EMERALD'S POV
Pagi ini aku mendatangi alamat yang diberikan Aurora padaku kemarin. Rumah ini cukup besar, apa rumah ini milik Olivia. Cukup lama aku berdiam diri di depan pintu tanpa mengetuk sekalipun.
Apa aku harus menemui Olivia atau membiarkannya bahagia dengan kehidupannya yang baru.
Flashback on
"Oh ya Ral, ada satu hal lagi yang harus kamu tahu..." Aurora hanya tersenyum sembari melihat kearahku. "Ini untuk kamu"
Aurora memberikanku secarik kertas yang bertuliskan sebuah alamat.
"Olivia tinggal di rumah itu. Kalau kamu mau, kamu bisa temui dia. Itupun kalau kamu masih punya keberanian untuk menemuinya"
"Tapi Ra..."
"Gak ada salahnya kan kamu temui dia hanya sekedar meluruskan permasalahan yang terjadi atau hanya sekedar mengucapkan selamat atas pernikahannya"
"Kamu udah ketemu dia?"
"Belum" ujar Aurora santai "Aku hanya tahu dia tinggal di rumah itu"
Aku membaca kembali alamat yang dituliskan Aurora tadi. Apa aku memang harus menemuinya agar hatiku benar-benar tenang.
Flashback off
Aku menarik napasku dalam-dalam dan berniat untuk mengetuk pintu rumah ini. Namun baru saja aku melayangkan tanganku, pintu rumah ini tiba-tiba terbuka dan memperlihatkan seorang wanita yang tidak asing bagiku. Dia bukanlah Olivia, melainkan Diandra sahabatnya.
"Diandra..." ujarku tergagap
Sama sepertiku yang terkejut melihat keberadaannya disini, Diandra juga tampak terkejut melihatku berada di rumah ini.
"Lo Emerald?" aku mengangguk "Lo beneran Emerald?" aku kembali mengangguk "Lo beneran masih hidup?" ujarnya sembari menepuk-nepuk pipiku
Pertanyaan macam apa ini, memangnya kapan aku meninggal sehingga dia mengatakan hal yang tidak masuk akal seperti itu.
"Memangnya kapan gue mati?" tanyaku dengan nada sedikit tidak terima.
"Liv... Olivia... Olivia Christabel buruan lo kesini sekarang" teriaknya nyaring
Mataku mencari-cari dimana keberadaan Olivia. Diandra masih saja berteriak memanggil nama Olivia dan suaranya yang nyaring benar-benar memekikkan telinga.
"Kenapa sih lo teriak-teriak, gue kan lagi mandi" mendengar suaranya saja membuat jantungku berdegup kencang. Apalagi harus berbicara dengan jarak sedekat ini, apa aku masih bisa mengendalikan detak jantungku.
Aku masih berdiri di depan Diandra yang masih terlihat panik. Setelah Olivia menghampirinya, dengan cepat dia membuka pintu dengan lebar. Sama seperti Diandra tadi, Olivia juga tampak terkejut melihat keberadaanku disini.
Dalam beberapa detik, aku mulai berpandangan dengan Olivia. Mata kami saling menatap satu sama lain seakan tidak ingin mengalihkan pandangan kearah lain.
"Liv, orang yang ada di depan gue beneran manusia kan?" kenapa dia masih saja menanyakan hal itu
"Dia manusia kok, Di. Lo gak usah takut"
Aku semakin bingung dengan ini semua. Kenapa Diandra mengira aku ini bukan manusia. Apa wajahku saat ini terlihat seperti hantu.
"Kamu ngapain disini?" tanya Olivia datar
"B-bisa kita bicara?" tanyaku kepada Olivia sembari melihat kearah Diandra. Seakan mengerti maksudku, Diandra meninggalkan kami berdua di depan pintu.
"Jadi untuk apa kamu kemari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love (COMPLETED)
RandomBertemu dengannya bukanlah keinginanku, jatuh cinta padanya bukan pula kehendakku. Pertemuan yang tidak pernah kusangka-sangka akan menjadi sebuah perjalanan cinta yang tidak akan pernah aku lupakan. Menjadi cinta pertama untuknya adalah hal yang in...