OLIVIA'S POV
Sudah satu jam lamanya aku terjebak kemacetan dengan Emerald. Bahkan mobil ini baru berjalan 10 langkah kaki sejak tadi.
Ditengah kesunyian di dalam mobil serta riuhnya klakson dan hujan di luar sana. Aku terperanjat ketika ponsel Emerald berdering.
"Halo Ma, kenapa?"
"....."
"Eral masih kejebak macet, Ma. Kayaknya gara-gara ada galian sama hujan deras deh, oh ya Ma, Eral mau anter temen dulu. Nanti langsung pulang kok. Mama di rumah?"
"....."
"Apa aja Ma, tapi sop ayam kayaknya enak. Udah dulu ya, Ma. Ini udah bisa jalan lagi. Bye Ma, love you"
Seumur-umur aku tidak pernah bermanja-manja seperti itu dengan ibuku. Jangankan mengatakan 'love you' bertemu saja kami tidak saling menyapa. Mendadak aku jadi iri dengan kedekatan Emerald dan ibunya.
"Lo gak ngabarin orang rumah, Liv?" aku tersentak dari lamunanku saat Emerald tiba-tiba berbicara denganku
"Hah? Nggak, orang tua gue lagi di luar negeri" kilahku
Tidak ada lagi pembicaraan antara aku dengan Emerald hingga akhirnya kami tiba di rumahku. "Mau mampir dulu?" tanyaku berbasa-basi
"Gak usah deh, gue tahu lo cuma basa-basi. Gue balik ya, Liv. Thanks udah bantu gue buat bersihin lantai ruang teater"
*****
Di hari minggu ini tidak banyak yang aku lakukan selain berdiam diri di kamar seharian. Biasanya aku pergi dengan Diandra, berhubung sahabat semata wayangku sudah pindah negara, jadilah aku sendiri disini tanpa ada seorang teman yang menemaniku.
Tok..tok..tok...
"Maaf non, non Oliv dipanggil sama bapak dan ibu"
"Mereka kapan pulang, Bi?"
"Tadi subuh non"
"Yaudah sebentar"
Dengan malas aku beranjak dari tempat tidurku dan menghampiri kedua orang tuaku. Aku sudah tahu kalau ada sesuatu kesalahan yang aku lakukan, karena kalau tidak, mereka tidak akan pernah memanggilku.
"Ini raport kamu semester ini?" ujar Papa sambil melemparkan raport-ku ke meja "kenapa kamu gak belajar dari kesalahan kamu? Apa sesusah itu mengalahkan si ranking satu sampai sudah lewat 3 semester kamu masih jadi yang kedua?"
Aku terkadang tidak mengerti dengan sifat kedua orang tuaku, mereka terkadang terlalu menekanku dengan semua keinginan mereka. Apa sepenting itu peringkat kelas untuk mereka.
Bahkan mereka tidak pernah ada waktu untukku, sekalinya memiliki waktu, mereka hanya akan mencaciku. Inilah kenapa aku lebih memilih menghabiskan waktuku di sekolah atau di luar rumah ketika mereka sedang di rumah
Seharusnya aku pergi sejak pagi tadi kalau saja aku tahu mereka pulang hari ini.
"Papa gak mau tau, kenaikan kelas ini kamu harus ranking satu. Jangan bikin malu Papa dan Mama, mengerti?"
Aku tidak menjawab mereka dan melenggang pergi
"Olivia... Papa tidak pernah mengajarkan kamu untuk bersikap tidak sopan" ujar Papa ketika aku akan menaiki tangga
"Oliv kemari, kami belum selesai bicara" aku sama sekali tidak menghiraukan mereka "Olivia, Mama tidak pernah..."
"Tidak pernah mengajarkan Olivia untuk bertindak tidak sopan? Tapi apa Mama dan Papa pernah punya waktu untuk mengajarkan Olivia menjadi anak yang memiliki sopan santun? Nggak kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love (COMPLETED)
RandomBertemu dengannya bukanlah keinginanku, jatuh cinta padanya bukan pula kehendakku. Pertemuan yang tidak pernah kusangka-sangka akan menjadi sebuah perjalanan cinta yang tidak akan pernah aku lupakan. Menjadi cinta pertama untuknya adalah hal yang in...