Degh
Rehan yang baru saja datang tidak sengaja mendengar dokter mengatakan kalau gilang tidak bisa di selamatkan, dia pun menggelengkan kepala pelan dia tidak percaya begitu saja, dengan segera Rehan berlari ke ruangan Gilang.
Brakkk
Pintu ruang IGD di buka paksa oleh rehan, karena dia tidak akan percaya apa yang terlah di katakan oleh dokter tadi.
Dokter yang melihat rehan hanya diam, dia tau Rehan siapa dan dia tidak ingin mencegahnya walau peraturan di rumah sakit ini sangat kuat,
"Kalau gitu saya permisi dulu nona," ucap dokter pamit untuk undur diri, meninggalkan Sasa dan Kayla yang saat ini tengah terkejut akan kabar itu.
"Sa, ini semua nggak bener kan??? Gilang nggak mungkin mati??"
"Tapi kenyataannya seperti itu Kay, Gilang sudah pergi meninggalkan aku Kay, meninggalkan kakaknya"
Kayla terdiam, dia tau rasanya fi tinggal oleh orang tersayangnya. Namun, dia tidak bisa berbuat apa apa.
"Kamu yang ikhlas ya sa, aku yakin adik kamu akan tenang disana"
"Iya kay, aku sudah mengikhlaskan kepergian dia, karena sebelum dia meninggal dia sudah berpesan kepadaku"
"Berpesan apa??"
"Maaf aku belum bisa memberitahu mu tapi jika waktunya sudah tiba aku akan memberi tau kepada kalian semua"
Sasa pun ikut masuk kedalam ruangan perawatan adiknya, yang sudah di tutup menggunakan kain putih,
"Lang, bangun Lang, ke apa kamu pergi meninggalkan ku Lang???! Kita sudah sahabatan sejak lama dan kamu janji akan melindungi ku Lang tapi apa ini kang kamu meninggalkan aku, kamu kejam lang!!"
"Kamu tidak perlu bersedih seperti itu ini sudah keputusan Gilang untuk pergi dari dunia"
Tapi Rehan tak menggubris perkataan Sasa, dia masih menatap sendu wajah pucat gilang, dia tidak ingin kehilangan sosok rehan.
"Gilang, aku mohon bangun, kamu sudah berjanji akan terus bersama ku Lang"
"Percuma sekuat apapun kamu membangunkan Gilang, Gilang tidak akan pernah bangun dia sudah meninggal" ucap Sasa dengan sedih.
"Nggak sa, dia nggak mungkin meninggal, sudah pernah mengatakan kalau dia orang yang kuat dia tidak mungkin mati"
"Tapi ini kan yang kamu lihat?? Gilang sudah pergi meninggalkan kita, dia tidak mungkin lagi bersama dengan kita"
Rehan menggelengkan kepala pelan,
"Re, kita harus ikhlas menerima keputusan ini, aku yakin gilang tidak mau melihat cinta abadinya sedih"
"Tapi sa??"
"Dengerin aku re... Gilang sudah menyerahkan hidupnya jadi yang harus kita lakukan adalah menyanga orang itu"
"Apa maksud kamu sa dengan menyerahkan hidupnya???" Rehan menatap ke arah Sasa dengan tatapan bertanya.
"Aku akan menceritakan ini semua kepadamu setelah acara pemakaman selesai, tapi sebelum itu Gilang minta kepadamu untuk merawat jazad Gilang dulu"
"Aku akan melakukannya."
Saat ini semua orang sedang berada di area pemakaman dengan di hadiri anggota keluarga dan Berapa orang terdekat Gilang.
"Saya tidak menyangka kalau Gilang akan meninggal secepat ini padahal cara gilang main di perlombaan renang melawan negara lain gilang sangat handal"
"Itu lah takdir"
"Tapi apa ya penyebab kematian Gilang??"
Para fans Gilang bertanya akan hal, karena mereka sangat penasaran akan kematian Gilang begitu juga dengan para wartawan yang terus saja menyaksikan prosesi pemakaman Gilang.
Setelah pemakaman selesai mereka semua langsung meninggalkan tempat itu, disini tinggal anggota keluarga saja dan sahabat dari Gilang.
Plak
Nyonya Kalista sudah mengetahui semua dari berian Bondowoso, yang mengatakan kalau Gilang meninggal karena kesalahan rehan,
"Dasar pria tak tau diri ini semua karena ulahmu, kalau saja putraku tidak menyelamatkan mu mungkin saat ini dia masih bersama dengan kami"
"Cukup!! Kamu tidak perlu menyalahkan rehan, ini semua sudah takdir jadi kamu tak perlu merasa bersedih, karena jika bukan karena mu dari suami pertama mu itu putraku tidak akan mati" ucap seorang wanita yang sejak tadi hanya diam karena kehilangan sosok putranya.
"Apa maksud kamu??"
"Kalau bukan karena putramu Reza yang menculik cucu cucuku mungkin saat ini Gilang masih bersama dengan kami"
"Kamu jangan bicara sembarangan melinda, Kalista tidak mungkin mempunyai seorang anak dia mandul!!" Bentak ramadhan kepada mantan istrinya itu,
Melinda tersenyum sinis ke arah dua pasangan itu, "Mas ternyata pikiran kamu semakin tidak waras saja, asalkan kamu tau mas kalau Kalista sudah pernah punya anak dan punya seorang suami, dia pergi meninggalkan mereka demi bisa menikahi mu" kata Melinda.
"Bohonggg..!!! Jangan percaya mas itu semua bohong aku tidak mungkin seperti yang di tuduhkan oleh Melinda"
"Tante, sudahlah Tante tante jangan mengelak lagi kerena kebohongan Tante tidak akan bertahan lama lagi dan aku juga tau kalau Tante yang memfitnah mama berhubungan dengan pria lain agar papa bisa menceraikan mama" ujar sasa kepada Kalista membuat mereka terdiam terutama rama dia sedang bimbang dengan apa yang terlah di katakan oleh anak dan mantan istrinya.
"Mas kamu jangan percaya sama mereka, mereka pasti ingin menghancurkan ku mas, mereka pasti dendam dengan ku mas jadi mereka melakukan itu kepada ku"
"Sudah lah sayang kita tak perlu lagi menjelaskan kepada papa kamu itu yang bodoh, sebaiknya kita pulang saja"
"Baik ma"
Sasa mengajak rehan untuk pergi dari pemakaman, karena tidak ada gunanya lagi berada di situ lagian Gilang sudah di makamkan.
Saat berada di parkiran, mereka berhenti lalu Melinda menatap rehan yang membuat rehan menjadi salah tingkah, dia takut kalau Melinda akan memarahi dirinya lagi seperti apa yang di lakukan oleh Kalista.
"Maafkan saya tante, saya benar benar minta maaf karena aku anak tante harus pergi" ucap rehan meminta maaf kepada wanita paruh baya,
Sedangkan Sasa menahan senyum karena melihat rehan yang ketakutan di tatap seperti itu oleh mamanya.
"Kamu tidak perlu meminta maaf karena ini bukan salah kamu, lagian putraku melindungi orang tercinta dan tersayangnya."
"Tapi jika bukan karena aku gilang masih bersama dengan Tante"
"Itu semua sudah takdir nak takdir yang tidak bisa di hindari, kita hanya perlu menunggu saja kapan takdir kita di jemput"
"Jadi kamu tak perlu bersedih karena merasa bersalah, kamu harus belajar mengikhlaskan kepergian gilang"
"Benar re, kamu harus mengikhlaskan kepergian gilang, tapi kamu akan tetap merasakan detak jantungnya dari Gilang"
"Maksud kamu??" Rehan menatap Sasa.
"Ada yang harus aku katakan kepada kamu, tapi kamu janji jangan terkejut," Sasa menatap sang mama untuk meminta persetujuan dari Melinda. Melinda pun mengangguk kan kepala.
"Jadi begini re, sebelum Gilang meninggal dia sempat berpesan kepadaku untuk me-" sebelum Sasa menyelesaikan perkataannya, ada sebuah suara yang menghentikan merek.
"Rehannnn..!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat jadi cinta
RomanceKelima sahabat yang saling melindungi dan menyayangi layaknya seorang sahabat, karena persahabatan mereka sudah terjalin dari mereka bangku smp. Dan mereka berlima harus terpisah setelah lulus SMA, jadi tidak ada waktu untuk sekadar bertemu, apa l...