Ospek #3

111 2 0
                                    

Satu jam kemudian....

Aku dan rombongan sudah tiba di sekolah.

Sekarang sudah pukul sepuluh tepat, ini artinya materi kedua baru saja masuk.

Aku bergegas ke kelas gugusku.

Tok tok tok

Aku mengetuk pintu dan membukanya perlahan.

"Assalamu'alaikum", ucapku saat memasuki kelas.

"Wa'alaikumussalam", balas penghuni kelas.

Syukurlah pemateri nampaknya belum datang, hanya ada teman-teman gugusku dan kakak pendamping.

"kamu terlambat!", kak Waldi tiba-tiba menghampiriku.

"eh?, aku habis ikut upacara pembukaan kak", kataku, lagipula dia sendiri yang menyuruhku ikut tadi pagi.

"pokoknya kamu terlambat, posisi!"

"hah?, mana bisa begitu kak!", kataku tidak terima.

"membantah kamu sekarang?!, HAH?!"

Apa lagi ini?!

Mana sifat baiknya kemarin dan tadi pagi?

Kak Waldi kenapa berubah lagi jadi seperti saat pertama kali aku bertemu dengannya?.

"AYO POSISI!", bahkan dari suara teriakannya barusan dia lebih marah dari yang kemarin.

Aku tertunduk dan langsung mengikuti perintahnya.

"Waldi!", kak Ken datang.

"cukup di, kau keterlaluan sekarang!"

"DIAM!, dan kamu!, hitung pake suara keras, 200 kali!", hah?!

"kalau salah ulangi!"

Aku menelan ludahku...

Rasanya aku sangat ingin meneteskan air mataku....

"sa..satu......", akupun mulai menghitung push up ku sendiri.

"dua...."

.

.

Jam istirahat kedua tiba....

Badanku terasa sangat sakit setelah push up di kelas tadi.

"oiii bibir tebal!!!!!", suara Fahmi terdengar memanggilku.

Aku berbalik dan melihat Fahmi berlari ke arahku.

"Fahmi?, ehehe.......uh......", semuanya tiba-tiba gelap.

"uhhh....", aku sempat membuka mata, terasa aku diangkat oleh seseorang, dan mataku samar-samar melihat wajah kak Waldi, namun sekejap pandanganku kembali gelap.

.

.

"sudah ku bilang di, kau terlalu berlebihan!, sekarang lihat..... dia jadi sakit!"

"kau tahu aku tidak suka di nasihati kan?!"

Aku membuka mataku....

Nampak aku sekarang berada di ruang UKS sekolah ini.

"Abri!", kak Ken tiba-tiba menghampiriku.

"bagaimana kondisimu?!, sudah baikan?", tanyanya khawatir.

Aku berusaha bangkit....

"i..iya kak"

"tidak usah di paksa bri...., baring saja", kata kak Ken.

"bikin repot orang saja", ucap kak Waldi dari pintu, setelah itu ia langsung keluar dari UKS.

Walau SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang