OLIVIA'S POV
Aku benar-benar merasa bersalah dengan apa yang aku lakukan kemarin. Bagaimana mungkin aku lupa untuk memberitahu Emerald mengenai kegiatan kampusku.
Pagi ini aku sudah selesai bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Aku melihat live location yang dikirimkan Emerald dan bergegas turun ke bawah.
Yup... pagi ini aku akan berangkat bersama dengan Emerald karena kebetulan hari ini kami memiliki jam yang sama. Kemungkinan Emerald akan sampai lima menit lagi.
Aku berlari kecil menuruni tangga dan melihat kedua orang tuaku duduk di ruang tengah.
"Pagi sayang..." sapa Mama yang membuat hariku terasa ringan.
Aku lupa mengatakan pada kalian, sejak kejadian dimana Ryan dan teman-temannya hampir melecehkanku, Mama kini lebih menunjukan perhatiannya padaku. Entah aku harus bersyukur atau tidak dengan kejadian itu. Tapi aku benar-benar menyukai perhatian Mama padaku.
"Pagi Ma"
"Liv, kamu udah mau jalan?" tanya Papa tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ada digenggamannya
Aku kembali melihat lokasi Emerald yang sepertinya akan tiba sebentar lagi "Masih nunggu Emerald, Pa"
"Ya sudah kalau begitu, nanti saja setelah kamu pulang kuliah. Ada yang mau Papa bicarakan sama kamu"
Aku tidak menanyakan apa yang ingin dikatakan Papa karena kalau dia sudah mengatakan nanti, itu berarti nanti dan itu tidak bisa dibantah. Tidak lama setelah itu, Emerald sudah tiba di depan rumahku dan turun dari mobilnya.
Emerald kini berpamitan kepada kedua orang tuaku. Jujur saja, sampai saat ini aku masih terheran-heran dengan Emerald karena mampu membuat Papa yang sedingin es itu mencair.
"Kenapa tegang gitu?" tanya Emerald sambil memegang sebelah tanganku "Harusnya aku yang tegang karena ketemu Papa kamu yang super menakutkan itu"
"Gitu-gitu dia Papa aku, Ral"
"Jadi kamu kenapa?"
"Gak papa, cuma lagi mikirin sesuatu aja"
"Apa?"
"Bukan hal yang penting kok"
*****
Setelah jam pertama berakhir, aku memutuskan untuk pergi ke kantin dengan Giselle. Jujur saja aku ingin mengurungkan niatku karena kenapa kantin ini terlihat begitu ramai.
"Eh... lo mau kemana?" tanya Giselle yang menyadari gelagatku
"Rame banget, Sel"
"Yailah Liv, gue laper banget nih. Gue belum sarapan dari pagi dan ini udah jam 11 siang. Lo mau gue pingsan disini"
Dengan berat hati, akupun berjalan disamping Giselle dan mencari meja kosong yang bisa kami tempati.
"Liv..." panggil seorang laki-laki yang wajahnya sangat asing bagiku. Sepertinya aku tidak pernah melihatnya selama ini disini
"Tuh anak manggil gue?" bisikku pada Giselle
"Kalau gue lihat arah pandangannya sih manggil elo, Liv"
"Tapi gue gak kenal dia siapa"
"What?! Lo gak kenal dia siapa?" aku menggeleng pelan dan Giselle kembali berbisik padaku "Dia anak kedokteran yang populer seantero Universitas, Liv"
"Terus?"
"Dia manggil Lo, itu berarti dia..."
"Liv... kamu cari tempat duduk?" tanya seseorang yang sejak tadi kami gosipkan itu. Astaga... kenapa tiba-tiba dia berada di depanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love (COMPLETED)
RandomBertemu dengannya bukanlah keinginanku, jatuh cinta padanya bukan pula kehendakku. Pertemuan yang tidak pernah kusangka-sangka akan menjadi sebuah perjalanan cinta yang tidak akan pernah aku lupakan. Menjadi cinta pertama untuknya adalah hal yang in...