Bab 50

411 21 1
                                    


"Lantas siapa orang yang kau temui itu? Dan pembicaraan apa yang kau bicarakan kenapa sangat mencurigakan?"

"Aku bertemu dengan..." Sasa terdiam sesaat sebelum dia melanjutkan perkataannya dia menatap ke arah sagar dengan lekat. 'apa kah aku harus memberi tau kepada sagar? Aku sudah berjanji kepada dia untuk tidak mengatakan kepada siapa siapa,, tapi jika tidak di beri tau dia akan terus mencurigai aku ,, maafkan aku, aku harus memberi tau kepada dia' batin Sasa.

"Cepat katakan jika tidak maka bener kalau kamu adalah seorang pengkhianat" ucap sagar dingin dan datar.

"Baik aku akan katakan tapi aku mohon jangan potong perkataan ku sebelum aku menyelesaikannya"

"Hm"

"Baik aku akan menjelaskan kalau orang yang aku temui adalah rehan, dia selamat dari kecelakaan maut itu. Awalnya aku juga terkejut tapi mendengar apa yang di katakan rehan benar.."

*Flashback*

Setelah kematian rehan sasa melamun tak banyak bicara apa lagi dengan ke empat saudara itu yang saling marahan, pada saat itu dirinya mendapatkan pesan dari seseorang yang tidak di kenal dan pesan itu dia dapat dari rehan.

Dia meminta Sasa bertemu dengan rehan di sebuah taman tersebut.

Karena penasaran akan sosok yang mengirim pesan itu akhirnya sasa menyetujui permintaan dari orang itu.

"Siapa dia sebenarnya kenapa dia mengetahui dengan detil dan apa tujuan dia ingin menemui ku?" Gumam Sasa.

Dan disini lah di sebuah taman yang sangat sepi. Sasa melihat seorang pria menggunakan Hoodie warna hitam.

"Apa tujuan kamu ingin menemui ku?" Tanya Sasa tanpa basa basi setelah sampai di depan pria itu.

"Sa, aku mohon bantuan kamu" ucap pria itu berdiri sambil menghadap ke arah sasa, tidak lupa juga dia membuka masker yang ada di wajahnya.

Degh.

"Rehan?"

"Ini ini aku rehan"

"Mana mungkin kamu rehan kamu pasti orang lain kan yang menyamar menjadi rehan kan?"

"Kamu tidak percaya sama aku sa?"

"Aku tidak percaya, karena aku melihat sendiri dengan mata kepalaku melihat rehan di kebumikan"

"Dia reno sa saudara kembarku, dia yang menyelamatkan aku namun dia yang meninggal"

Mendengar itu Sasa menatap ke arah rehan dengan lekat, dan benar saja wajah pria di depannya sangat mirip dengan rehan.

"Apa bener yang kamu katakan?"

"Bener sa, aku rehan daddy yang melahirkan twins. Dan kamu orang yang pertama merawat mereka"

Brukkk

"Rehan aku sangat merindukan kamu kenapa kamu meninggalkan kami apa kamu tau, setelah kehilangan kamu mansion terasa sangat berbeda bahkan anak anak kamu tak pernah bicara setelah kehilangan kamu"

"Maafkan aku sa, tali ini demi kebaikan kita bersama"

"Apa maksud kamu?"

"Ada seorang yang ingin menghancurkan kita, jadi aku harus menjauh lebih dulu karena aku ingin mengetahui siapa orang yang ingin menghancurkan kita" ucap rehan.

"Tapi sekarang kamu tinggal bersama dengan siapa?"

"Aku tinggal bersama dengan ayah aku ayah yang melahirkan ku"

"Tunggu tunggu apa maksud kamu?"

Rehan menjelaskan apa yang sudah di jelaskan oleh saudara kembarnya sebelum dia meninggal, walau pun terkejut dia tetap tenang, dia akan berpura-pura tidak tau, karena ini adalah kesempatan bagi dirinya untuk memanfaatkan keadaan untuk mencari tau orang yang menghancurkan hidup mereka.

Mendengar penjelas itu Sasa juga terkejut tapi dia tidak memperlihatkan rasa terkejutnya.

"Segitu saja yang aku katakan kalau ada apa apa segera kabari aku ,, karena waktu ku tidak lama aku harus segera pergi"

"Baiklah, aku akan kasih tau kepada mereka kalau kamu masih hidup"

"Jangan"

"Kenapa?" Sasa heran kepada rehan kenapa dia meminta dirinya untuk tidak mengasih tau kepada anak anak dan yang lain karena mereka juga berhak tau.

"Berjanjilah jangan kasih tau kepada siapapun karena jika mereka mengetahui keberadaan ku akan ada kemungkinan musuh mengetahui keberadaan ku"

"Baiklah aku tidak akan kasih tau"

"Biarkan ini menjadi rahasia kita, sampai waktunya tiba aku akan mengasih tau kepada mereka"

"Baiklah tapi jangan lama lama"

"Aku pergi dulu" setelah mengatakan itu rehan pergi dari taman itu menunju ke arah mobilnya, sebelum pergi dia memakai penutup Hoodie dan maskernya agar tidak di lihat oleh orang lain.

* Flashback off *

"Jadi rehan masih hidup? Dan yang meninggal itu saudara kembarnya?" Tanya sagar.

"Iya dia masih hidup jadi aku mohon agar kamu tidak mengatakan apa apa kepada siapapun"

"Baiklah, aku juga akan membantu rehan untuk mengungkap siapa orang yang ingin menghancurkan keluarga mereka"

"Lalu apa yang tadi kalian bicarakan?"

"Itu membicarakan tentang alkara yang terkena racun dan dia juga sudah menemukan siapa dalang dari semua itu dia hanya tinggal tunggu berapa hari lagi"

"Siapa orang itu?"

"Aku tidak tau yang jelas dia sudah mengetahuinya dan mendapatkan semua bukti tentang kejahatan mereka"

"Astaga aku lupa"

"Apa?" Ucap sagar tersentak kaget saat mendengar suara Sasa yang sangat keras.

"Tadi rehan memberikan penawar racun untuk putranya dan kita hanya punya waktu lima belas menit jika tidak segera di suntikan dia akan mati"

"Apa kenapa kamu tidak bilang dari tadi?"

"Sudah sebaiknya kita segera lakukan nanti lagi bicaranya"

Mereka pun langsung masuk kedalam mobil mereka dan segera melajukan mobilnya menunju ke rumah sakit.

Berapa menit pun berlalu, mereka terlah sampai di rumah sakit, Sasa segera keluar dan menunju ke ruangan di mana keponakannya di rawat.

Menit terus berjalan Sasa sudah kehilangan empat belas menit, dan tinggal 60 detik lagi Sasa akan kehilangan kesempatan.

Setelah sampai di ruangan Sasa langsung masuk ke ruangan dimana alkara di rawat ,, dia pun langsung menyuntikkan cairan dari rehan ke tubuh Alkara.

Brukk

Waktu habis dan Sasa pun bernafas lega karena bisa melakukan tepat waktu. Sasa, sangat bersyukur karena dia bisa menyelamatkan alkara, jika dia sampai telat dia tidak tau apa yang akan terjadi, bahkan dia bisa terkena amarah dari rehan.

"Hampir saja re,aku telat melakukannya aku tidak tau apa yang akan terjadi jika telas satu detik saja mungkin kamu akan marah besar." Gumam Sasa yang masih duduk di lantai dekat brangker rumah sakit.

Brak..

Pintu kamar terbuka nampak lah sagar dengan nafas tersengal sengga, dia menanyakan tentang hal itu. "Bagaimana apa berhasil?" Tanya sagar dengan nafas tersengal-sengal.

"Berhasil tepat waktu kita tunggu sepuluh sampai dua puluh menit, reaksi akan kelihatan" ucap sasa.


"Terima kasih sudah berusaha menyelamatkan putraku dan putra rehan"

"Kamu tidak perlu berterima kasih karena aku sudah menganggap anak rehan seperti anak aku sendiri apa lagi aku yang merawat mereka sejak kecil"

"Maafkan aku andaikan aku tidak terbakar amarah mungkin saat itu aku bisa merasakan dan bisa melihat rehan melahirkan"

"Sudahlah yang terpenting sekarang kamu buktikan cinta kamu kepada rehan karena aku mendengar kabar kalau rehan dua bulan lagi akan menikah dengan pria yang di jodohkan oleh ayahnya"

"Apa...!!


Sahabat jadi cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang