47-M

4.7K 305 27
                                    

disclaimer : skip dulu buat kalian yang puasa kalau buka ini pas jam puasa

.

.

EMERALD'S POV

Sudah satu bulan Olivia bekerja di kantor Mami-nya Daniel sebagai legal staff dan sepertinya dia sangat menikmati pekerjaannya. Hari ini aku dan Aurora harus menghadiri rapat penting yang membuatku tidak bisa menjemput Olivia di kantornya.

Tapi untung saja aku memiliki Daniel yang selalu bisa aku andalkan. Yup tepat sekali, anak itu juga bekerja di kantor milik ibunya, hanya berbeda divisi saja.

"Olivia apa kabar, Ral?"

"She's okay. Thank you karena berkat lo, Olivia punya tempat tinggal sementara"

"Olivia bisa tinggal disana sampai kapanpun dia mau, it's fine"

Setelah menyelesaikan semua pekerjaanku dengan Aurora, aku memutuskan untuk pulang. Jujur saja hari ini benar-benar sangat melelahkan. Ditengah perjalanan menuju rumahku, tiba-tiba saja aku merindukan Olivia. Sepertinya pikiranku memang sudah tidak bisa teralih ke lain hal lagi.

Dengan cepat aku melajukan mobilku menuju apartemen tempat tinggalnya sekarang. Waktu sudah menunjukan jam 10 malam. Apa Olivia masih terjaga, jujur saja aku sangat berharap dia belum tertidur.

Aku masuk begitu saja ke dalam apartemen Olivia karena aku memiliki kartu akses yang diberikan Aurora padaku. Sepertinya Olivia sudah tertidur, karena aku tidak mendapatinya berada di ruang tengah.

Aku membuka pintu kamar Olivia dengan pelan agar dia tidak terganggu dengan kehadiranku. Bisa-bisa dia terkejut dan mengira aku ini pencuri. Ternyata dia benar-benar sudah tertidur.

Aku berjalan perlahan menghampirinya dan membenarkan selimut yang menutupi tubuhnya.

"Aku gak tau bagaimana bisa aku begitu mencintai kamu, padahal dulu ketika pertama kali kita ketemu, aku benar-benar muak dengan kamu yang menjadi anak kesayangan guru BK"

"Aku juga bingung kenapa bisa jatuh cinta sama anak bandel seperti kamu sedangkan banyak siswa yang lebih baik dan sopan daripada kamu" aku terperanjat ketika Olivia membalas ucapanku. Jantungku benar-benar terasa mencelus.

"Kamu jangan ngagetin dong. Untung aku gak punya riwayat penyakit jantung"

"Harusnya aku yang ngomong begitu, kamu tiba-tiba ada di kamar aku dan pegang-pegang wajah aku. Kalau aku gak kenalin aroma parfum kamu, aku pasti udah teriak-teriak karena ada orang yang mau melecehkan aku"

"Hehe... maaf. Tadi aku mau langsung pulang, tapi aku kangen banget sama kamu jadi aku kesini"

"Jadi kamu dari kantor?" aku mengangguk "Kamu belum mandi dong?" aku kembali mengangguk "Iiihhh jorok banget sih, awas aja kalau sampai muka aku jerawatan gara-gara dipegang tangan kamu yang kotor itu"

"Yailah pegang dikit doang" ujarku seraya menoel pipi Olivia

"Mandi dulu gak sana"

"Iya... iya" aku berjalan sembari menggerutu "Galak banget sih"

"Aku bisa dengar Emerald"

Aku pun bergegas masuk ke kamar mandi dan membasuh badanku dengan air hangat. Ahhh... ini benar-benar menyegarkan.

Tok...tok...tok...

Aku membuka pintu kamar mandi ketika mendengar ketukan dari luar. Apa Olivia ingin bergabung denganku.

"Kenapa? Mau join?" ujarku seraya menaik turunkan alisku

"Dasar mesum. Aku cuma mau nanya, kamu udah makan apa belum?"

Last Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang