Siaran berita itu mencuri perhatian beberapa pengunjung kantin.
"jadi takut, memang latihan militer itu keras ya?", tanya Rajab.
"sssst", Fahmi menyuruh yang lain untuk diam dan mendengarkan berita itu.
"sejak sore, taruna atas nama Waldiansyah Pratama dinyatakan hilang setelah mengikuti kegiatan ekspedisi di alam terbuka, hingga saat ini... Tim TNI dan Sar masih berusaha mencari keberadaan Waldi, yang..."
Bohong....
"kakak janji akan segera pulang....", Kalimat perpisahannya itu, seketika menggema di kepalaku.
"Bohong!!!!!", sahutku.
"bri?", ucap yang lain.
Aku lantas berdiri dan langsung berlari menjauh.
Aku berlari masuk ke dalam gudang sekolah, di dalam sana aku berjongkok dan mengeluarkan semua kesedihanku.
"ARGHHHHHHHHH!!!!!!!!!! BOHONG!!!!!!! ka..kak, kak Waldi....., kak Waldi bohong! Hiks"
Aku bangkit dan meraih benda apapun yang aku dapatkan, setelah itu aku langsung melemparkannya ke berbagai arah.
"arghhhh!!!!", Meja dan kursi tua, balok, dan barang lainnya menjadi sasaran emosiku.
"Abri!!!", pintu gudang terbuka.
Ivan, Fahmi, Gusti dan Rajab segera masuk dan langsung memegangi tubuhku.
"Abri tenangkan dirimu!", ucap Gusti.
"lepaskan aku!!!!!! Lepaskan aku!!!!!"
Plak!
Tamparan yang keras langsung mendarat di pipiku, tamparan dari Fahmi itu seketika membuatku terdiam.
"DIAM BRI!", bentaknya.
Akupun terduduk.
"bri....", Rajab lalu merangkulku.
"kak Waldi hilang, masih ada harapan dia ketemu dengan selamat, jadi tenangkan dulu dirimu"
"Abri, kita semua merasa kehilangan...., kak Waldi adalah seniorku dan Rajab di Paskibra", kata Gusti.
"dia juga orang yang baik bri, yakin saja kalau kak Waldi pasti selamat di suatu tempat", sambung Ivan.
Fahmi lalu berjongkok sambil menatapku...
"Abri...., kau mencintai kak Waldi bukan?", tanyanya.
Aku terdiam...
"kau menyayangi kak Waldi kan?", tanyanya lagi, namun aku tetap diam membisu.
"JAWAB AKU!"
"KAU TAHU APA SOAL PERASAANKU?!, AKU JELAS MENCINTAINYA!, KAU PIKIR BAGAIMANA PERASAANKU SEKARANG MI?!", akupun membentak Fahmi.
"kalau begitu harusnya kau bisa percaya kalau dia masih selamat!"
"uh....", air mataku seketika mengalir.
"hiks... Hiks hiks.... Mi....."
Fahmi langsung memelukku, "sudah sudah, jangan di pikirkan, dia pasti baik-baik saja bri"
.
.
.
Sejak kemarin, aku terus menunggu berita lebih lanjut dari pencarian kak Waldi.
Aku juga terus mencari dari berbagai sumber, Facebook, Instagram bahkan Twitter terus aku pantau.
Namun....
KAMU SEDANG MEMBACA
Walau Sejenak
RomanceBagaimana jika Sejenak, Selir Hati, Plupiophile, dan cerita lain karya author yang pernah publish bergabung kedalam satu alur?