41

2.8K 273 1
                                    

EMERALD'S POV

"Ral, akhir-akhir ini Mama lihat kamu uring-uringan terus. Kamu ada masalah?" ujar Mama memecahkan lamunanku

Benar sekali, akhir-akhir ini aku memang selalu uring-uringan. Bagaimana tidak, akhir-akhir ini aku selalu merasa kalau sainganku dalam hubungan percintaanku semakin banyak saja.

Apalagi sekarang ada mahasiswa kedokteran yang selalu terlihat disekitar kampus Olivia. Padahal gedung fakultas kedoteran dengan gedung fakultas hukum memiliki jarak yang lumayan jauh.

Tapi anak ini benar-benar getol sekali mendekati Olivia. Kalau saja aku tidak bisa menahan emosiku, mungkin aku sudah menghajarnya saat itu.

"Ral... kok malah bengong" Mama kini menepuk pundakku dan seakan tersadar aku hanya menggelengkan kepalaku "Mama gak bisa dibohongin loh sayang"

"Iya... iya... Eral cuma kepikiran sama Olivia. Akhir-akhir ini Olivia sibuk banget sama kegiatannya Ma dan sekarang banyak banget ada orang yang deketin Oliv"

"Ral... kamu gak bisa dong cemburu hanya karena Olivia sibuk dengan kegiatannya dan untuk orang-orang yang ngedeketin Oliv itu kan juga diluar kontrolnya dia. Jadi kamu tenang aja, kalau Olivia memang cinta sama kamu seorang, Mama yakin Olivia gak akan pernah lirik orang lain, meskipun orang itu lebih dari kamu"

"Iya Ma, Eral paham. Olivia juga bilang begitu tadi"

"Jadi sekarang gak ada uring-uringan lagi" aku mengangguk dengan semangat "Ya sudah, Mama mau mandi dulu. Lengket banget nih, kamu juga mandi sekarang, jangan nunggu malem, nanti malah sakit"

"Iya Ma"

Setelah memastikan Mama masuk ke kamarnya, aku kembali melanjutkan kegiatanku, yaitu melamun. Baru saja aku memikirkan Olivia, ponselku sudah bergetar. Apa itu adalah Olivia, kalau memang dia, ini berarti kami memiliki ikatan yang sama hehehe.

Ketika melihat nama yang tertera diponselku, aku sedikit kecewa karena ternyata bukan Olivia yang menghubungiku, melainkan Aurora. Untuk apa dia menghubungiku malam-malam seperti ini.

"Lo mau gue ngapain lagi, Ra?"

"Siapa juga yang mau nyuruh kamu, aku nelpon cuma mau tanya, kamu dimana sekarang? Kalau di rumah, bisa minta tolong keluar sebentar? Aku di depan rumah kamu"

"Ehh... lo ngapain disini?"

"Udah buruan, gak usah banyak tanya dulu" Aurora memutuskan panggilannya begitu saja. Dasar tidak sopan.

Aku segera berlari dan membuka pagar rumahku. Benar saja, mobil Aurora berada tepat di depan rumahku.

"Lo ngapain disini?" tanyaku ketika Aurora menurunkan kaca mobilnya

"Nih buat kamu" Aurora memberikanku satu kotak pizza yang aromanya benar-benar membuatku lapar

"Lo mau nyuruh gue apalagi kali ini?"

"Kamu jangan salah paham dulu dong, ini aku bawa pizza sebagai tanda terima kasih aku karena kemarin kamu udah bantuin aku"

"Tapi lo kan udah bayar gue, pakai duit lagi dan itu lumayan banyak"

"Kalau itu dari kantor, kalau ini dari aku" ujarnya sambil menunjuk pizza yang kini sudah ada di genggamanku.

Aku menoleh kebelakang ketika mendengar Mama berteriak dari dalam rumah. Sepertinya rasa penasaran Mama memang tinggi, karena kini dia berjalan kearahku.

"Siapa Ral? Kok kamu diluar? Itu Daniel? Kenapa gak disuruh masuk aja?"

"Ehh... dia udah mau pulang kok Ma"

Last Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang