Sekarat

394 35 1
                                    

Noeul merasa bersalah sepanjang waktu, tapi dia selalu tersenyum di hadapan First. Ini hari senin, dan biasanya tidak banyak orang yang datang, sehingga mereka memiliki waktu untuk melempar lelucon konyol sepanjang waktu, mentertawakan satu sama lain. Tapi sebagian besar First lah yang berusaha menghibur Noeul, memberikan kebahagiaan palsu dan membuat Noeul melupakan semua hal yang membuatnya sedih.

Yang membuat Noeul lebih terkejut, masih ada seorang pria yang mencoba untuk mendekatinya hari ini, meskipun menghadap fakta Noeul terlihat sangat mengerikan. Noeul benar-benar menghargai saat seseorang yang sudi mendekatinya bahkan ketika ia tampak seperti setengah zombie. Namun Noeul tetap menolaknya, dan menawarkannya minuman gratis sehingga pria itu tidak akan merasa terlalu kecewa dengan penolakannya.

Setelah satu jam, Noeul terbiasa dengan musik keras dan kepalanya tidak sakit sebanyak awal shift nya, tapi rasa sakit itu sesekali menyerang. First menyadari hal itu untuk kedua kalinya, saat melihat Noeul harus berhenti membuat minuman, lalu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan napas perlahan sebelum dia melanjutkan pekerjaannya, dan sahabatnya tidak ragu untuk berlari ke ruang ganti dan membawa obat penghilang rasa sakit untuk Noeul, memintanya untuk segera menelannya dengan segelas air.

Selain merasa lebih lelah dari biasanya, Noeul masih baik-baik saja. Dia bahkan tidak merasa demam lagi, tapi First masih mengawasinya sepanjang waktu untuk memastikan Noeul tetap berdiri. Ada pertanyaan dalam mata First, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.

Untuk saat ini Noeul tahu bahwa First sangat ingin tahu apa yang terjadi kemarin, apa yang membuat Noeul terdengar sangat sedih. Sejujurnya, Noeul merasa tidak ingin membicarakannya, tapi First tidak akan membiarkannya, dan di atas itu, Noeul sudah berjanji pada First bahwa dia akan menceritakan semuanya hari ini setelah bekerja. Karena hari ini mereka bersama, First akan punya banyak waktu untuk menyuruh Noeul membuka rahasia.

Noeul tidak tahu apakah shift hari ini tampaknya berakhir lebih cepat karena dia setengah tidur sepanjang waktu, tapi dia bersyukur masih diberikan kekuatan oleh Tuhan. Dengan putus asa ia ingin segera pulang dan beristirahat. Meskipun perasaan yang menakjubkan ketika klub kosong dari orang-orang dan musik dimatikan tidak berlangsung lama.

" Jadi, tentang kemarin... ", First berhenti sambil melihat Noeul, membawa sapu untuk mereka berdua. Ia ragu-ragu sebelum memberikannya kepada Noeul. " Jika kamu masih nggak enak badan, aku bisa melakukannya sendiri ".

Tapi Noeul hanya memutar matanya dan mengambil salah satu sapu dari tangan First, meyakinkannya bahwa dia tidak akan mati karena bersih-bersih beberapa menit. " Bagaimana dengan kemarin? "

" Jangan pura-pura menipuku, Eul "

" Aku udah bilang... Makan malamnya menyenangkan, dan Boss bahkan mentraktirku dan mengantarku pulang ", ucap Noeul sambil menyapu lantai, bahkan tidak melihat First saat dia bicara. Dia ingin cepat menyelesaikannya dan sesegera mungkin pulang lalu mengubur dirinya dalam selimut hangat.

" Noeul.. ayolah... ". First menggeram dan mau tidak mau akhirnya bergabung dengan Noeul dan mulai membersihkan juga, tapi First tidak akan berhenti bertanya begitu saja. " Lalu kenapa kamu sedih? "

" Aku nggak sedih, aku hanya... Kecewa. Dan mungkin sedikit marah " Noeul sedikit mengoreksi kata-katanya. Namun, sahabatnya tidak terlihat percaya padanya.

" Apa yang telah Boss lakukan yang membuatmu marah? ". First terus mendesak, tidak membiarkan Noeul menghindari topik sebelum dia mendapatkan informasi yang ingin dia dengar keluar dari si brunet. Noeul tahu bahwa First melihat omong kosongnya.

" Dia mencoba menciumku setelah mengantarku pulang. Bahkan setelah aku mengatakan padanya kalau aku nggak akan berhubungan seks dengannya, dan si brengsek itu sudah berjanji untuk tidak mencoba melakukan apa pun! ". Noeul berseru dengan suara keras, mendapat tatapan aneh dari rekan kerjanya yang lain yang hendak pulang atau sedang dalam tugas pembersihan sama sepertinya di bagian klub yang lain. Setelah tidak ada yang memperhatikan, Noeul meneruskan dengan suara rendah dan menyuruh First demikian.

BELOVED ENEMY (BOSSNOEUL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang