Kesempatan

30 2 0
                                    

****FAHMI POV****

"hwaaaaaahhhh", saking membosankannya rapat ini...

Aku jadi mengantuk.

"masih lama kah?!!!!, aku mau pulang...", ucap Rajab yang nampak sudah mulai jenuh juga.

"sudah hampir jam 3, harusnya sih sudah mau selesai", ucapku.

Dan benar saja...

Beberapa menit kemudian rapat pengurus ini akhirnya di tutup.

Aku dan Rajab sontak bergegas keluar dari gedung ini.

"huffff, aku mau langsung pulang, kau bagaimana mi?", tanya Rajab.

"iya, tapi aku mungkin cuma ganti baju terus ke Gym", pasti Abri jam segini masih disana, aku harus cepat!

"kalau begitu aku duluan ya jab", akupun berlari meninggalkan Rajab, dan langsung ke parkiran.

Lalu di parkiran...

Baru saja aku ingin menaiki motorku, aku malah melihat seorang adik kelas yang nampak sibuk mencari sesuatu.

Lantas akupun menghampirinya, lagian kasian juga liatnya.

"ada apa dek?", tanyaku.

"ah?, ka kak... kak Fahmi?, i ini kak... Kunci motorku hilang"

"kunci motor ya?, bentuknya bagaimana?, ada gantungannya gak?", tanyaku lagi.

"gantungannya ada kak,.gantungannya tali pita warna hijau", jelasnya.

"humm...", aku bisa terlambat ke gym kalau begini, tapi kasihan juga anak ini kalau kuncinya belum ketemu.

"ya sudah aku bantu cari ya!"

"ehh?, ga apa-apa nih kak?"

"iya, santai saja, kamu sudah cari di kelas?"

"belum sih kak...., soalnya kelasku sudah di kunci", katanya.

"ya sudah, coba tunjukkan kelasmu"

Diapun mengantarku ke kelasnya, ternyata dia dari kelas 11 Ipa 2, dan kelasnya itu berada tepat di depan kelasku.

Begitu kami tiba di depan kelasnya, aku langsung mengintip lewat jendela.

"nah!, itu ada kunci di lantai dekat meja guru", ucapku saat melihat kunci dengan ciri-ciri yang sama dengan yang ia tadi sebutkan.

"wahh iya!, tapi.... pintunya sudah terkunci kak, bagaimana?"

Benar juga....

Akupun berfikir, dan setelah cukup lama mencari jalan keluar, aku akhirnya melihat satu peluang.

Salah satu jendela di area belakang kelasnya terlihat tidak terkunci.

"aku akan masuk lewat jendela belakang"

"kak Fahmi bisa?"

"bisalah pasti!"

Kami lalu pergi ke belakang kelas itu, setelah itu akupun langsung masuk lewat jendela yang terbuka dan mengambil kunci motornya di dalam.

"dapat!", ujarku.

Akupun kembali keluar dan memberikan kunci itu padanya.

"hahhh!!!", dia pun nampak senang.

"makasih kak!, makasih banyak!, kak.... kak Fahmi ba baik sekali..."

"hehe sudahlah, ayo ke parkiran, ini sudah sore lho"

Kamipun berjalan kembali ke parkiran.

"oh iya, namamu siapa?", tanyaku.

"namaku...., na namaku Ardi kak!"

Walau SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang