara lain!
Brak!
Akupun terus menabrakkan tubuhku ke pintunya, berharap pintu itu bisa terbuka walaupun akan rusak.
"bertahanlah sedikit lagi!!!!"
****ABRI POV****
Air mataku sampai keluar...
KAMU SEDANG MEMBACA
Walau Sejenak
RomanceBagaimana jika Sejenak, Selir Hati, Plupiophile, dan cerita lain karya author yang pernah publish bergabung kedalam satu alur?