OLIVIA'S POV
Sejak kepergiannya tadi, Emerald belum juga kembali ke rumahku, dia juga tidak memberiku kabar sama sekali. Apa kini Emerald benar-benar muak dengan semua perlakuanku padanya selama satu tahun ini.
Namun ada satu hal yang membuatku merasa kalau Emerald tidak pergi jauh dari rumahku, yaitu karena mobilnya masih terparkir tepat di halaman rumahku.
Kemana perginya Emerald, sudah lima jam dia pergi meninggalkan rumahku tanpa membawa mobilnya. Aku melihat kearah langit yang kini mulai gelap. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.
Baru saja aku mengatakan itu, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Sudah lama aku tidak melihat hujan dari balkon kamarku. Aku bahkan lupa kapan terakhir aku bermain hujan.
Tiba-tiba saja aku kembali mengingat semua hal yang pernah aku dan Emerald lakukan dulu. Mulai dari aku membantunya membersihkan tumpahan cat di ruang teater, mengambilkan mobilnya di parkiran karena dia tidak ingin terkena hujan hingga dia demam karena menemaniku menari-nari di tengah hujan.
Tanpa aku sadari, air mataku menetes mengingat itu semua. Bagaimana bisa selama setahun ini aku memperlakukan Emerald seburuk itu. Emerald bahkan selalu datang kemari untuk menemaniku dan selalu memastikan keadaanku baik-baik saja.
Entah kenapa saat ini perasaanku kembali tidak karuan. Aku benar-benar takut Emerald akan meninggalkanku karena semua perlakuan burukku padanya selama satu tahun belakangan ini.
Tanpa mempedulikan derasnya hujan, aku berlari keluar rumah dan mencari keberadaan Emerald. Aku benar-benar tidak tahu kemana aku harus mencarinya.
Aku menyusuri jalanan yang diterpa derasnya hujan. Suara gemuruh kini saling bersahutan di langit. Ya Tuhan aku benar-benar menyesal dengan apa yang sudah aku lakukan pada Emerald.
Sudah setengah jam aku menyusuri jalanan namun aku masih belum melihat keberadaan Emerald. Seharusnya dia tidak pergi terlalu jauh karena mobilnya masih terparkir di rumahku.
Tiba-tiba saja aku teringat akan danau yang tidak jauh dari sini. Aku berlari dengan cepat ke arah danau namun sial bagiku, aku tidak menemukan sosok yang aku cari di tempat ini.
Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling danau, namun tetap saja tidak ada seorang pun di sekitar sini. Disaat aku sudah lelah dan tubuhku sudah basah karena guyuran hujan, aku melihat sesuatu yang mengambang di danau.
Aku berlari mendekati danau dan mengamati benda itu. Namun seketika hatiku seperti tersambar petir karena itu adalah jaket milik Emerald.
Kini perasaanku benar-benar tidak karuan. Apa yang harus aku lakukan sekarang.
"Emerald..." aku berteriak di tengah hujan memanggil nama Emerald
Apa Emerald benar-benar melakukan hal gila. Tapi aku sangat yakin kalau Emerald tidaklah sebodoh itu.
Aku kembali meneriaki nama Emerald namun tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan keberadaan Emerald. Tangisanku mulai pecah ketika melihat kenyataan ini, aku benar-benar menyesali ini semua.
Ya Tuhan, aku mohon tolong kembalikan Emerald padaku. Aku berjanji tidak akan menyakitinya lagi.
Aku menarik napasku dalam-dalam untuk meyakinkan diriku. Sepertinya aku harus menyusuri danau untuk mencari Emerald.
Baru saja aku melangkahkan kaki-ku untuk turun ke danau, ada seseorang yang menghentikan langkahku.
"Kamu mau ngapain, Liv?"
Jujur saja perasaanku benar-benar lega mendengar suara itu. Seketika aku berbalik dan memeluknya.
"Kamu kenapa? Kamu ngapain disini?" tanya Emerald padaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love (COMPLETED)
RandomBertemu dengannya bukanlah keinginanku, jatuh cinta padanya bukan pula kehendakku. Pertemuan yang tidak pernah kusangka-sangka akan menjadi sebuah perjalanan cinta yang tidak akan pernah aku lupakan. Menjadi cinta pertama untuknya adalah hal yang in...