Bab 5

2.8K 84 1
                                    

"Jangan² apa?" tanya Ryan.

"Jangan² adikku sudah di masuki batang penis." teriak Riana.

Ryan menggeplak jidat istrinya karena ngomongnya suka ngelantur tidak jelas mana ada seorang bisa bisa di masuki penis

Rehan yang belum jauh dari kakak'nya mendengar semua Namun ia tetap diam, ini memang kesalahan dirinya yang memaksa sagar melakukan itu, andaikan seorang iblis tidak mengganggu ku untuk melakukan itu dengan sagar mungkin saat ini ia sedang bahagia bersama dengan teman-teman nya.

Ia pun mulai mengguyur tubuhnya dengan iar yang mengalir melalui shower. Dan Rehan membersihkan area terlarangnya mulai dari lubang miliknya yang terdapat darah yang mengering dan cairan putih.

Bahkan rasa sakit dan perih masih terasa di lubang rehan apa lagi seperti ada yang tertinggal di dalam sana.

Setelah berapa lama membersihkan badannya rehan pun menyelesaikan mandinya. Dan ia langsung berpakaian yang sudah di siapkan oleh kakaknya begitu ia keluar dari kamar mandi.











Sementara seorang pria sangat gelisah karena saat ini. Jalanan sangat macet apa lagi di jam² orang mulai melakukan aktivitas, karena ia takut terjadi sesuatu dengan rehan.

Apa lagi dengan keadaan rehan yang sangan memperihatinkan, karena tidak ingin menunggu lama. Darius keluar dari mobil dan ia mulai berlari, sebelum ia lari ia sudah mengabari orang suruhannya untuk membawa mobil miliknya yang ia tinggal.

Darius tidak patah semangat demi bisa melihat sahabatnya baik² saja ia akan melakukan apapun, bahkan ia harus berlari sejauh mungkin.

Ia tidak memperdulikan ke tiga sahabatnya itu yang hanya menginginkan kesenangan mereka sendiri, padahal mereka sudah berteman sejak 8 tahun yang lalu tapi mereka membenci rehan karena rehan seorang maho.

Dengan terus berlari ia tidak memperdulikan orang² yang menatap dirinya dengan tatapan aneh.

"Rehan, maafkan aku jika aku menyakiti mu tapi jangan buat aku merasa bersalah karena kamu pergi tanpa jejak." monolog Darius.

Saat sudah sampai di depan gerbang rumah rehan yang begitu besar, ia lantas bertanya kepada satpam rumah rehan dengan nafas yang tak teratur karena kecapean berlari.

"Pak re...Rehan ada?" tanya Darius.

"Oh den Rehan pulang ke tempat Kakanya karena non Riana ingin den Rehan tinggal di sana." ucap satpam rumah rehan.

hah.

Darius terkejut kalau rehan sudah tidak tinggal di rumahnya lagi, jadi ia harus berlari lagi untuk sampai ke rumah milik riana kakak dari rehan.

Saat melihat ada montor milik satpam rumah rehan yang menganggur,, ia pun bertanya kepada satpam untuk meminjam motor milik satpam itu.

"Pak apa aku boleh pinjem motor bapak?" ucap Darius.

"Aduh gimana ya? Bukan tidak mau meminjamkan tapi motor bapak sudah tua."

"Tidak apa-apa pak yang penting saya bisa sampai ke tempat riana."

Dengan pasrah satpam rumah rehan memberikan kunci kepada Darius. setelah mendapatkan kunci Darius langsung menjalankan motornya dengan ngebut agar bisa sampai di rumah Riana.








Saat ini semua sudah siap dan ketiga orang pun masuk kedalam mobil mereka yang sudah di siapkan semuanya oleh Daddy mereka.

"Kenapa sih oma meninggal tidak bilang² kan kalau seperti ini aku tidak mempercantik diri dulu." Gerutu Riana.

Plak.

Ryan menampol kening riana, istrinya itu kadang sering aneh, mana ada orang meninggal bilang dulu ya kali.

"Sudahlah mas biarkan saja kakak mau ngomong apa, dia orangnya memang begitu, karena nanti kakak gak bisa tebar pesona sama sepupu kakak yang sangat cantik² dan gak bisa deketin para laki." Celetuk rehan dengan mata terpejam.

"Kakak kamu emang begitu susah di jelasin kalau masalah foju atau apalah dia itu biang ratunya bahkan sepupu kalian terhasut akan perkataan Riana." ujar Ryan.

"Kalian kalau memojokkan aku emang jagonya, bahkan sampai berkerja sama agar aku terpojok." ucap Riana kesal.

"Itu memang. Fakta.!" ucap rehan dan Ryan secara bersamaan.

Hal itu membuat Riana kesal kepada keduanya dan ia memilih tidur karena perjalanan ke bandara masih sedikit jauh.





Darius pun sudah sampai di depan. Mansion milik riana bahkan mansion itu tidak kalah besar dengan mansion milik rehan..

Darius kembali bertanya kepada satpam rumah.

"Pak apa Rehan ada di dalam?" tanya Darius.

"Maaf tuan, baru saja rehan bersama dengan kakak dan kaka iparnya pergi." ucap satpam.

"Kalau boleh tau kemana yah?" tanya Darius dengan sopan.

"Nyonya besar menyuruh mereka pulang ke luar negeri." ucap satpam.

Darius terduduk lemas karena ia tidak berhasil mencegah rehan pergi. Jika saja mereka lebih berbaik hati dan tidak menyakiti perasaan rehan mungkin saat ini rehan masih berada di tengah² mereka.

"Han, kenapa kamu pergi meninggalkan aku Han, apa aku sama jahatnya dengan sagar dan yang lain sampai kamu tidak mau mengajari ku. Jika aku punya salah aku minta maaf re. " batin Darius.

Ia pun pulang dengan keadaan kacau karena tidak bisa menemui Rehan apa lagi ia belum sempat meminta maaf kepada rehan.

Bugh.

Bugh.

Bugh.

Darius memukul ketiga sahabatnya yang berada di rumahnya, ia kecewa dengan mereka karena sudah membuat rehan pergi meninggalkan mereka.

"Puas kalian! Puas, karena kalian rehan pergi dari negara ini, karena satu kesalahan rehan kalian semua membenci dia. Bukannya kalian sangat membenci kaum maho itu, lantas kenapa kalian menikmati akan itu?"

"Saat, ini yang paling hancur bukan kalian tapi rehan, Rehan harus merasakan sakit saat kalian memasukan penis kalian kedalam lubangnya, dan dia juga harus menerima makian dan cacian dari kalian." ucap Darius dengan tegas namun Darius menggunakan nada lirih.

"Saat ini kalian pergi dan jangan pernah menemuiku lagi. Karena saya tidak suka sama orang yang tidak memiliki hati!"

"Tapi..











Jangan lupa vote end komen.


Terimakasih
04-09-2023

Sahabat jadi cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang