25

4.5K 379 39
                                    

EMERALD'S POV

"Aaaaaa"

Aku berlari dengan terburu-buru dari kamar mandi ketika mendengar suara teriakan itu. Pasalnya suara itu adalah suara yang sangat aku kenali. Siapa lagi kalau bukan suara Olivia yang tidak lain dan tidak bukan adalah pacarku.

"Kenapa, Liv?"

"Aku lulus" ujarnya dengan semangat

"And..."

"Kok kamu kayak gak seneng gitu?"

"Haa... congrats sayangku" ucapku cepat sebelum jiwa remaja labilnya keluar. Aku memeluk dan mengusap rambut Olivia untuk memberikannya ucapan selamat.

Saat ini aku masih bingung, pengumuman lulus apa yang dilihat Olivia tadi. Apa kelulusan sekolah, tapi kalau benar itu, apa harus sebahagia itu. Bahkan siswa yang ranking terakhir pun sudah dipastikan akan lulus.

"Gak ikhlas nih kamu"

"Hehe... btw lulus apaan, Liv? Sekolah?"

"Menurut kamu apa aku akan sehisteris ini cuma karena lulus sekolah?"

"Ya nggak sih"

Olivia menghembuskan napasnya dengan kasar lalu menunjukan layar ponselnya kearahku. Aku baru sadar sekarang, pantas saja dia segirang itu, ternyata dia baru saja diterima di kampus impiannya.

Asal kalian tahu, Olivia memilih jurusan dan universitas yang sama dengan kak Tiara. Eh... ini berarti Olivia akan menjadi junior kak Tiara lagi dong.

"Jadi hari ini pengumumannya?"

"Kamu udah ngecek belum?" aku hanya menggeleng dan Olivia kembali fokus dengan ponselnya "Coba tebak"

"Aku lulus, Liv" jawabku santai

"Kamu salah" Olivia kini malah membuat mimik wajah bersedih. Apa dia ingin membuatku percaya dengan tipuannya.

"Liv... bukannya aku sombong, tapi kampus itu gak bakal nolak aku jadi mahasiswanya"

"Iya iya, kamu lulus. Kenapa kamu malah biasa aja?"

"Terus aku harus gimana? Loncat-loncat dan bikin heboh? Hore hore aku lulus, aku gak nyangka banget" ujarku sambil meloncat-loncat kegirangan dan bertepuk tangan

"Ah gak seru..."

Sekedar informasi untuk kalian, aku masih memilih universitas yang sama dengan kak Tiara dan Olivia, hanya saja jurusan kami yang berbeda. Jadi aku masih akan tetap satu lingkungan kampus dengan mereka.

Tinn...tinn...

Aku menyibak jendela kamarku untuk melihat siapa yang dengan tidak sopannya membuat ulah di depan rumahku. Baru saja aku melihatnya dari jendela kamarku, orang tersebut sudah menelponku.

"Ral, buruan..." ujar Daniel sambil melambaikan tangannya kearah kamarku

"Gue lagi enak-enak sama Olivia, lo ganggu aja sih"

Mendengar ucapanku, Olivia sontak merebut ponselku dan berbicara dengan Daniel "Ini kita turun sekarang, Niel"

Olivia menarik tanganku dan mau tidak mau aku mengikutinya berjalan dengan cepat menuju mobil Daniel.

Daniel kini secara bergantian memandangiku dengan Olivia. Aku tahu, mungkin ini akan aneh bagi Daniel, dan juga bagiku.

"Udah buruan" ujarku sambil menepuk pipi Daniel "Bisa copot mata lo kalau lihatin gue sama Oliv terus"

"Gue cuma terpana, Ral. Ternyata lo bisa juga jadi cantik" brengsek, jadi selama ini aku tidak cantik "Tapi masih tetep cantikan neng Oliv dong, idola aa sepanjang masa"

Last Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang