Setelah makan malam, mereka melanjutkan pemberian hadiah yang terputus sebelumnya.
Ja memberi Peat buku memasak yang dia gunakan ketika dia sedang belajar memasak, karena sang resepsionis ingin menjadi lebih baik dalam memasak. " Memang nggak ada resep masakan mewah, tapi itu masih jadi buku masak favoritku karena ada dasar-dasar masak yang dibutuhkan untuk pemula ".
" Terima kasih, Ja. Aku tau kamu koki terbaik dan buku ini juga hal terbaik juga. Aku akan segera praktek dan menyimpannya dengan baik ", jawab Peat. Resepsionis itu berkaca-kaca lagi.
" Aku hanya membeli cangkir, Peat. Boss bilang kalau cangkir favoritmu pecah dan kamu nggak bisa menggantikannya karena itu dari ibumu. Tapi ini custom, sedikit mirip dengan milikmu yang lama. Semoga kamu suka ", ucap First sambil memberikan kotak dari kaca.
" Wah.. Ini mirip banget. Makasih ya ".
Yang terakhir adalah Boss. Pria tinggi itu tanpa babibu langsung memberikan satu set pakaian dari merek favorit Peat, tanpa membungkusnya. Namun Peat memang jarang kesana, karena harganya yang setara dengan gajinya setahun.
" Boss.. Ini... " Peat menganga menerimanya.
" Iya. Noeul yang memberitahu kalau kamu suka dengan merek ini. Jadi aku cuma bisa ngasih ini aja. Dan ada voucher untuk kamu beli jas disana juga "
Peat sudah hampir menangis sebelum Noeul menghampirinya. " Tapi setidaknya bungkus lah dengan kotak kado, Boss ", sahut Noeul.
" Terima kasih banyak, Boss. Makasih untuk kalian semua juga. Kalian bener-bener tau apa yang aku butuhkan ".
Setelah pemberian hadiah berakhir, semua kembali makan dan menghabiskan daging yang sudah di panggang. Peat juga kembali menyimpan hadiah-hadiahnya di dalam mobil dan kembali, dan saat itu semuanya sudah bersiap di depan api unggun.
" Ada apa ini? ", tanya sang resepsionis saat duduk di samping Pakfaii.
" Saatnya games oke. Gimana kalau kita main game pernah nggak pernah. Kalian tau kan? Salah satu dari kita ngasih sebuah pernyataan dan yang pernah silahkan angkat jari kalian satu persatu ". Fort yang pertama mengusulkan. Tapi semuanya terdiam. Karena permainan itu sama saja mengungkapkan rahasia tiap orang.
" Aku setuju! ", sahut Sunny tak lama kemudian. " Aku mulai duluan. Umm.. Aku pernah berhubungan seks dengan seseorang diranjang temanku ", sambil melihat sekeliling pada semua orang, matanya menyipit.
Dan tentu saja, pertanyaannya tidak polos.
Noeul terpaksa mengangkat salah satu jarinya, tersenyum bersalah pada First. Kedua mata sahabatnya itu langsung melebar, " Serius, Eul? Pasti selama kuliah kan? Ya Tuhan, gila kamu ya! ". First menggelengkan kepalanya, kecewa pada temannya. Tapi sebelum Noeul bisa meminta maaf, salah satu jari First juga naik.
" Kamu juga melakukan hal yang sama, kenapa kamu membuatku merasa bersalah?! " Noeul berteriak, melemparkan bungkus kosong bekas marshmallow ke arah sahabatnya.
" Tapi kamu nggak ada niatan untuk memberi tahuku! "
" Tapi waktu itu aku mengganti seprai dan semuanya! "
" Ini nggak membuat- "
" Oke, oke, aku selanjutnya " kata Fort sambil menunjuk dirinya sendiri dengan gembira sementara semua orang masih menertawakan pertarungan First dan Noeul. " Aku pernah berhubungan seks di depan umum "
Sekali lagi, Noeul mengangkat jari lainnya, mengerutkan kening pada Fort yang menyeringai padanya dengan licik. " Keparat, kamu tahu aku berhubungan seks di depan umum, itu sebabnya kamu mengatakannya! Kamu ingin aku kalah, kan?! "
![](https://img.wattpad.com/cover/345910930-288-k297084.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BELOVED ENEMY (BOSSNOEUL)
FanfictionSetiap orang di sekitar Boss selalu mengatakan bahwa cinta itu ada di sekitar kita, dan kita akan menemukannya, tapi mereka semua salah! Satu-satunya yang Boss temui adalah bajingan pendek yang menabrak Boss di suatu pagi dan menumpahkan kopinya saa...