Setelah 50 kali push up yang sepertinya lebih dari 50 kali, aku dan Adel kembali ke kelas gugus kami.
"akhhhhh, sial banget del.....", keluhku.
"sabar ya bri, lagian senior tadi itu siapa?, kayaknya killer banget disini", kata Adel.
"udah ah, aku juga tidak mau ingat yang tadi, kak Aryo sih nyuruh pake seragam ini", ucapku ketus.
"oiiii!!!!!", Dodi tiba-tibs berlari masuk dan menghampiriku, "tadi aku lihat kau push up!"
"kita di hukum Dod", kata Adel.
"diam!, tadi aku lihat kau lumayan juga push up nya, bagaimana kalau kita tanding?!", tantang Dodi.
"ahhh jangan dod!, ini aja aku udah capek banget.....", keluhku sambil mengipas diriku dengan buku.
"yahhhh, tapi lain kali ya!", kata Dodi.
Kriiiiiing......
Bel masuk seketika berbunyi, perlahan kelas mulai terisi lagi.
"kali ini materi apa del?", tanyaku.
"dari jadwal...., ini materi kepemimpinan, yang bawakan materi ini ketua osis disini", jelas Adel.
Kemudian tak lama setelahnya, kak Ken juga kak Mega kembali masuk ke kelas, tapi.....
Ada seseorang yang ikut masuk dan dia sangat tidak asing.
"bri!, kakak itu kan!", Adel juga menyadarinya.
Dan sesuai dugaan, dia adalah senior yang tadi menghukumku.
"Assalamu'alaikum, oke halo adik-adik sekalian, perkenalkan saya Waldi, kakak pendamping kalian sekaligus pembawa materi kepemimpinan", haaaaahhhhh?!!!!!
"bri!, a..artinya dia itu ketua osis dong?!", ucap Adel.
Ternyata senior yang tadi adalah ketua osis di SMA ini, pantas saja perawakannya sangat tegas, tapi kenapa aku malah khawatir sekarang?
Apalagi dia dari tadi menatap ke arahku terus.
"kamu!", benar saja, dia langsung menjukku lagi.
"i..iya kak?!", balasku gugup.
"apa alasan kamu masuk ke SMA ini?!", tanyanya.
Akupun menjawab, "ka..karena..... Sekolah ini salah satu sekolah unggulan dan juga 2 kakak saya alumni sekolah ini jadi saya mau mengikuti jejak kakak saya kak"
Kak Waldi cuma mengangguk pelan...
"jadi..., kamu mau bilang kalau kamu punya kakak alumni sini?, begitu"
"i..itu....", belum selesai aku bicara, dia seketika memotong omonganku.
"benar-benar mau jadi jagoan kamu disini?!", dia kembali membentakku.
"ma..maaf kak"
"posisi!", hah?, tidak salah dengar?!, posisi lagi?!
"ta..tapi kak....."
"AYO JANGAN BANYAK BANTAH!", kini dia bahkan lebih keras dari yang tadi. Sontak aku segera berdiri dari kursiku dan mengambil sikap push up.
"Waldi!", kak Ken lalu menghampiri kak Waldi, "di, tidak usah terlalu keras sama dia, dia kan masih siswa baru"
Kak Waldi malah bilang..."justru siswa baru, dia harus di beri sedikit pelajaran, harus di kasih tahu dia!"
"udah dek, ayo berdiri", kak Ken menyuruhku untuk berdiri.
"siapa kau?, ken, kau cuma wakil ingat itu!", kini kak Waldi malah membentak kak Ken.
"justru aku wakilmu, aku harus selalu mengingatkanmu kalau kau itu sering kelewatan di!", kak Ken membentak balik kak Waldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walau Sejenak
Любовные романыBagaimana jika Sejenak, Selir Hati, Plupiophile, dan cerita lain karya author yang pernah publish bergabung kedalam satu alur?