Esok pun tiba...
Aku di antar kak Aryo ke sekolah, begitu tiba tepat di depan gerbang, kak Aryo lalu mengantarku bertemu dengan seseorang yang telah menunggu kami disana.
"Rajab", ucap kak Aryo begitu kami bertemu dengan remaja sebayaku.
"nah bri, ini temanmu Rajab"
Akupun tersenyum padanya, "ha halo jab..."
"bri!, jadi benar kau amnesia?!", tanya Rajab tiba-tiba.
"ssst!, janga di bahas lagi, kakak sudah menjelaskan padamu di telpon semalam kan?", kata kak Aryo.
Rajab pun mengangguk pelan, "ma maaf kak..."
"ya sudah, ingat ya!, jam 2 nanti kakak langsung jemput jadi jangan kemana-mana dan jangan ikut dengan siapapun kalau belum izin sama kakak"
"i iya kak"
"oke, ingat ya!"
Kak Aryo pun pamit dan langsung pergi dengan mobilnya.
"a ayo bri, aku antar ke kelasmu", ajak Rajab.
****RAJAB POV****
Uhhhhhh kenapa harus aku?!!!!!!!!
Aku jadi sangat canggung sekarang bersama dengan Abri!
Apalagi semalam di telpon....
"jangan sampai kau mempertemukan Abri dengan Fahmi!, atau saya melihat Fahmi mendekati Abri lagi!", aku harus bagaimana?!!!!!!!!!
"i ini kelasmu bri", akupun berhenti di depan kelas Abri.
"ini ya?, bangku ku yang mana jab?", tanyanya.
"kau duduk di depan situ, tepat di depan meja guru, ka kalau begitu aku ke kelasku dulu ya!"
Baru saja hendak pergi, Abri lagi-lagi bertanya padaku.
"kita tidak sekelas ya?"
Akupun berbalik lagi, "ehehe ke kelasku..., kelasku di sebelah kok, kau duduk saja di kursimu, nanti ada teman sebangkumu namanya Gusti, sebentar lagi dia pasti datang!, ya sudah ya..."
"iya, makasih ya jab!"
Syukurlah....
Maaf bri, aku benar-benar bingung harus berbuat apa sekarang!!!
****ABRI POV****
Setelah Rajab pergi, akupun langsung masuk ke kelas dan duduk di bangku yang tadi Rajab tunjukkan.
Hanya duduk...
Duduk...
Dan duduk....
Hingga seorang pria datang menghampiriku dan meletakkan tasnya di sebelahku.
"bri!, aku sudah dengar dari Rajab, kau benar-benar amnesia?!"
Aku diam tak bergeming...
"ah!, aku Gusti, aku teman sebangkumu bri!"
Ternyata dia orang yang Rajab maksud tadi.
"hehehe maaf gus...., aku tidak bisa mengingat apapun sekarang"
"tidak apa kok bri, itu kan bukan maumu juga"
"ka kalau boleh, nanti bisa bantu aku keliling sekolah ini?, biar aku bisa tahu atau mungkin ingatanku bisa kembali!", pintaku.
"i iya bri, selama kau sehat, aku akan melakukan apapun untuk membantumu!"
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walau Sejenak
Любовные романыBagaimana jika Sejenak, Selir Hati, Plupiophile, dan cerita lain karya author yang pernah publish bergabung kedalam satu alur?