OLIVIA'S POV
Suasana di sekolah ini mendadak tidak enak menurutku, bukan apa-apa, ini karena kejadian beberapa hari lalu. Ryan menyatakan cintanya padaku dan aku menolaknya tanpa alasan. Jujur saja aku menolaknya karena aku sama sekali tidak menyukainya.
Selain itu aku juga sepertinya tertarik dengan seseorang. Walaupun perasaan ini sepertinya aneh menurutku dan menurut semua orang. Tapi sudahlah, cukup aku saja yang menyimpan ini semua.
Akhir-akhir ini aku juga sering mendengar gosip yang tidak mengenakkan ditelingaku. Kerap kali aku mendengar orang-orang mengatakanku sebagai tukang bully. Padahal aku merasa tidak pernah melakukan itu, apa karena aku berteman dengan Emerald dan Daniel yang memang terkenal sebagai tukang bully.
Tapi itu kan dulu, sejak aku berteman dengan mereka, aku tidak pernah melihat mereka melakukan perundungan di sekolah ini. Bahkan aku tidak pernah lagi melihat Bu Luna menghukum mereka.
Saat ini aku sedang menunggu Emerald yang berada di warkop dengan Daniel dan teman-temannya yang lain. Aku memutuskan untuk tetap disini karena diluar benar-benar panas. Lebih baik aku berada di kelas dengan AC yang menyala full. Selain itu aku juga tidak terlalu lapar, jadi aku memutuskan untuk menunggunya disini.
Saat sedang menyiapkan buku pelajaran yang akan dibahas sebentar lagi, aku tersentak kaget karena pintu kelas dibuka dengan sangat kasar dan dibanting begitu saja.
Yang lebih membuatku terkejut adalah karena pelakunya Emerald yang seragamnya berlumuran dengan darah. Darah siapa itu, apa Emerald baru saja mengalami kecelakaan.
Emerald berlari kearah Ryan dan dengan cepat melayangkan tinjunya kewajah Ryan. Ryan yang mendapat serangan tiba-tiba seperti itu, tersungkur tidak berdaya.
Emerald mengangkat sebuah kursi dan ingin kembali menghantamkan benda itu kepada Ryan, namun berhasil digagalkan oleh beberapa siswa laki-laki di kelas ini.
"Bajingan lo" teriaknya menggema di kelas ini
"Eral..." aku menarik tangan Emerald dan mengusap punggungnya. Jujur saja aku masih mencerna ini semua, apa yang sebenarnya terjadi, kenapa Emerald begitu emosi dengan Ryan.
Emerald melepaskan tanganku dan kembali menerjang Ryan yang bangkit dari lantai. Hingga membutuhkan sedikitnya lima orang untuk menahan tubuh Emerald. Emerald benar-benar terlihat seperti kesetanan kali ini.
"Ada apa ini ribut-ribut"
Seisi kelas ini tampak hening ketika Bu Anna datang ke kelas. Aku baru sadar kalau jam tambahan kali ini adalah pelajaran biologi dan guru yang mengajar adalah bu Anna.
"Kalian berdua ikut saya ke ruang BK, sekarang!"
Emerald berjalan mengikuti Bu Anna sambil berteriak kepada Ryan dan kalimat yang diucapkan Emerald membuat kami semua kebingungan.
"Gue pastiin lo habis sama gue setelah ini"
Sebenarnya apa yang terjadi, itulah yang terlintas dipikiranku atau mungkin dipikiran semua orang disini
*****
Setelah jam tambahan selesai, aku menghubungi ponsel Emerald, namun dia sama sekali tidak menjawab panggilanku. Apa dia masih di ruang BK dengan Ryan.
Aku mencari Emerald ke ruang BK namun aku malah menemukan Ryan bersama dengan seorang wanita yang sepertinya itu adalah ibunya keluar dari ruang kepala sekolah. Selain itu aku juga melihat Emerald yang keluar bersama dengan seorang wanita yang tidak aku kenali.
Darah yang menempel diseragam Emerald terlihat sudah mengering. Aku semakin bingung dengan apa yang terjadi.
Baru saja mereka keluar dari ruang kepala sekolah, Emerald sudah kembali ingin menghajar Ryan. Bahkan beberapa orang disini kesulitan untuk menahan Emerald. Hingga akhirnya wanita yang bersama Emerald tadi berteriak padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love (COMPLETED)
RandomBertemu dengannya bukanlah keinginanku, jatuh cinta padanya bukan pula kehendakku. Pertemuan yang tidak pernah kusangka-sangka akan menjadi sebuah perjalanan cinta yang tidak akan pernah aku lupakan. Menjadi cinta pertama untuknya adalah hal yang in...