Bab 22

1.2K 41 1
                                    

Setelah melakukan kegiatan panas mereka, saat ini mereka langsung kembali rumah mereka masing-masing karena sagar baru saja mendapatkan telpon dari ayahnya kalau perusahaan yang ada di luar kota sedang mengalami masalah, dan itu membuat sagar harus turun tangan sendiri untuk menangani perusahaan itu sendiri.

Sebenarnya ia enggan meninggalkan rehan tapi demi masa depan rehan agar lebih baik,, dan tak merasa kekurangan ia rela meninggalkan asalkan perusahaannya tidak bangkrut, karena jika tidak ia tidak tau harus menafkahi rehan dengan apa.

Den begitu juga dengan rehan saat ini baru saja sampai di depan mansion nya dengan langkahnya ia memasuki mansion yang di sambut dengan gelak tawa anak-anak dan kedua wanita.

Melihat kedatangan rehan, anak-anak langsung menghampiri rehan dan memeluknya karena mereka sangat kangen akan daddy-nya yang tidak pulang semalaman.

"Dad, gimana kencan nya? Apa daddy sudah mendapatkan bayi?" celetuk Vina yang membuat semua orang menatap ke arahnya,

Vina dengan muka tanpa dosa hanya tersenyum manis yang membuat semua orang melihat merasa gemas akan sosok vina.

"Vina kenapa kamu bertanya seperti itu?" Tanya rehan.

"Soalnya tante kay bilang kalau daddy kencan dan bisa dapat bayi jadi vina bisa punya adem dan Vina juga bisa jadi kakak"

Mendengar namanya di sebut kayla yang mendapatkan tatapan tajam dari rehan hanya cengengesan saja.

"Maaf, soalnya vina merengek terus minta sama kamu leo, jadi karena itu aku sengaja mengatakan itu biar vina tidak mengganggu kencan kamu dengan sagar di pantai.. eh" kayla keceplosan, karena ia mengetahui dimana lokasi kencan rehan berada bisa di kuliti ia oleh rehan.

"Dari mana kamu tau aku habis ketemuan di pantai?"

"Hm itu, anu aku dapat info dari supir aku kalau kamu kencan di pantai"

Bukan rehan namanya kalau percaya begitu saja, karena kayla orang yang tidak mudah di percayai.

Sasa yang sejak tadi diam pun. Tersenyum jahat ini akan menjadi balasan buat kayla karena sudah membuat dirinya terkena serangan jantung apa lagi ia melihat sendiri video yang di tunjukan oleh kayla.

"Bohong itu tuan, sebenarnya kayla seorang penguntit dia sengaja menyewa pekerja yang bagian ngurus pantai, bahkan dia sendiri yang memberikan kunci itu kepada kalian agar kay bisa memmmmm"

Kayla langsung membekap bibir sasa karena jika sampai rehan mengetahui dirinya pasang kamera dia pasti dalam bahaya dan dia tidak ingin itu terjadi.

"Bisa diam tidak mulut kamu ,, jika sampai kamu membocorkan pada rehan aku akan kamu menikah denga salah satu waria agar kau tau rasa" bisik kayla tepat di telinga Sasa,

Tentu, Sasa mendapatkan ancaman dari kayla langsung bungkam seribu bahasa ia masih normal ia tidak ingin di nikahkan dengan perempuan jadi-jadian, bisa gawat darurat kalau di nikahkan dengan wanita jadi-jadian.

"Ada apa sa?"

"Gapapa tuan," ujar Sasa, namun ia menatap tajam ke arah Kayla. Karena Kayla sudah berhasil membalas dirinya.

"Baiklah" rehan langsung pergi ke kamarnya untuk istirahat karena ia merasa lelah sekali, apa lagi pantatnya yang terasa sangat nyeri.

Dan cara jalan rehan di perhatikan oleh Sasa, Kayla dan ke empat bocil, bocil sebenernya sangat penasaran kenapa daddy jalannya seperti itu.

Alvian yang begitu penasaran pun bertanya kepada kedua tantenya itu.

"Tante, apa daddy habis di sunat kenapa jalannya seperti itu?"

Plak

Albara, memukul lengan saudaranya, karena dia terlalu ngawur kalau berbicara, "kau ini bodoh atau bego, Daddy mana bisa di sunat"

"Lah emang daddy ga di sunat ya? Kan bukannya setiap pria harus di sunat"

"Kamu ingin tau hm? Milik Daddy kecil jadi gak bisa di sunat, nanti kalau di sunat bisa habis milik daddy"

Alkara yang mendengar perkataan adiknya hanya membiarkan saja toh mereka sama-sama bodoh, mana ada seorang pria harus sunat dua kali nanti ga bisa berkembang biak.

Dan vina yang memiliki kepolosan di atas rata-rata jika di hadapan orang, tapi jika di dalam kamar dan sendirian maka kepolosan itu akan lenyap seketika dengan di gantikan seorang suhu yang di atas level.

"Tante, sunat itu apa? Kenapa mereka membicarakan sunat?" Tanya vina dengan polos.

Karena Sasa, tidak ingin satu keponakannya jatuh ke jurang ke dalam ia segera menyelamatkan dari orang-orang yang berbahaya.

"Sudah vina jangan bertanya lagi tentang sunat itu apa, karena belum saatnya kamu mengetahui dan itu hanya di ketahui oleh para pria"

Setelah kepergian Sasa dan vina kedua pria yang masih ribut membicarakan sunat langsung menatap ke arah Tante kayla yang tau segalanya.

"Tante, jawab kami sebenarnya daddy sunat apa engga? Dan apa benar milik daddy kecil sampai tidak bisa di sunat" tanya Vian.

"Tentu saja milik Daddy kecil, jadi tidak di sunat, berbeda dengan milik aku yang masih kecil tapi sudah besar" bukan Kayla yang menjawab melainkan albara karena tingkat kepercayaan diri yang begitu besar.

Dan Kayla terjebak di situasi bagaimanapun harus menjawab pasalnya ia tidak tau rehan sunat atau engga karena dalam video tadi malam milik rehan selalu di halangi oleh sagar. Dan dia juga bingung milik rehan besar atau kecil.

Karena tidak ingin pusing ia pun berjongkok agar sejajar dengan ALBARA dan Alvian.

"Dengar anak-anak untuk saat ini kalian jangan membahas ini oke? Nanti ada saatnya kalian tau kenapa jalan Daddy seperti itu"

"Saatnya kapan tante?"

"Saat kalian sudah menikah atau memiliki kekasih bisa jadi saat kalian besar, apa kalian paham apa yang Tante katakan?"

"Paham tante"

"Kalau gitu ayok kita masuk ke kamar kalian"

Ke dua pria itu pun masuk kedalam kamar mereka masing-masing dan mereka melupakan tentang hal itu sampai membuat kayla bernafas lega.

"Dasar rehan, gak bisa apa jalan normal? Sebesar apa sih milin sagar sampai rehan setiap pulang harus jalan ngangkang seperti itu" gerutu kayla.

Saat ini Vina dan sasa sedang bermain di halaman belakang, karena Sasa ingin menghindari dari hal-hal yang membuat dia pusing.

"Aunty, vina sangat bosan" keluh vina karena keseharian hanya bermain dan nonton ia ingin bermain dengan teman-teman.

"Terus Vina mau apa hm? Apa Vina mau jalan-jalan ke mall?" Tanya Sasa

"Mau aunty, tapi kita ke mall ngapain?"

"Bermain atau beli baju dan lain sebagainya atau mau nonton bioskop?"

"Nonton bioskop Vina udah bosen bermain apa lagi beli baju Vina sudah terlalu banyak baju yang di beli"

"Terus Vina mau apa?"

"Vina mau sekolah aunty, agar Vina dapat temen yang banyak" ucap Vina dengan antusias karena Vina menginginkan sekolah di sini.

"Kalau gitu nanti aunty bicara dulu dengan daddy kamu, dan sekarang kita ke mall untuk jalan-jalan agar tidak bosan di rumah gimana?"

"Setuju!"

Sahabat jadi cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang