Datang

21 1 0
                                    

Kini aku berjalan berdua berdama Abri di jalanan asrama militer...

Sambil mendorong sepedaku, aku terus memandanginya, rasanya begitu indah.

"kasian ya bang Indra", kata Abri tiba-tiba.

"kenapa bri?", sejujurnya aku masih penasaran dengan orang yang ada di danau tadi, sepertinya dia dan Abri sudah membicarakan sesuatu.

"tidak apa-apa kok mi, tadinya bang Indra mau curhat, tapi malah langsung di telpon sama komandannya"

"hummm, cepat sekali akrabnya...."

Abri lantas memandangiku.

"kenapa?, aku belum kasih kepastian kan?"

"hahaha, aku sabar kok bri, tapi janji kau tidak akan membuatku kecewa!"

Abri tersenyum, "kalau aku tolak?, kau kecewa atau tidak?"

"mmm, tidak sih... Tapi jangan sampai hehe, ahhh sudah!, habis ini kau ada rencana apa?", tanyaku.

"tidak ada kok, ga ada tugas juga, ga ada jadwal apapun, paling cuma diam di rumah habis ini, belajar buat ulangan besok"

Tak terasa, kami akhirnya sampai di pos jaga.

"habis ke danau ya bri?", tanya salah seorang tentara yang berjaga di pos.

"hehe iya om, sampai nanti ya om!!!", Abri melambaikan tangannya begitu kami keluar dari sana.

Haha...

Anak ini, memang sangat mudah baginya untuk akrab dengan orang-orang, bahkan orang-orang bisa langsung menyukainya...

"ABRI!!!!!!!!!!", terdengar suara sahutan yang mana suaranya terasa tidak asing di telingaku.

"Andi!!!!!!!", balas Abri begitu melihat Andi berlari ke arah kami dari belakang.

Sudah lama juga aku tidak melihatnya.

"kau habis kemana?"

"habis olahraga di gor!, kau jogging tidak mengajakku...., eh?, ada Fahmi juga!"

"hehe, sudah lama ya, baru ketemu lagi kita", kataku, "eh maaf, sudah jam 8, aku duluan kalau begitu ya", akupun berpamitan pada mereka.

Bagiku rasanya sekarang tidak masalah jika yang dekat dengan Abri adalah Andi, Andi bisa aku percaya, dia jelas-jelas tidak punya perasaan lebih pada Abri dan malah terlihat seperti saudara.

"hati-hati ya mi", ucap Abri.

"iya"

Akupun menaiki sepedaku dan mulai mengayuhnya.

.

.

****ABRI POV****

Akhirnya....

Aku dan Andi lari dari kawasan asrama sampai rumah kami.

Sampai di rumah rasanya bajuku sudah basah karena keringatku sendiri....

"eh?"

Baru saja ingin memasuki rumah, aku sadar jika di depan ada motor yang terparkir.

"ada tamu?, hmmm..."

Akupun masuk kedalam rumah, "Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam", ucap seorang perempuan berhijab yang sedang duduk di sofa.

Aku mengenal orang ini, dialah kakak perempuanku yang selama ini sibuk dengan kuliahnya, "kak Nima ngapain disini?!"

"kenapa?, kan ini rumahku",

Walau SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang