OLIVIA'S POV
"Terserah..." ucapku yang membuat Emerald terdiam namun tetap melajukan mobilnya.
Cukup lama aku dan Emerald tidak saling bicara karena saat ini suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana tidak, sejak pagi tadi Bara selalu menghampiriku setiap ada kesempatan. Seperti tadi setelah kelasku selesai, dia menungguku di depan kelas dan memberikanku setangkai mawar dihadapan banyak orang.
Akhir-akhir ini Bara memang selalu menungguku di depan kelasku, entah darimana dia mendapatkan jadwalku karena dia selalu ada di depan pintu ketika aku akan meninggalkan kelas.
Awalnya aku ingin menolak bunga pemberiannya itu, tapi sudah satu minggu ini dia memberikanku bunga dihadapan seluruh mahasiswa di kelasku dan aku menolaknya. Namun bukannya menyerah, dia malah semakin gencar mendekatiku. Bahkan Giselle pun membisikan padaku agar aku mengambil bunga itu meskipun aku tidak menyukainya.
Katanya sih hanya bersikap sopan saja dan agar tidak menyakiti hatinya. Jadi mau tidak mau aku mengambil bunga itu dan menyimpannya di tasku.
Belum lagi kesalku pada Bara hilang, aku sudah melihat Emerald berbicara dengan seorang perempuan yang sepertinya pernah kutemui. Namun aku lupa dimana aku pernah melihatnya.
Hingga akhirnya aku mengingat perempuan itu adalah alumni di SMA ku dulu yang juga pernah mengobrol dengan Emerald di taman sekolah. Apa mereka seakrab itu, kenapa tadi Emerald sempat memainkan ponsel perempuan itu cukup lama.
Ditengah semrawutnya pikiranku, tiba-tiba saja Emerald menepikan mobilnya di pinggir jalan dan mengambil tas milikku yang kuletakkan di kursi belakang.
"Dari siapa?" tanya Emerald sambil mengambil setangkai mawar itu
"Bara"
"Jadi dia masih berusaha deketin kamu?" aku hanya mengangguk "Kenapa kamu gak cerita sama aku?"
"Gimana mau cerita, kamu aja sibuk keganjenan sama perempuan lain"
"Oh jadi ayang aku cemburu aku ngobrol sama Aurora" ujarnya meledekku "Liv, aku tadi cuma ngobrol biasa kok, kebetulan dia itu mahasiswa pasca sarjana di kampusku"
"Tapi kamu mainin HP..."
"Aku nagih janjinya dia tahun lalu" Emerald memotong ucapanku sebelum aku menyelesaikannya.
"Janji? Janji apa?"
"Dulu aku pernah cerita kan sama kamu kalau dia sering pacaran di taman sekolah dan pacarnya itu sering bolos lewat toilet cewek"
"Iya. Terus?"
"Nah aku pernah bilang ke dia, kalau seandainya aku ketemu lagi sama dia. Aku boleh lihat foto mantan pacarnya itu. Dan dia setuju. Jadi tadi aku manin HP-nya Aurora cuma buat lihat IG mantan pacarnya Aurora"
Astaga... bisa-bisanya aku kesal dengan Emerald yang bahkan sama sekali tidak melakukan apapun. Ini semua karena Bara yang merusak suasana hatiku.
"Jadi bunga ini?" tanya Emerald sekali lagi
Aku pun menceritakan semuanya kepada Emerald dan dia hanya tertawa menanggapi ceritaku. Apa ini lucu baginya, padahal aku ini kekasihnya. Seharusnya dia cemburu karena mengetahui ada orang lain yang berusaha mendekatiku.
"Kamu gak cemburu aku dideketin orang lain?"
"Emangnya kamu suka sama dia?"
"Ya nggak lah"
"Nah itu, alasan aku gak cemburu ya karena aku tahu kalau kamu gak bakal luluh hanya karena dikasih setangkai mawar gini doang"
"Maaf ya... harusnya aku gak bereaksi seperti tadi. Pasti Aurora ngira aku sombongnya gak ketulungan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love (COMPLETED)
RandomBertemu dengannya bukanlah keinginanku, jatuh cinta padanya bukan pula kehendakku. Pertemuan yang tidak pernah kusangka-sangka akan menjadi sebuah perjalanan cinta yang tidak akan pernah aku lupakan. Menjadi cinta pertama untuknya adalah hal yang in...