OLIVIA'S POV
Hari-hari berjalan begitu menyenangkan meskipun terkadang suka menyebalkan. Hingga tanpa aku sadari hubunganku sudah berjalan selama dua tahun dengan Emerald. Hari ini adalah tepat hari anniversary kami yang ke dua.
Saat ini aku sedang mengikuti kegiatan amal dan aku mendapat tugas untuk melakukan penggalangan dana. Dengan membawa satu kotak risoles yang aku buat pagi tadi, aku menghampiri kekasihku yang kini tengah duduk bersama dengan sahabat semata wayangnya itu.
Suasana kantin tidak terlalu ramai. Bahkan saat ini Emerald dan Daniel hanya duduk berdua saja di sebuah meja yang sangat besar.
"Kamu ngapain bekal risoles sebanyak ini" ledek Emerald
"Neng Oliv cosplay jadi anak marketing?" Daniel pun tidak mau kalah untuk meledekku "Sini aa beli satu" dengan santainya Daniel mengambil risolesku dan memakannya begitu saja
"Enak gak, Niel?" tanya Emerald
"Biasa aja, enakan bikinan emak gue"
"Lo jangan gitu dong, bikinan cewek gue nih" ujar Emerald sambil menyikut lengan Daniel "Aku cobain satu ya, sayang" Emerald pun kini memakan risoles buatanku dan wajahnya seketika berubah "Lo bener, Niel. Enakan bikinan Mami"
"Yahh... jelek ya rasanya?"
"Ini kamu yang buat, yang?" aku mengangguk "Udah ada yang beli?" aku menggeleng pelan "Berarti mereka semua masih diberkati"
"Emerald..." protesku. Ini berarti tandanya risoles yang aku buat tadi pagi tidak terlihat menarik.
"Lagian kamu ngapain sih?"
"Aku lagi penggalangan dana untuk kegiatan amal bulan depan"
"Jadi sebulan ke depan kamu mau jualan risoles?"
"Ya nggak juga. Kamu ada ide gak?"
"Jual minuman aja yang seger-seger. Pas banget kan lagi panas kayak gini. Ya gak Niel?"
"Yup. Nanti lo tenang aja, kita bakal paksa orang-orang buat beli. Ya gak Ral?"
"Contohnya seperti ini" Emerald mengambil sekotak risolesku dan bangkit dari tempat duduknya "Harganya berapaan yang? Goceng?" aku hanya mengangguk dan bingung melihat kelakuannya.
Emerald pergi menghampiri seluruh mahasiswa yang sedang berada di sekitar taman kampus. Entah apa yang dikatakannya, semua mahasiswa yang ia temui membeli risolesku dengan sukarela.
Kini Emerald kembali menghampiriku dan Daniel. Daniel tampak tertawa dan mengacungkan kedua jempolnya pada Emerald.
"Gimana caranya kamu bisa jual ini gak sampai 10 menit? Aku bahkan nawarin ke semua orang yang aku temui, tapi mereka gak ada yang mau beli"
Emerald dan Daniel saling menatap lalu kemudian tertawa bersama.
Disaat mereka masih tertawa, Giselle datang menghampiriku dengan wajahnya yang kesal. Aku pun melihat sekotak pangsit goreng yang dibawanya masih belum laku terjual.
"Liv, dagangan lo udah habis?" tanya Giselle dan aku hanya mengangguk "Gila ya, gue udah keliling kampus tapi satupun gak ada yang lirik dagangan gue"
"Niel" ujar Emerald seakan memberi isyarat
Daniel mengambil kotak yang saat ini ada di meja dan berjalan ke tempat Emerald tadi menawarkan risoles. Kali ini mahasiswa yang ada disana bukanlah mahasiswa yang tadi membeli risolesku.
Seperti apa yang dilakukan Emerald tadi, Daniel sudah kembali berjalan kearah kami dengan senyum sumringahnya.
Aku jadi benar-benar penasaran dengan apa yang dilakukan mereka berdua. Bagaimana bisa risoles dan pangsit goreng itu bisa ludes dalam hitungan menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love (COMPLETED)
RandomBertemu dengannya bukanlah keinginanku, jatuh cinta padanya bukan pula kehendakku. Pertemuan yang tidak pernah kusangka-sangka akan menjadi sebuah perjalanan cinta yang tidak akan pernah aku lupakan. Menjadi cinta pertama untuknya adalah hal yang in...