Bab 34

772 34 2
                                    

Setelah mengatakan itu rehan pergi dari hadapan mereka dengan membawa kopernya, dengan hati hancur, sakit dan sedih.

"Daddy tunggu?" Ucap Alkara dengan dingin. Dengan menatap sang Daddy sendu.

Dia sudah mendengar semua yang di bicarakan oleh Daddy dia sangat sedih, marah, kecewa dan sakit mendengar apa yang terlah di katakan oleh Daddy.

Dan selama ini Alkara juga diam diam menyelidiki masa lalu Daddy dan betapa terkejutnya dia mengetahui masa kelam Daddy nya.

"Ada apa son? Apa kamu ingin mengatakan kalau Daddy kejam? Daddy egois? Nggak pernah mementingkan perasaan kalian? Ya memang Daddy orang seperti itu, dan kamu akan. Tetap di sini baiklah kamu akan di sini bersama dengan Tante sasa biar Daddy yang akan pergi" ucap rehan.

"Aku akan ikut Daddy, karena tanpa Daddy kara tidak biasa jadi seperti ini kata akan selalu menemani Daddy dan akan selalu menjaga Daddy agar tidak ada yang bisa menyakiti hati Daddy termasuk keluarga Daddy"

"Dan kara juga akan menjauhkan Daddy dari orang orang yang mendekati Daddy hanya karena nafsu belaka."

Degh

Sasa, rehan, albara, Alvian dan Alvina, terkejut dengan apa yang di katakan oleh Alkara, karena ini kali pertamanya Alkara berbicara panjang, bahkan penuh dengan ketegasan.

Rehan berlutut di hadapan sang putra, karena hanya putra pertamanya yang memahami apa yang dia pikirkan, walaupun terlihat acuh dan dingin tapi tanpa di pungkiri dia sangat menyayangi keluarganya.

"Tidak sayang.!! Daddy tidak ingin menghancurkan hidup kamu dengan hidup bersama dengan Daddy yang egois, kejam dan jahat seperti Daddy ini, jadi Daddy tidak ingin kamu ikut bersama dengan Daddy, jadi biarlah Daddy hidup dengan kesendirian karena itu memang pantas buat orang seperti Daddy"

"Kalian akan tinggal bersama dengan Tante Sasa ya dan kamu harus janji kepada Daddy kalau kamu akan menjaga ketiga adik kamu, karena Daddy yakin kamu bisa menjaga adik adik kamu dengan baik karena kamu lah orang yang lebih tua dari mereka jadi kamu lah orang yang paling dewasa, jadi Dady sangat yakin jika daddy mempercayakan kamu untuk menjaga adik adik kamu"

"Tapi Dady?"

"Berjanjilah son, bahwa kamu akan menjaga mereka untuk Daddy, Daddy janji akan kembali jika waktunya sudah tiba"

"Hm, baiklah dad aku berjanji"

Mendengar perkataan sang putra sulung membuat rehan sedikit tersenyum dan. Dia pun mengelus rambut Alkara.

Rehan menatap ke arah tiga anaknya namun ke tiganya hanya memalingkan wajahnya membuat rehan sakit,

"Tuhan inikah dosa yang harus aku tanggung? Saat ini aku sudah tidak ada lagi yang ada di sampingku, keluarga ku saja membenciku dan sekarang anak anak juga sudah membenciku karena aku terlalu egois, aku ikhlas Tuhan.. tapi aku mohon jaga mereka untuk ku"

Rehan menatap ke arah Sasa dengan pandangan sedih. Dia pun menyatukan telapak tangan ke depan dia meminta untuk menjaga anak anaknya.

"Sa, aku titip anak anak kepada kamu. Dan aku juga titip perusahaan yang ada di sini kepada mu,, mereka sudah membenciku sa, jadi aku sudah tidak pantas menjadi ayah sekaligus ibu buat mereka, aku mohon sa rawatlah mereka seperti kamu merawat anak kamu sendiri"

"Nggak re, kamu nggak boleh pergi aku yakin pasti ada solusinya dari permasalahan ini re, kamu harus tetap disini demi anak anak"

"Mereka membenciku sa, semua orang membenciku, dan mereka deket denganku hanya sebuah nafsu sesaat sa, mereka tidak benar benar mencintai ku sa, jadi aku mohon sa, jaga mereka untuk aku sa aku akan kembali."

"Tapi re? Kamu masih punya aku, punya Kayla, punya madam kaira dan punya anak anak yang ada di samping kamu, jadi kamu jangan pergi ya? Kita mulai semua dari awal lagi"

"Tidak sa, aku sudah nyerah sa, aku akan pergi sa aku benar benar memohon sa rawatlah mereka"

"Kalau gitu aku pergi dulu ya."

Tes

Tes

Air mata keluar begitu saja dari pupil mata rehan dia sedih harus meninggalkan kedua kadua kalinya apa lagi dia juga harus meninggalkan anak anak.

Saat sudah sampai di depan pintu, rehan berbalik arah dan menatap anak anaknya, namun tetap sama anak anaknya tidak ingin melihat dirinya dia pun segera pergi meninggalkan rumah itu dan bergegas masuk kedalam mobil dan mulai menjalankan mobilnya.

Setelah kepergian Daddy Alkara menatap adik adiknya yang hanya ingin menang sendiri.

"Puas kalian? Karena kalian Daddy pergi tanpa membawa kita"

"Dia memang pantas kak, dia pantas karena Daddy sangat egois, apa apa kita harus mengikuti kemauan Daddy apa apa kita harus pergi di saat kita sudah nyaman.. dan Daddy sangat kejam karena tidak mementingkan perasaan kita," bentak albara kepada sang kakak lalu dia pergi ke kamar nya dan di susul oleh Vian dan Vina.

Sasa yang melihat itu hanya diam saja, dia tidak menyangka kalau mereka akan bersikap seperti itu kepada rehan dan Alkara sebagai kakak tertua mereka.

"Sayang"

"Tante, kenapa mereka tidak mengerti perasaan Daddy, dan mereka hanya mementingkan mereka sendiri yang apa apa ingin di turuti, bahkan Daddy selalu nangis tiap malam saat mereka mendiami Daddy karena ingin pindah ke sini dan sekarang di saat Daddy sedih kita nggak ada di samping Daddy"

"Sudah, nanti kita susul Daddy mu ya dan bujuk dia untuk pulang"

"Iya tante"

"Kalau gitu kamu istirahat lagi nanti kalau sudah makan siang Tante kabarin kamu"

Tanpa bersuara Alkara pergi ke kamarnya dia sangat sedih karena daddy harus menjauh dari sini.

Saat ini Sasa sedang berada di ruang keluarga dengan tv yang menyala dan dia menghubungi Kayla untuk membicarakan Masalah yang bsru saja terjadi.

"Halo wi*u kenapa kamu telpon aku? Pasti kamu kangen kan sama si wanita cantik membahana ini kan?"

"Nggak usah terlalu percaya diri, karana aku mengabari kamu ada sesuatu yang harus aku katakan"

"Jangan, biar aku jawab dulu,, pasti kamu akan menikah kan?"

"Bukan kah"

"Pasti kamu sudah punya kekasih?"

"Tidak kay"

"Ohhh atau kamu lagi hamil"

"Sialan, bukan itu Kayla aku mau mengatakan kalau rehan pergi"

"Apa!!"

"Iya Kay"

"Tunggu tunggu apa maksud perkataan kamu tadi? Coba jelaskan biar aku paham"

Sasa menjelaskan apa yang terjadi mulai dari pertemuan dengan kakak dan kakak iparnya sampai rehan memutuskan untuk pergi meninggalkan negara ini, dan dia juga menceritakan tentang anak anak rehan yang membenci Daddy mereka.

Kayla terdiam mendengar apa yang di katakan oleh Sasa dia sangat sedih mendengar cerita dari sasa.

"Hiks..hikksss..hikksss... Uke ku kenapa jalan takdirmu menyakitkan, aku tidak bisa membayangkan jadi dirimu Uke ku, aku harap Saras sakit yang kamu alami bisa segera hilang dan kamu mau memulai hidup bsru mu.. hiksss..hiksss huakkkkk Ukeeee!!!" Tangis Kayla semakin pecah sampai Sasa harus menjauhkan ponselnya.

Akhhhhhhh...!!!

Brak

Bommm!!

Sebuah kecelakaan hebat membuat salah satu mobil meledak dan masuk kedalam jurang membuat orang di dalam mobil tidak bisa di selamatkan.

Saat Sasa sedang asik menelpon Kayla dia tidak sengaja melihat sebuah berita yang di siarkan di tv dan Sasa sangat terkejut mengetahui pemilik mobil tersebut.

"Rehannn...."

Sahabat jadi cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang