EMERALD'S POV
"EMERALD!"
Aku dan Olivia terperanjat ketika mendengar seseorang meneriaki namaku. Jantungku terasa mencelus ketika melihat Mama dan kak Tiara berdiri di depan pintu.
Bagaimana bisa aku tidak menyadari kedatangan mereka berdua. Dan apa yang aku lakukan barusan. Apa aku dan Olivia berciuman.
Matilah aku sekarang.
"Emerald, kamu ikut Mama" sudah bisa dipastikan riwayatku akan tamat sampai disini
Aku masih diam mematung untuk mencerna ini semua. Apa baru saja aku dan Olivia benar-benar berciuman. Kalau memang begitu, itu berarti Mama dan kak Tiara melihat apa yang kami lakukan tadi. Astaga Emerald, kamu benar-benar tamat kali ini.
"Emerald sekarang!" ucapan Mama kembali menyadarkanku
Aku berjalan mengikuti Mama dan meninggalkan Olivia bersama dengan kak Tiara yang masih mematung di depan pintu. Aku harap kak Tiara tidak memperlakukan Olivia dengan buruk setelah ini.
"Jelasin sama Mama"
"Maaf Ma"
"Bukan itu yang Mama inginkan dari kamu, Emerald Dimitri" tahukah kalian suatu fakta? Apabila orang tua kita memanggil kita dengan sebutan nama lengkap, bisa dipastikan mereka sedang marah dan itu serius "Ada hubungan apa kamu dengan Olivia?"
"Aku..." aku tidak berani melanjutkan kalimatku. Selama ini aku tidak pernah takut dengan apapun, tapi kenapa kali ini aku begitu takut kalau Mama tidak akan pernah bisa menerima ini semua.
"Emerald?"
"Aku dan Olivia pacaran, Ma. Udah berjalan satu setengah tahun"
Mendengar ucapanku, Mama tiba-tiba saja terduduk dengan lemas di kursi kerjanya.
"Ma..."
"Ral, Mama gak bisa" kini Mama menangis di hadapanku. Tangisnya seakan begitu pilu. Apa aku sudah begitu mengecewakannya.
"Ma, Eral minta maaf. Eral tahu ini salah, tapi Eral gak bisa tahan perasaan Eral ke Oliv, Ma..."
"Kamu sayang sama Mama kan?" mendengar suara Mama yang bergetar seperti itu, tiba-tiba saja air mataku mengalir dengan derasnya "Kalau kamu sayang sama Mama..."
"Eral sayang sama Mama. Tapi Eral juga sayang sama Olivia" ucapku cepat sebelum mendengar Mama mengatakan sesuatu yang akan menyakitkan untukku
"Emerald, Mama gak bisa..."
Aku menghampiri Mama dan berlutut dihadapannya. Kini aku memeluk kedua kakinya sembari menangis.
"Ma... kalau Mama minta Eral untuk milih antara Mama atau Olivia, jujur Eral gak bisa Ma. Eral sayang sama Mama dan juga Olivia"
"Mama butuh waktu, Ral. Mama ingin sendiri dulu untuk menenangkan pikiran Mama dan mencerna semua ini"
"Ma..."
"Kamu bisa keluar sekarang"
"Ma..."
Bukannya menjawabku, Mama malah membuka pintu dengan lebar dan mengisyaratakanku untuk keluar serkarang juga. Dan kembali menutup pintu ketika aku sudah keluar dari ruangan kerjanya.
Aku berjalan meninggalkan ruang kerja Mama. Ketika aku kembali ke ruang tengah, aku sudah tidak mendapati Olivia disana.
Apa saat ini aku harus menghubungi Olivia. Tapi aku tidak ingin membuatnya khawatir dan merasa bersalah karena kemarahan Mama hari ini. Selain itu aku juga tidak tahu bagaimana caraku untuk menjelaskan apa yang terjadi antara aku dengan Mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love (COMPLETED)
RandomBertemu dengannya bukanlah keinginanku, jatuh cinta padanya bukan pula kehendakku. Pertemuan yang tidak pernah kusangka-sangka akan menjadi sebuah perjalanan cinta yang tidak akan pernah aku lupakan. Menjadi cinta pertama untuknya adalah hal yang in...