OLIVIA'S POV
Aku mengerjapkan mataku dan seketika kepalaku terasa berat. Dimana aku saat ini, kenapa ini terlihat seperti kamar rumah sakit. Baunya pun sangat khas dengan bau obat-obatan.
Kenapa aku bisa ada disini, aku benar-benar tidak mengingat bagaimana bisa aku berakhir disini. Satu-satunya yang aku lihat di ruangan ini hanyalah kak Tiara.
Seingatku aku pergi bersama Emerald dan Daniel ke prom night sekolah. Kenapa sekarang aku berakhir disini.
"Kak..."
"Liv, kamu udah sadar" ujar kak Tiara ketika melihatku
"Kenapa aku disini?" tanyaku bingung namun kak Tiara juga terlihat bingung sama sepertiku
"Kakak jua gak tau, Liv. Tadi Mama minta kakak kesini buat nungguin kamu, karena orang tua kamu gak bisa dihubungi"
"Eral dan Daniel?"
"Mereka masih di kantor polisi"
Kantor polisi? Apa yang mereka lakukan disana. Sebenarnya apa yang sudah terjadi sehingga mereka berada di kantor polisi dan aku berada di rumah sakit.
Tidak berselang lama, aku melihat pintu kamar tempatku dirawat dibuka oleh seseorang. Aku melihat tiga orang yang masuk ke ruangan ini yaitu, Emerald, tante Claire dan Daniel.
Aku benar-benar terkejut ketika melihat Emerald dan Daniel yang dipenuhi dengan luka lebam. Apa mereka baru saja berkelahi sehingga mereka harus ke kantor polisi.
Memikirkan ini semua, kepalaku semakin terasa berat.
"Gimana keadaan kamu, Liv?" tanya Emerald yang kini menghampiriku
"Kepalaku pusing"
Kak Tiara pun menekan tombol emergency untuk memanggil dokter. Setelah mengecek keadaanku dokter tadi kini berbicara dengan tante Claire.
"Gimana dok, keadaan anak saya?"
Jujur saja aku agak kaget mendengar tante Claire mengatakan itu. Apa dia benar menganggapku seperti anaknya sendiri. Entah kenapa aku begitu senang mendengarnya.
"Anak ibu baik-baik saja, pusingnya itu karena kloroform yang sempat dihirupnya tapi ibu gak perlu khawatir. Setelah ini anak ibu sudah boleh pulang"
Kloroform? Bukankah itu semacam bius. Apa aku baru saja dibius. Tapi siapa yang melakukan itu padaku. Aku kembali memutar ingatanku untuk mengingat apa yang sebenarnya terjadi sebelumnya.
Flashback on
Aku berlari kecil kearah toilet karena tiba-tiba saja aku ingin buang air kecil. Saat aku berlari kearah toilet, pandanganku sempat bertemu dengan Ryan.
Entah aku yang terlalu percaya diri atau ini memang benar, sejak tadi aku selalu merasa Ryan memandangiku. Bahkan sorot matanya, tidak seperti biasanya.
Setelah menuntaskan semuanya, aku keluar dari bilik toilet dan tiba-tiba saja aku disergap beberapa orang.
Aku mengenali mereka semua, mereka adalah teman-teman Ryan di sekolah. Aku hanya bisa meronta dan berteriak meminta tolong, namun mereka hanya tertawa melihat apa yang aku lakukan.
Seketika aku menyesal karena menolak tawaran Emerald untuk menemaniku. Aku harap Emerald menyusulku saat ini dan menolongku dari mereka semua.
Ketika mereka lengah, aku sempat menginjak kaki salah satu dari mereka dan meninju wajahnya lalu berlari kearah pintu toilet. Salah satu dari mereka kini menarik gaunku hingga gaun yang aku kenakan robek tepat dibagian pundak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love (COMPLETED)
RandomBertemu dengannya bukanlah keinginanku, jatuh cinta padanya bukan pula kehendakku. Pertemuan yang tidak pernah kusangka-sangka akan menjadi sebuah perjalanan cinta yang tidak akan pernah aku lupakan. Menjadi cinta pertama untuknya adalah hal yang in...