Klinik

17 1 0
                                    

Sebelum terlalu malam, aku dan ayah segera masuk ke ruangan kakek, bukan ruang pemeriksaan, tapi ruang pribadinya.

Sebelumnya kakek sudah menelpon ayah jika kami akan bertemu dengannya di ruang pribadinya itu.

"Assalamu'alaikum", ucapku dengan ayah saat memasuki ruangan itu.

"Wa'alaikumussalam", balas orang tua yang sedang bersantai di sofa. Iya, dia adalah kakek.

"kemana saja baru keliatan?", tanya kakek.

"maaf pak, saya lagi ba..."

"bukan kamu, tapi Fahmi", kakek langsung memotong perkataan ayah.

"maaf", ucapku seadanya.

"tidak sopan sama kakekmu sendiri!, mau kakek kasih pelajaran?!", nah kan, kakek masih belum juga berubah.

"tapi lihat sekarang, kamu sudah lebih tinggi sejak tahun lalu, baguslah"

"oh iya pak, ada sesuatu yang mau saya bicarakan, soal Fahmi", tiba-tiba ayah jadi terlihat serius.

"apa itu?", tanya kakek.

Aku cuma bisa memandangi ayah, menunggu apa yang ingin ia utarakan soal aku pada kakek.

"Fahmi gay pak"

"AYAH!!!!!!!!!!!!!!!!", seketika aku berontak, malu, marah, gelisah, takut, semua jadi satu saat ayah mengatakan aib ku itu.

"jadi..... Fahmi..... homo?"

Terlihat kakek tak hentinya menatapku, dan ayahpun menganggukinya.

"kakek!, ini tidak seperti yang kakek pikirkan!, a a aku aku a aku tidak seperti itu kek!, sumpah!, aku juga masih bersih!, jangan dengarkan apa yang ayah kata...."

"hahahahahahahahahahhaha"

Kini aku jadi heran...

Heran melihat kakek yang malah tertawa lepas.

"hahahahahahahahahahaha homo hahahahahahahaha"

Entahlah...

Penggunaan kata homo itu terasa sedikit kasar di telingaku.

"jadi siapa pasangannya?!", tanya kakek tiba-tiba.

"pa pasangan?", sebenarnya ada apa ini?

Rasanya ada yang aneh dengan keluargaku...

Ayah yang tahu aku gay malah mengakui jika ia juga, setelah itu ibu saat tahu aku gay juga tidak marah, dan sekarang kakek....

"kamu Top atau Bot?", nah!, apa lagi itu?!

"apa itu?", tanyaku.

"cuih!, dasar, ternyata anakmu masih pemula", lihat, sekarang dia malah menghina cucunya sendiri.

"Top itu peran laki-laki, kalau Bot itu yang berperan sebagai perempuannya Fahmi", jelas ayah dengan entengnya.

"ehhhh....."

Sumpah, aku masih kesulitan mencerna ini semua.

"ayahmu itu contoh bot", ungkap kakek.

"bapak!", gumam ayah.

"bentar! bentar!, dari kemarin aku masih bingung, oke oke ayah gay dan punya hubungan sama almarhum om Arsun!, aku sudah tahu, tapi aku masih bingung, kenapa ibu sama kakek tidak marah saat tahu aku gay?!", tanyaku heran.

"soalnya kakek juga gay"

Aku cuma bisa menganga mendengarnya...

"kek, jangan bercanda!, kalian hanya menghukumku saja kan?, ini tidak nyata kan?!, aku cuma di kerjai saja kan sekarang?!"

Walau SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang