OLIVIA'S POV
"APA?!" ucapku ketika Emerald mengatakan kalau dia mendapat tawaran untuk bekerja di perusahaan milik Aurora "Sejak kapan dia nawarin kamu"
"Dari sebelum sidang" ucapnya ragu
"Dan kamu baru kasih tahu aku sekarang?"
"Ya... aku minta maaf, aku lupa Liv"
"Terus kamu udah terima tawaran itu?"
"Belum, aku kan mau cerita dulu sama kamu. Kalau kamu setuju..."
"Jadi kamu berharap aku setuju?"
"Ya bukan gitu"
Apa aku adalah manusia paling egois di muka bumi ini. Tapi untuk Aurora aku punya pengecualian tersendiri. Jujur saja aku tidak pernah khawatir apabila ada seseorang yang mendekati Emerald, karena aku tahu Emerald tidak mudah terpesona dengan siapa pun.
Tapi ini adalah Aurora, siapa coba manusia yang tidak terpesona dengan Aurora. Aku mengakui kalau paras Aurora sangatlah cantik dengan tubuh indahnya yang terlihat ideal. Dan belakangan aku juga mengetahui kalau mantan pacar Aurora juga seorang perempuan, jadi aku tidak ingin memberikannya kesempatan untuk menggoda kekasihku.
Meskipun aku tahu, level mantan pacar Aurora jauh diatas Emerald. Bukan berarti aku menganggap Emerald tidak pantas diperebutkan atau ah sudahlah...
"Gini Liv, aku akan terima tawaran itu kalau kamu setuju"
"Tante Claire tahu ini?"
"Mama udah tahu Liv, Ara sendiri yang bilang"
"Ara?"
"Aurora, aku panggil dia Ara biar simpel aja"
Kalau Aurora sendiri yang mengatakan ini pada tante Claire, ini berarti mereka berdua sudah saling mengenal.
"Ara itu anak dari temen Mama" ucap Emerald menjawab kebingunganku
Sepertinya tidak ada yang bisa aku lakukan untuk mencegah ini. Tidak mungkin Emerald harus menolak tawaran itu hanya karena aku melarangnya. Bagaimanapun juga, ikatanku dengan Emerald hanya sebatas berpacaran saja, tidak lebih.
"Tante Claire ijinin kamu?" Emerald mengangguk dan entah kenapa hatiku terasa sakit mendapati kenyataan ini.
"Tapi kalau kamu gak setuju, aku akan..."
"Aku setuju" ucapku yang membuat raut wajah Emerald menjadi penuh tanda tanya "Aku gak mau jadi penghalang untuk masa depan kamu nantinya"
"Liv..."
"Tapi kamu janji sama aku, jangan pernah macem-macem sama dia. Jangan ganjen jadi orang"
"Aku? Ganjen?" Emerald hanya tertawa
*****
Setelah lulus dan mendapatkan gelar sarjanaku, aku kini bekerja di kantor hukum milik Pak Greg, dosen pembimbingku dulu. Selain menjadi dosen, beliau juga seorang pengacara hebat dan sepertinya aku harus banyak belajar darinya.
Hari demi hari berlalu begitu cepat, kasus demi kasus kami selesaikan di persidangan dan semua dengan hasil yang sangat memuaskan.
"Saya memang tidak salah merekrut kamu di tim saya, Olivia"
"Terima kasih pak"
Pujian demi pujian selalu aku dapatkan, baik dari seniorku di kantor ini maupun rekan-rekan sepantaranku.
Hari ini aku memutuskan untuk langsung pulang ke rumah setelah memeriksa berkas yang begitu banyak, jujur saja ini benar-benar sangat melelahkan, namun entah kenapa aku begitu menyukai pekerjaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love (COMPLETED)
RandomBertemu dengannya bukanlah keinginanku, jatuh cinta padanya bukan pula kehendakku. Pertemuan yang tidak pernah kusangka-sangka akan menjadi sebuah perjalanan cinta yang tidak akan pernah aku lupakan. Menjadi cinta pertama untuknya adalah hal yang in...