Bab 53

371 19 0
                                    

"Kamu tidak apa apa kan?" pertanyaan yang begitu lembut dan ngebass membuat pria bernama rehan raharja itu mendongak menatap lekat ke arah pria tinggi dan tampan itu siapa lagi kalau bukan sagar sangkara

Pria itu adalah sagar sosok penyelamat bagi rehan, setelah itu keduanya menjadi kembali dekat setelah berapa tahun di pisahkan.

"Jika, kamu di ganggu bilang saja sama aku, aku akan berusaha membantumu" sagar berkata kepada rehan, dia sangat tidak suka jika sahabatnya di ganggu oleh orang orang, apa lagi sama trio ambisius, karena mereka akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang dia mau.

"Tidak perlu sa, aku tidak ingin merepotkan kamu, apa lagi harus meminta ba-" perkataan rehan terhenti tak kala mana bibirnya di tutup menggunakan satu jarinya, karena sagar tidak ingin mendengar penolakan dari sahabatnya itu.

"Rehan, stop jangan bilang gitu kamu tau kan. Kalau, aku sangat tidak suka ada kata penolakan?" Sagar menegur rehan karena rehan selalu menolak permintaan dirinya.

"Hm"

Keduanya diam, setelah pembicaraan selesai mereka pun kembali melanjutkan makan mereka, karena saat ini mereka sedang berada di kantin dimana semua murid sedang istirahat untuk mengisi perut mereka.

"Woyyy ke kantin tidak ajak ajak, oke kita ngambek sama kalian" ucap sahabat mereka dengan lebay, karena rehan maupun sagar tidak mengajak mereka ke kantin.

"Emang kita perduli?"

"Kamu jahat mas aku benci kamu mas" ucap berian yang begitu lebay di antara mereka berempat.

"Dih najis kamu jangan bikin aku jijik ri" darius yang sangat santai dari mereka dan memiliki wajah datar.

"Sudah sudah sebaiknya kalian pesan makanan biar aku yang traktir karena hari ini aku baru saja gajian" rehan melerai mereka semua karena sebentar lagi jam pelajaran di mulai jadi mereka harus segera makan agar tidak telat.

Tampa mereka sadari ada tiga sosok wanita yang menatap dengan amarah bahkan salah satu dari mereka mata'nya sudah berganti warna merah darah.

Kedua wanita itu tau apa yang akan terjadi mereka pun hanya membiarkan saja karena ini yang mereka inginkan.

"Apa yang akan kamu lakukan sal?" Tanya salah satu sahabat dari saloni yang memiliki mata merah darah itu.

Saloni adalah altar ego dari safani, dia menciptakan altar ego karena dia ingin membalas dendam kepada seseorang dan ternyata altar ego safani sangat berbahaya tapi mampu di jinakan oleh safani dan di beri nama saloni si merah darah.

Bell masuk pun sudah berbunyi kelima sahabat itu pun bersiap akan pergi ke kelasnya, namun tiba-tiba rehan kebelet membuat dia izin ke temen-temen nya kalau dia ingin ke toilet.

"Apa perlu aku temenin re biar kamu tidak kenapa kenapa?" Ucap sagar dengan khawatir karena dia takut Rehan kenapa kenapa.

"Aku bisa sendiri sa, aku akan baik baik saja jadi kamu ke kelas lah lebih dulu" ucap rehan menyakinkan sahabatnya itu.

"Beneran re kamu gak mau di temenin siapa tau nanti kamu sekalian c*Li di sana" ucap sagar dengan bercanda, dia memang tidak menyukai seorang g*y apa lagi Deket deket dengan pria itu, tapi berbeda dengan sahabatnya dia akan melindungi seperti saudaranya sendiri.

"Iya sagar"

Akhirnya dengan pasrah dia kembali ke kelasnya bersama tidak temen yang lain.

Saat rehan baru saja selesai dia berniat pergi ke kelasnya namun tiba-tiba saat dia akan berbalik arah lehernya langsung di c*kik oleh safani satu saloni.

Dengan kasar saloni melemparkan Rehan ke dinding sampai rehan mengeluarkan darah dari mulutnya. Belum kembali bernafas rehan kembali di hajar oleh saloni kali ini saloni menendang dan memukul kepala rehan.

Saloni pun melukai berapa kulit rehan dengan menggunakan pisau setelah itu dia menyiram tubuh rehan menggunakan air garam membuat rehan kesakitan karena perih.

Belum cukup sampai di situ saat saloni akan membunuh rehan, sebuah pintu di dobrak dengan cukup keras oleh seorang pria penyelamat.

Sagar sangkara pria yang berhasil mendobrak pintu kamar mandi, dia sangat terkejut melihat kondisi rehan yang sangat memperihatinkan, dia lalu berjalan mendekati Rehan.

"Rehan bangun re?" Ucap sagar khawatir, ini yang dia takuti karena ,, altar ego safani akan melukai siapa saja yang mendekati dirinya.

Karena rasa amarah sagar menampar wajah safani dan dia juga melukai safani, dia sudah tidak tahan lagi dengan sifat safani yang selalu menyakiti teman temannya.

Brukk

"Jika altar mu sampai keluar dan melukai Rehan maka aku bersumpah akan membunuh seluruh anak keturunan mu" ucap sagar.

Duarrr

Petir bergemuruh di langit, yang tiba-tiba langit menjadi mendung lalu mengeluarkan air hujan dengan sangat deras.

"Rehan bertahanlah aku akan menyelamatkan kamu" ucap sagar kepada rehan dia pun menggendong rehan seperti ala bridal style dia berjalan ke arah parkiran yang sepanjang jalan dia terus minta maaf karena tidak menyelamatkan tepat waktu.

Para guru dan murid yang lain melihat hal itu pun terkejut, salah satu guru memanggil sagar ingin bertanya apa yang terjadi namun di abaikan oleh sagar dia segera membawa rehan ke rumah sakit. Dia memasukkan rehan ke dalam mobil miliknya lalu dia pun menjalankan mobil keluar dari perkarangan sekolah, satpam yang mengetahui pun langsung membuka gerbang sekolah mengizinkan sagar keluar membawa rehan.

"Semoga den rehan baik baik saja"

Cittt

Tiba tiba mobil sagar berhenti di tengah jalan, padahal rumah sakit dari tempat dia berdiri masih jauh.

"Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan, jika menunggu motir akan sangat lama" gumam sagar.

Sagar pun kembali ke mobil dan dia tidak ada pilihan lain karena tidak ada mobil yang lewat daerah situ, akhirnya dia pun menggendong rehan ,, dia akan membawa rehan ke rumah sakit.

Baru satu SMP sagar sudah kuat menggendong rehan, karena dia sering olahraga berat dan sering fitnes..membuat tubuh sagar sangat bagus.

"Dokter, dokter tolong sahabat saya dok..!!" Teriak sagar membuat para dokter itu langsung menyuruh perawat membawa brangker lalu menyuruh sagar merebahkan rehan di brangker.

Sagar pun segera meletakkan tubuh rehan ke brangker, dia mengikuti kemana perawat itu membawa rehan. Saat dia akan ikut masuk dia pun di cegah oleh perawat, "mohon maaf dek adek tidak boleh masuk"

"Kenapa kak? Aku ingin menemani temen ku kak"

"Maaf ya dek adek tidak di izinkan masuk, tapi kami akan membantu temen adek pulih" ujar salah satu perawat dengan lembut,

Sagar pun hanya bisa duduk dengan perasaan cemas dan khawatir takut terjadi sesuatu kepada rehan, dia tidak mementingkan bajunya yang berlumuran darah karena terkena darah dari rehan.

"Sagar...

Sahabat jadi cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang