8

5.5K 502 22
                                    

OLIVIA'S POV

Riuh tepuk tangan dan sorak sorai terdengar setelah kami membawakan drama di pensi sekolah. Aku melihat Emerald yang duduk di paling depan dimana tempat itu seharusnya untuk guru-guru. Dia bertepuk tangan sambil melihat kearahku.

Bibirnya seakan mengucapkan sesuatu yang mengatakan 'you're amazing'. Apa dia baru saja memujiku. Aku hanya tersenyum kearahnya dan setelah tirai ditutup kami semua saling berpelukan karena drama ini berhasil tanpa kesalahan sedikitpun.

Tiba saatnya pengumuman peringkat kelas dan masih sama seperti sebelumnya, aku dan Emerald masih memegang juara satu di kelas kami masing-masing. Setelah mengumumkan itu, kini juara umum lah yang akan diumumkan.

"Ini momen yang selalu kita tunggu-tunggu. Siswa berprestasi di sekolah Persada Internasional"

Jujur saja aku tidak begitu berharap lagi, karena sudah tiga kali berturut-turut posisiku selalu sama. Tapi kali ini ada yang berbeda, Emerald ada ditempat ini. Seingatku anak ini tidak pernah hadir setiap pengambilan raport.

"Juara 3 umum adalah Ryan Danendra dari kelas XI IPA-2, Juara 2 umum adalah... bisa tebak semuanya?"

Beberapa orang langsung menyebut namaku. Bahkan mereka sudah hafal dengan semua ini.

"Tenang... tenang... Juara 2 umum kali ini berasal dari kelas XI IPA-4" seketika semua hening karena mendengar kelas yang disebutkan tadi "dia adalah Emerald Dimitri"

Semua orang disini seakan tidak percaya mendengarkan pengumuman itu, begitupun aku. Aku melihat kearah Emerald yang berjalan sambil tersenyum puas. Aku jadi semakin bingung dengan dirinya, bagaimana bisa dia tersenyum bahagia disaat peringkatnya turun.

"Dan Juara satu umum kita kali ini jatuh kepada Olivia Christabel dari kelas XI IPA-1, tepuk tangan untuk Olivia" Jujur saja aku benar-benar terkejut dengan semua ini. Aku? Juara satu?

Suara riuh tepuk tangan kini menggema diruang aula. Bahkan Emerald juga bertepuk tangan dan terlihat begitu bahagia.

*****

Apa aku harus senang atau sedih karena aku berhasil mendapat peringkat pertama. Tapi jujur saja aku merasa ada sesuatu yang janggal dengan semua ini.

Bagaimana bisa? Itulah yang selalu menggema di hatiku. Bagaimana bisa aku mengalahkan Emerald yang konon tidak terkalahkan.

Saat aku sedang berjalan menuju kelasku, aku melihat Emerald sedang berbicara dengan seseorang dan tidak sengaja mendengar percakapan mereka

"Mama gak marah nilai Eral turun?"

"Kenapa harus marah, sayang? Kamu udah gak sering bolos sama buat onar aja Mama udah senang. Mau berapapun nilai kamu di sekolah, kamu tetap anak Mama dan Mama bangga punya kamu dan kakak di dunia ini"

Jleb...

Kalimat yang dilontarkan Mama-nya Emerald benar-benar menusuk jantungku. Seandainya kedua orang tuaku bisa berpikiran yang sama seperti itu mungkin aku tidak akan menjauh dari mereka.

Tanpa aku sadari, air mataku menetes melihat kedekatan mereka berdua. Aku berjalan menjauh sebelum ada yang menyadari kalau aku menangis saat ini.

"Liv..." panggil seseorang dan itu sudah pasti Emerald "Liv, tunggu"

Emerald berlari kearahku dan mengucapkan selamat padaku

"Congrats ya, Liv. You deserve it" ujarnya seraya memelukku "Oh ya bentar, Ma... ini Olivia yang pernah Mama tanyain"

"Oh kamu Olivia yang pernah bantuin Emerald saat ketumpahan cat ya?"

"Ma... itu gak usah diingat-ingat lagi, Eral malu"

Last Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang