OLIVIA'S POV
"Ral... bangun, bu Anna udah dateng" bisikku sambil menyenggol tangan Emerald yang tertidur pulas disebelahku.
Aku benar-benar heran dengannya. Dia selalu terlihat mengantuk ketika di dalam kelas, tapi akan segar kembali apabila bel istirahat atau bel pulang berbunyi.
Sejak jam ketiga tadi, kelasku memang kosong dan tidak ada tugas yang harus dikerjakan, maka dari itu Emerald bisa tertidur selama dua jam pelajaran. Bahkan tidak ada yang berani mengusiknya.
Asal kalian tahu, semua murid di kelasku sama sekali tidak menyukai keberadaan Emerald karena sifatnya yang bisa dikatakan seenak jidatnya. Tapi menurutku Emerald itu luar biasa. Entah kenapa aku bisa berpikir seperti itu, tapi memang benar, menurutku Emerald itu luar biasa.
"haahhh"
"Bangun Ral..."
"Emerald Dimitri" kali ini itu bukan suaraku, melainkan suara bu Anna guru biologi kami
"Hadir" ucap Emerald tanpa rasa takut sedikit pun
"Kalau kamu tidak suka pelajaran saya lebih baik kamu keluar!"
Emerald yang terlihat mengantuk sejak tadi tiba-tiba saja membuka matanya seolah segar kembali. Apa ancaman bu Anna membuatnya gentar.
Tapi kami semua tiba-tiba dibuat melongo dengan kelakuannya. Emerald berdiri dari bangkunya dan berjalan keluar kelas tanpa menghiraukan keberadaan bu Anna.
"Jika kamu membolos hari ini saya pastikan nilai kamu akan dibawah rata-rata"
"Tadi siapa yang meminta saya untuk keluar kelas?" aku benar-benar terkejut mendengar ucapan Emerald. Bahkan aku berani bertaruh, bukan hanya aku yang terkejut melainkan seluruh siswa di kelas ini "Lagi pula saya tahu sekolah ini tidak akan membuat siswanya tidak lulus" ujar Emerald sambil memberikan senyum simpulnya.
Tanpa menunggu respon bu Anna, Emerald berlalu dari kelas.
Saat pelajaran berlangsung, beberapa kali aku dan Ryan menjawab pertanyaan sehingga Ryan yang awalnya duduk di belakang, kini duduk tepat disebelahku, lebih tepatnya lagi di tempat duduk Emerald.
"Akhirnya gue duduk disini lagi, emang dasar tuh anak aja gak tahu diuntung"
Aku benar-benar tidak mengerti dengan ucapan Ryan. Apa dia sedang membicarakan Emerald. Tapi entah ini hanya perasaanku saja atau bukan, memang kerap kali Ryan selalu mengatakan hal buruk tentang Emerald.
*****
Aku mencari keberadaan Emerald setelah bel istirahat berbunyi. Aku kira dia berada di kantin, baru saja aku berjalan melewati kelas XII IPA-4 aku sudah melihatnya tertawa bersama teman-temannya.
"Ral..." Emerald tampak begitu terkejut melihatku
"Lo ngapain Liv?"
"Gue mau bicara"
Aku menarik tangan Emerald dan menuntunnya ke ruang teater. Emerald hanya terdiam tanpa membuka obrolan sama sekali. Bahkan dia tidak menanyakan tujuanku yang menariknya kemari.
"Lo kenapa sih? Kita udah kelas 12, Ral. Lo harus bisa lebih serius lagi meskipun kita semua tahu, sekolah ini gak akan bikin kita gak lulus. Tapi apa lo gak punya mimpi untuk lo raih?"
"Gue gak papa, cuma lagi gak mood doang"
"Gak semua hal bisa ngikutin mood lo, Ral"
"Gue..." Emerald tidak melanjutkan ucapannya
"Ral... jangan kayak gini lagi ya" aku benar-benar tidak tahu apa alasanku mengatakan ini. Emerald hanya terdiam sembari menatap mataku "Gue laper" ucapku mengalihkan pandangan Emerald
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love (COMPLETED)
RandomBertemu dengannya bukanlah keinginanku, jatuh cinta padanya bukan pula kehendakku. Pertemuan yang tidak pernah kusangka-sangka akan menjadi sebuah perjalanan cinta yang tidak akan pernah aku lupakan. Menjadi cinta pertama untuknya adalah hal yang in...