3

7.5K 555 8
                                    

EMERALD'S POV

Hari ini adalah hari sabtu, tidak banyak kegiatan yang aku lakukan karena aku sama sekali tidak mengikuti ekstrakulukuler di sekolah. Meskipun itu wajib tapi aku tidak peduli. Lebih baik aku menghabiskan waktuku untuk tidur di rumah.

Waktu sudah menunjukan pukul 8 pagi, perutku juga tiba-tiba berbunyi. Seakan memberontak untuk segera diisi.

Aku berjalan menuju dapur dan mencium aroma yang begitu menggugah selera, apa kak Tiara masak hari ini. Oh ya aku hampir lupa memperkenalkan kalian tentang keluargaku.

Aku adalah anak bungsu dari dua bersaudara, kak Tiara ini adalah kakak semata wayangku dan kami hanya tinggal bersama ibu kami satu-satunya.

Mama adalah seorang single parent yang sejak dulu selalu bekerja keras agar aku dan kakakku hidup berkecukupan. Bisa dilihat bagaimana kehidupanku sekarang, tampaknya usaha Mama tidak sia-sia.

Aku terbiasa tinggal berdua dengan kakak-ku saja karena Mama begitu sibuk dengan pekerjaannya untuk membiayai kami semua.

"Morning baby" aku berlari kecil menghampiri kak Tiara dan mengecup pipinya "masak apa hari ini?"

"Bukan kakak yang masak, Ral" kalau bukan kak Tiara terus siapa.

"Kok Mama gak dicium, Ral?" ujar seseorang yang tiba-tiba saja muncul dengan membawa semangkuk besar sup yang masih panas

"Lho, Mama kapan pulang? Kok nggak ngabarin Eral?"

"Tadi subuh, Mama udah ke kamar kamu. Tapi kamu sepertinya gak sadar Mama masuk kesana. Yaudah yuk kita makan sama-sama, kasian itu kakak kamu kelaperan nunggu kamu bangun"

"Ih kenapa jadi salahnya Eral"

Setelah menyantap makanan dengan nikmat, kami kembali berbincang-bincang yang di dominasi oleh pembicaraan Mama dan kak Tiara.

"Gimana kuliahnya kak? Lancar?"

"Lancar Ma, mungkin karena masih semester awal kali ya, jadi belum sibuk-sibuk banget"

"Kamu gimana Ral? Sekolah kamu lancar? Gak pernah bolos lagi? Apa masih sering telat? Ulah apalagi yang kamu..."

"Ma, giliran nanyain kakak aja dikit banget, kenapa ke Eral panjang banget kayak gerbong kereta"

Mama menghembuskan napasnya dengan berat sebelum akhirnya mengambil sebuah amplop yang berisi cetakan kop sekolahku.

"Love letter for you" ujarnya sedikit meledek-ku "mau Mama bacain isinya, Ral? Ini semua rekapan dosa-dosa kamu bulan ini"

Bagaimana bisa surat itu sampai ke Mama, padahal selama ini aku selalu menyimpan surat yang selalu dikirim ke rumah ini dari siapapun agar tidak diketahui oleh Mama ataupun kak Tiara.

"Emerald Dimitri, terlambat 1 minggu berturut-turut dan alfa sebanyak 9 kali" Mama menutup surat itu dan kini menatapku lekat-lekat "Ral, selama satu bulan kan kamu sekolah kurang lebih 20 hari. Ini kamu alpa 9 kali dalam sebulan, kemana aja? Ini juga telat seminggu berturut-turut" tanya Mama dengan penuh kelembutan

Meskipun aku melakukan itu semua, Mama masih saja bersikap lembut padaku.

"Ada alasan apa bulan ini Emerald?"

"Ma, Eral malas, lagian mau sekolah atau nggak Eral tetap ranking kan"

"Nah karena itu yang jadi pertimbangan makanya kamu sampai sekarang belum di DO selain uang sumbangan Mama ke sekolah kamu"

Ya memang benar, aku juga heran kenapa aku bisa mendapat ranking satu umum. Meskipun terkadang aku sering lupa kalau aku menyandang gelar itu. Mungkin aku memang harus mengakui bahwa diriku ini memang jenius. Meskipun semua siswa dan siswi di sekolahku selalu menganggap aku mencontek dan curang.

Last Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang