Pagi hari.....
Seperti biasa, aku yang baru tiba di sekolah langsung masuk ke kelas...
Tapi....
"Fahmi, kau perwakilan kelas untuk pencalonan ketua osis", kata Erni, ketua kelasku.
Jelas saja aku langsung.....
"tidak!", menolak, "Erni, kau kan ketua kelas, kenapa bukan kau saja?!"
"wali kelas kita yang menyuruhmu!, lagipula aku kan perempuan", jelas Erni dengan perkataan yang sangat ingin aku bantah.
"aku kan perempuan?!, cih!, biasanya kaum kalian malah menuntut emansipasi", keluhku.
"jangan bawa-bawa gender, lagipula bukannya bagus kalau kau jadi ketua osis?, sekarang kan kalau masuk perguruan tinggi ada jalur khusus untuk ketua osis", benar juga....
Tapi aku tidak mau di berikan tanggung jawab begitu!
"ya... Te tetap saja, tapi bukannya harus ada pasangannya?", tanyaku.
"bu Cia wali kelas kita memasangkanmu dengan Jalil"
"APAAAAAAAAAAAAAAAAA?!!!!!!!!!!!!!", sahutku bersamaan dengan Jalil yang baru saja datang.
"kau memasangkan ku dengan dia?!, cuih!, aku tidak mau!, apalagi dia sebagai calon ketua?!, ahahahahaha aku tidak mau di atur dan di jadikan babu oleh jidat lebar sialan ini!", tajam sekali mulut berandal satu ini.
"dasar!, aku juga tidak mau di pasangkan denganmu......, pegulat gagal......", balasku.
Erni menghela nafas karena pertengkaran kami, "ayolah, lagipula sepertinya kalian hanya akan jadi pasangan calon tambahan saja, menurutku Abri dan Wandi itu calon terkuat saat ini", tunggu!
Abri?!
Jika Aku maju....
Dan bisa memenangkan pemilihan ini, maka aku punya kesempatan untuk menjadikan Abri wakil ku hehehehehehehehehehehe.
"baiklah!", ucapku bersamaan dengan Jalil.
"dasar!, jangan bilang kau mau maju karena Abri juga ikut!"
"hehe, bukannya minggu lalu kita sudah sepakat untuk bersaing?", Jalil memberikan tatapan sinis padaku.
"hufffff sudahlah, terserah kalian saja", Erni pun pergi meninggalkan kami yang sedang bersitegang.
.
.
Sementara itu di perpus.....
****ABRI POV****
"bri, kalau boleh tahu, kenapa kau mau jadi wakil?, kenapa tidak mencalonkan ketua juga?!", tanya Wandi.
"huffffff, aku tidak mau punya jabatan tinggi, takutnya tugas sekolahku jadi tertinggal, inipun kalau bukan senior kelas 3 yang suruh maju juga aku tidak mau, ehehe makanya aku ikut saja denganmu", jadi sebelumnya, setiap organisasi mengirimkan perwakilan untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan ketua osis ini, dan senior PMR ku menyuruhku untuk maju.
"tapi untung saja kau mau, sejak kemarin aku kebingungan mencari calon wakil yang pas, kau orang yang bisa di andalkan sejak aku kenal", Wandi memujiku.
"haha bisa saja, kalau begitu mari kita bekerja sama agar sukses di pemilihan nanti!", tegasku.
"hahaha, ini cuma pemilihan osis bri, bukan politik pemerintahan"
.
.
Di sisi lain....
****FAHMI POV****
KAMU SEDANG MEMBACA
Walau Sejenak
RomanceBagaimana jika Sejenak, Selir Hati, Plupiophile, dan cerita lain karya author yang pernah publish bergabung kedalam satu alur?