57-M

4.1K 287 22
                                    

OLIVIA'S POV

Setelah Aurora berpamitan dan meninggalkan kami berdua di rumah Diandra, Emerald menarik tanganku untuk mengikutinya. Entah kemana dia ingin membawaku, aku hanya diam dan mengikutinya.

Emerald memarkirkan mobilnya tepat di sebuah rumah yang berukuran sangat besar. Bahkan rumah ini lebih besar tiga kali lipat dari rumah Mike. Apa selama ini Emerald tinggal disini.

Aku menarik tubuh Emerald ke pelukanku dan memeluknya dengan sangat erat ketika ia akan menuntunku untuk memasuki rumah itu. Sudah lima tahun aku tidak merasakan aroma tubuhnya dan deru napasnya. Aku benar-benar merindukan semua tentang Emerald.

Emerald kembali menuntunku untuk masuk ke dalam rumah itu dan berjalan ke sebuah kamar yang bisa aku tebak kalau ini adalah kamarnya. Tata letak kamar ini begitu mirip dengan kamarnya dulu.

"Aku kangen banget sama kamu" ujarnya dengan suara tertahan

Tanpa aku sadari, air mataku mulai menetes dan membanjiri pipiku. Jujur saja aku tidak pernah menyangka kalau Emerald akan kembali bersamaku.

"Kamu kenapa nangis?" suara Emerald kini terdengar begitu lembut di telingaku. Sembari mengusap air mataku, Emerald mengatakan sesuatu yang membuatku tidak bisa menahan air mataku "Apa saat itu kamu memang berniat untuk menikah?"

Aku kembali menangis hingga sesenggukan. Pertanyaan itu seakan-akan menamparku dan sepertinya perbuatanku memang benar-benar keterlaluan padanya.

Emerald kini memeluk dan mengusap punggungku seakan ingin menenangkanku. Setelah merasa aku cukup tenang, Emerald melepaskan pelukannya dan kembali berbicara.

"Aku gak bermaksud..." aku membungkam bibir Emerald dengan bibirku. Bibir ini adalah bibir yang selalu aku rindukan. Masih terasa sama seperti terakhir kali aku merasakannya.

Ciumanku dengan Emerald benar-benar intens seakan ada hal terpendam yang sangat menggebu-gebu dan harus dikeluarkan saat ini juga.

Emerald kini melepas kemeja yang aku kenakan dan dengan cepat tangannya menggerayangi seluruh lekuk tubuhku. Aku benar-benar terbuai dan menikmati ini semua. Hingga tanpa aku sadari, tubuhku sudah tidak mengenakan sehelai benang pun di hadapan Emerald.

Kembali Emerald menatap tubuhku dengan tatapan yang tidak bisa aku jelaskan. Kini Emerald melepas seluruh pakaiannya dan ya... tubuh inilah yang selama ini aku rindukan.

"Sshhhh..." aku tidak bisa menahan desahanku ketika Emerald mulai menyapu seluruh tubuhku dengan lidahnya.

Rasa ini masih sama seperti ketika pertama kali aku melakukan ini bersama dengan Emerald. Emerald tampak menikmati setiap lekuk tubuhku dan sesekali menempatkan telinganya di bibirku.

"Kamu cantik..." bisiknya pelan "Aku gak mau kehilangan kamu lagi"

Setelah mengatakan itu, Emerald kembali melakukan kegiatannya. Kini tangan Emerald semakin giat menjamah tubuhku.

Lidahnya pun turut melakukan instruksi dari otaknya untuk bekerja. Tubuhku menggelinjang tidak karuan dengan apa yang dilakukan Emerald padaku.

Jari-jari tangannya yang sedari tadi bermain di payudaraku kini mulai turun secara perlahan. Aku bisa merasakan jari Emerald menari-nari di perutku.

"Ssshhh..." kembali aku mendesah ketika aku merasakan ada sesuatu yang ingin menerobos masuk ke area intimku.

Jari Emerald semakin lincah bermain di dalam sana dan hal itu membuatku merasa tidak karuan dengan kenikmatan yang diciptakan oleh Emerald.

Bibir Emerald kini membungkam bibirku yang meracau tidak karuan. Lidah kami saling bertaut satu sama lain seakan tidak ingin berpisah lagi.

Emerald semakin mempercepat temponya hingga pikiranku benar-benar dibuat melayang olehnya. Tubuhku bergetar sejadi-jadinya seakan melepaskan semua hal yang selama ini aku pendam dalam diriku.

Last Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang