Bab 9

2K 70 7
                                    

Sejenak anak kecil itu terdiam setelah mengetahui kalau daddy-nya mempunyai masa lalu yang begitu buruk di negara kelahirannya,

Alkara panduwinata, pria yang mendengar pembicaraan Daddy dan kedua temannya itu, begitu egois sampai tidak mengetahui trauma daddy-nya.

"Sepertinya, kami memang anak yang egois bahkan kami tidak memahami penderitaan sang daddy, harusnya aku memahami Daddy.. Maafkan kara dad." alkara bergumam dengan dirinya sendiri sampai tak menyadari kalau ketiga pria dewasa sudah keluar dari ruangan.

"Kara?" panggil leon kepada putranya.

"Dad-daddy?" alkara terkejut mendengar panggilan dari sang Daddy.

Setelah berapa lama alkara, langsung menghambur ke pelukan sang Daddy bahkan air matanya sudah keluar begitu saja.

"Daddy, maafkan kami. karena kami tidak memahami penderitaan Daddy selama ini." alkara sambil nangis sesenggukan meminta maaf kepada daddy.

Andrew leon panduwinata. Memandang ke arah dua sahabatnya karena ia masih belum memahami akan apa yang terlah di katakan oleh alkara, kenapa dia nangis dan meminta maaf kepada dirinya.

Sasa, lalu berjongkok agar sejajar dengan alkara, lalu ia pun berkata kepada alkara kenapa dia meminta maaf kepada Daddy,

Alkara, lalu melepaskan pelukannya dari sang Daddy dan menatap ke arah Sasa, lalu alkara menjelaskan kepada Sasa kalau dia mendengar semua apa yang di katakan oleh mereka semua.

Sasa, pun tersenyum ke arah alkara, dan ia pun langsung memeluk alkara yang sudah ia anggap seperti keponakannya sendiri.

Lama, berpelukan Sasa melepaskan pelukannya dan menghapus air mata alkara dari wajah gantengnya.

"Apa, kamu benar² ini ke Indonesia hm?" tanya Sasa.

Sebelum alkara menjawab pertanyaan tante Sasa ia melihat ke arah Daddy, yang sedang menatap ke arahnya. Lalu,  ia pun kembali menatap ke arah Tante Sasa, ia menggelengkan kepala dengan pelan, ia tidak ingin membuat daddy-nya kembali teringat akan masa lalunya.

"Kenapa, kara tidak mau hm? Apa karena tidak ingin kamu membuat Daddy mengingat masa lalu dan bertemu dengan orang² yang sudah menyakiti Daddy?" Sasa menebak pasti alkara akan mengatakan seperti itu, karena ia sangat paham betul akan sifat dan karakter anak² dari Leon.

Dan, alkara pun hanya menganggukkan kepalanya ia tidak ingin membuat sang Daddy kembali mengingat akan kenangan buruk.

Melihat, kara hanya mengangguk Sasa menatap ke arah Leon untuk memberikan persetujuan dan mengambil keputusan atas apa yang akan terjadi kedepannya.

Leon, menghela nafas panjang, lalu ia menatap ke arah sang putra, ia dengan berat mengatakan kalau ia dan anak²nya akan segera pergi ke Indonesia sesuai kemauan dari adik² alkara.

Mendengar penjelasan dari Daddy alkara tidak percaya kalau Daddy akan mengambil keputusan yang membuat ia terkejut.

"Dad"

"Demi, kalian Daddy akan membawa kalian semua ke sana dan Daddy juga tidak keberatan untuk berdampingan dengan masa lalu, karena Daddy tidak ingin membuat adik² kamu sedih" ujar Leon.

Brukkk...

Alkara, langsung memeluk tubuh daddy-nya ia tidak menyangka kalau daddy-nya sangat mementingkan anak²nya di bandingkan dirinya sendiri. Padahal selama ini kami tidak pernah mementingkan Daddy, yang di pentingkan adalah Daddy selalu berkerja tanpa ada waktu buat mereka.

"Ya, sudah sebaiknya kita pulang dan beri tau kepada adik² kamu yang lain untuk segera packing. Karena sebentar lagi jatt pribadi Daddy akan mendarat." ujar Leon.

Sahabat jadi cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang