EMERALD'S POV
Siang ini aku memiliki janji dengan Olivia untuk makan siang bersama di sebuah kafe di dekat perusahaan Papa-nya. Yup, benar sekali, Olivia sudah mengundurkan diri dari kantor hukum milik dosennya itu dan memutuskan untuk bekerja di perusahaan om Arthur.
Meskipun aku tahu itu semua bukan berdasar dari keinginan Olivia, melainkan paksaan dan ancaman dari om Arthur. Aku benar-benar tercengang ketika Olivia menceritakan semua padaku mengenai apa yang telah dilakukan om Arthur padanya dan juga tante Nora.
Me
12.01
Aku udah di lobby kantor kamu nih, kamu turun sekarang ya
Olivia
12.01
On time banget kamu istirahat makan siangnya
Me
12.02
Wajib dong kalau mau ketemu Neng Oliv
Olivia
12.02
Tunggu ya, aku turun sekarang
Tidak perlu menunggu waktu lama, aku melihat Olivia berjalan kearahku. Untuk kesekian kalinya aku terpesona dengan penampilan Olivia yang terlihat begitu dewasa.
"Gak usah dilihatin gitu, bisa-bisa lepas mata kamu" ujar Olivia membuyarkan lamunanku
"Aku kan lagi terpesona lihat kamu Liv"
"Gini ya sayangku, muka kamu mesum banget tadi waktu ngeliatin aku. Bisa-bisa orang-orang yang ada disini sadar semua kalau kamu lagi ngeliatin aku kayak begitu"
"Plis sayang, tolong dibedakan antara wajah mesum dengan wajah terpesona"
"Udah ah, yuk makan"
Olivia memesan steak dan lemon squash sedangkan aku memesan nasi goreng dan kwetiau serta es kelapa muda utuh untuk makan siang kami kali ini. Sebenarnya Olivia sudah tidak heran lagi dengan porsi makanku, melihat apa yang pernah aku pesan ketika sehabis menemaninya membeli alat-alat untuk ospek dulu.
"Kerja dengan Ara buat kamu kehabisan tenaga, Ral?" tanya Olivia padaku
"Oh jelas tidak, justru ini masih SNE"
"SNE?"
"Standar Normal Emerald"
Seketika Olivia tertawa mendengar ucapanku "Jadi standar abnormal kamu?"
"Kamu mau tahu?" ucapku sambil mendekat ke wajahnya "Kita main di kamar dan setelah itu aku bisa makan kamu, eh maksudku, makan yang banyak. Kita mukbang... ya mukbang kan namanya"
"Ngaco nih kamu" ucap Olivia sambil mendorong wajahku menjauh
Aku bertepuk tangan ketika makanan kami tiba. Melihat semua makanan yang tersaji dihadapanku, aku benar-benar bersemangat untuk menghabiskan semuanya. Dengan sangat lahap aku memakan nasi goreng yang bertengger dihadapanku.
"Kamu kenyang makan begituan doang?" tanyaku
"Aku gak serakus kamu sayangku"
"Iya juga sih"
Ditengah-tengah kegiatan kami, tiba-tiba saja ponsel Olivia berdering. Aku penasaran dengan orang yang menghubunginya di jam istirahat seperti ini.
"Siapa?"
"Rumah" jawabnya dengan penuh cemas
Melihat raut wajah Olivia yang berubah, perasaanku tiba-tiba saja merasa tidak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love (COMPLETED)
CasualeBertemu dengannya bukanlah keinginanku, jatuh cinta padanya bukan pula kehendakku. Pertemuan yang tidak pernah kusangka-sangka akan menjadi sebuah perjalanan cinta yang tidak akan pernah aku lupakan. Menjadi cinta pertama untuknya adalah hal yang in...